30. Flashback 2 // Uncomfortable truth.

2K 344 79
                                    


Karena banyak pro dan kontra antara Baejin sama Jeje adegan anu nya diperjelas atau ora usah, Aku putuskan diperjelas tapi engga detail banget wkwkwk

🔞Warn!!

Banyak adegan anu dan kekerasan .




.
.
.

".... Dan tadi terhitung satu."

Jeongin membolakan matanya. Detik kemudian Jinyoung mulai menubrukan belah bibirnya dengan Jeongin. Jeongin menangis. Air matanya jatuh tumpah ruah membasahi pipinya. Matanya terpejam erat merasakan lumatan dari lelaki diatasnya tanpa ampun.

Berkali kali tangan dan kakinya mencoba mendorong Jinyoung yang mengukungnya dengan kuat. Isakannya tertahan karena tersumpal mulut dari yang lebih tua.

Jinyoung terlihat sangat menikmati. Lidahnya menari bebas dimulut adiknya. Mengabaikan rasa asin dari air mata Jeongin yang menyelinap masuk kedalan celah mulutnya yang sesekali terbuka.

Jinyoung melepaskan ciumannya tanpa menjauhkan wajahnya membiarkan si kecil menarik nafas banyak banyak.

Jeongin terlihat kacau. Dan Jinyoung tersenyum puas.

"Bales ciuman aku," Ucap Jinyoung. Jeongin menggeleng dengan kencang.

"Nurut, sayang." ucap Jinyoung dengan mengusap surai adiknya sayang. Jeongin menangis tergugu memandangi Jinyoung diatasnya.

"Jeje mohon. udah ya,Hyung?" rengek Jeongin putus asa. Perlakuan Jinyoung benar benar diluar nalar.

Perkataan yang lebih muda sama sekali tidak diindahkan. Jinyoung mencumbuinya lagi.

"Buka mulutnya, Je." Titah Jinyoung pelan namun menuntut. Jeongin memejamkan matanya kuat kuat lalu menggeleng.

"Ngh!" Jeongin melengguh kala Jinyoung tiba tiba menggigit bibirnya dengan keras.

Tanpa membuang waktu, Jinyoung melesakan lidahnya dengan cepat.

Jeongin terus meronta dan menangis. Namun bagai secarik kertas melawan sebuah buku, Jinyoung benar benar tidak kewalahan dan dengan mudah mengunci pergerakannya.

Namun bukan Jeongin jika menyerah untuk melepaskan diri. Otak pintarnya memutar dengan sangat cepat mencari cara untuk bisa terlepas dari belenggu sang kakak.

Dug

"Akh!" rintih Jinyoung.

Jeongin dengan kencang melepaskan tautan mereka dan menubrukan kepalanya kearah hidung yang lebih tua. Jinyoung detik selanjutnya merintih linu dan memegangi hidungnya yang berdenyut luar biasa.

Darah segar mengucur dari hidungnya.

Tidak ingin membuang waktu, Jeongin memanfaatkan kesempatan dan menendang selangkangan Jinyoung.

Meskipun meleset, itu cukup bisa membuat Jinyoung merintih dan melepaskan kukungannya.

Jeongin dengan cepat turun dari tempat tidur dan berlari menuju ruang tengah mencari pintu keluar.

[1] Save Me • Hyunjeong || COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang