Cahaya mulai menusuk Indra penglihatan si manis. Perlahan ia membuka kedua matanya. Ketika matanya mulai terbiasa ia melihat sosok wajah tampan sang mantan suami yg masih memejamkan matanya dengan begitu damai.
Seungmin memperhatikan setiap inci wajah hyunjin. Ia tidak berbohong, mantan suaminya itu memang semakin tampan.
Apa hyunjin sekarang sudah menemukan seseorang yg bisa mengisi hatinya?
"Sudah puas melihat wajahku?"
Seungmin membulatkan matanya lucu dan langsung membalikkan badannya memunggungi hyunjin.
"Selamat pagi. Tidurmu nyenyak?"
Seungmin menggigit bibirnya ragu untuk menjawab pertanyaan yg dilontarkan suara serak khas orang bangun tidur sang mantan suami.
"Pagi, cukup nyenyak"
"Baguslah. Mau sarapan apa? Biar aku memberi tau bibi song untuk menyiapkan sarapan untuk kita"
"Jangan. Biar aku saja yg membuat sarapan pagi ini."
Seungmin membalik tubuhnya lagi menghadap ke arah hyunjin yg sedang memasang senyum dibibirnya.
"Baiklah, lagi pula sudah 5 tahun aku tidak merasakan masakanmu"
Seungmin langsung bangkit dari kasur dan membenarkan selimut Felix yg sedikit tersingkap.
"Kamu bisa bertanya pada maid dimana letak dapurnya"
"Baiklah, jangan berisik. Felix dan jisung tidurnya sangat nyenyak"
Hyunjin menganggukkan kepalanya. Seungmin keluar dari kamar menutup pintu dengan perlahan takut membangunkan anak kembarnya.
"Selamat pagi tuan"
"Astaga"
Seungmin terlonjak kaget ketika mendapati seorang maid yg sudah berumur berdiri dihadapannya sambil tersenyum.
"Maaf mengagetkan anda. Saya bibi song kepala maid dirumah tuan hyunjin"
"Oh hai bibi song. Tolong panggil saja aku Seungmin. Boleh tunjukkan dimana dapur?"
"Dengan senang hati saya akan menunjukkannya tuan"
"Seungmin saja sudah cukup"
"Baiklah, mari ikut saya"
Seungmin mengekor dibelakang bibi song yg berjalan mendahului nya dan sesekali bibi song memberi taunya beberapa ruangan yg ada dirumah mewah hyunjin.
Seungmin melihat begitu banyak koleksi barang antik dan lukisan dirumah hyunjin.
"Tuan hyunjin belakangan ini suka mengoleksi barang-barang antik dan juga lukisan"
Seungmin menganggukkan kepalanya mengerti. Wajar saja jika banyak barang-barang antik dan juga lukisan disana.
"Oh iya, tuan hyunjin juga membuat ruang bermain untuk si kembar"
Seungmin berhenti sejenak. Lalu kembali melangkahkan lagi kakinya menyusul bibi song.
"Tuan hyunjin sangat mencintai anda dan si kembar. Ia lelaki yg hangat. Nah ini dapurnya, ada lagi yg bisa ku bantu?"
"Uhm biasanya hyunjin suka sarapan apa?"
Bibi song tersenyum maklum kepada Seungmin.
"Tuan hyunjin biasanya tidak pernah sarapan"
"Kenapa? Itu bisa membuatnya jatuh sakit"
"Karena tuan hyunjin membutuhkan orang seperti anda yg bisa mengatur hidupnya."
Pipi Seungmin memerah. Ia merasa tidak enak dan sedikit malu dengan ucapan bibi song barusan.