BAB DUA PULUH DUA

403 55 2
                                    

"jadi bagaimana kabarmu, sayang? Sudah mendingan?" tanya seseorang yang memasuki salah satu kamar di rumah sakit terbesar di korea.

"sedikit lebih baik. seohyun-a, aku bermimpi tadi ketika tidur, seperti biasanya." Adu yoona yang kini mendudukkan diri ranjang tidur rumah sakit.

" mimpi? Menyenangkan atau Buruk?" tanya seohyun yang kini duduk di sebelah yoona.

"tidak, namun menyedihkan, aku menikahi orang lain namun itu semua palsu. Dan itu terasa sangat nyata seohyun." Ucapnya yang kini secara tak sadar meneteskan air mata. "lihat, bahkan aku menangis lagi sekarang" ucapnya lagi yang kini berusaha menghapus air matanya.

Seohyun hanya menghela nafasnya, sudah sebulan dari kejadian dimana semuanya berubah, ingatan yoona sudah kembali, yuri mengatakan bahwa yoona kecelakaan, hingga koma beberapa bulan dan membaik sebulan kemudian, namun, kejadian dimana kehidupan yoona sebagai suami itu seakan mengikuti yoona dan memasuki mimpinya tiap malam, dan kali ini mimpi kejadian itu yang datang, seohyun berharap, ini terakhir kalinya kekasihnya itu memimpikan yang seharusnya tidak di alaminya.

"sudah tidak apa, hari ini kau bisa pulang, yuri oppa sudah mengurus semua, sebentar lagi dia datang, dan kita akan pulang" ucap seohyun.

"baiklah, aku akan bersiap." Ucap yoona.

"sayang" panggil seohyun "lupakan apa yang kau mimpikan selama ini, itu hanya bunga tidur. Okay?" ucapnya sambil memeluk yoona

"baiklah, aku akan melupakannya." Ucapnya yang kini tersenyum ke arah seohyun. "aku akan bersiap" ucapnya sebelum memasuki kamar mandi.

"seohyun-a" panggil yuri yang sudah berdiri di belakangnya, "jangan khawatir, dia tidak akan mengingatnya. Dokter yang mengatakan itu, dia hanya percaya kalau dia kecelakaan dan berakhir di rumah sakit. Jangan khawatir seohyun-a" ucapnya sebelum mengurus brang-barang yoona yang akan dibawa pulang.

"aku hanya khawatir" ucapnya lirih "bagaimana jika dia mengingatnya? Aku takut dia pergi lagi" ucap seohyun lagi.

"tidak akan, tenanglah, bersikap biasa" ucap yuri yang sudah membawa tas berisi baju-baju yoona.

"aku akan berusaha" ucap seohyun.

"seohyun?" panggil yoona "kenapa? Mengapa wajahmu murung? Apa yang kau khawatirkan?" ucap yoona yang menghampiri seohyun

"tidak ada, aku hanya senang akhirnya kau sudah sembuh" ucap seohyun

"tapi kenapa wajahmu murung?" tanya yoona lagi.

"tidak apa, sudah waktunya pulang, kajja" ucap seohyun menggandeng lengan yoona.

"kajja" ucap yoona yang membalas gandengan di lengannya.

****

"irene, bangun, sudah waktunya makan." Panggil seulgi yang kini memasuki kamar irene.

"morning, oppa. Lapar...." rengek irene yang kini mengangkkat kedua tangannya mengisyaratkan untuk digendong.

"kita makan ya" ucap seulgi yang menggendong irene untuk pergi ke dapur.

"hari ini sarapan apa?" tanya irene yang masih digendongan seulgi,

"tidak tau, kita liat nanti apa yang di buat oleh bibi di dapur" ucap seulgi yang kini mendudukan irene di tempat duduk khusus anak-anak.

"mommy? Daddy? Kok belum datang, sibuk lagi?" tanya irene yang melihat meja makan yang kosong seperti hari-hari sebelumnya.

"mommy masih tidur, masih capek, kita makan duluan saja. Okay" ucap seulgi menenangkan adik kesayangannya itu.

"daddy?" tanya irene lagi

"daddy masih pergi sayang, daddy masih sibuk, jadi kita makan berdua saja ya" ucap seulgi lagi yang kini duduk di sebelah irene

"selamat makan" ucap seulgi yang mulai menyuapkan makanan ke mulutnya begitu juga irene.

Para pelayan yang berdiri di samping mereka hanya merasakan iba melihat anak kecil itu, tak sampai hati melihatnya, juga merasa kasihan terhadap nyonya besar yang kini masih mengurung diri di kamar, tidak mau menjumpai siapapun, tak tau bahwa anak-anaknya mulai memiliki pertumbuhan yang cukup baik. Bisa dibilang, sudah beribu-ribu kali seulgi berbohong kepada irene, mommy yang sibuk dan daddy yang belum pulang juga karena sibuk, namun seulgi yang dulu juga tak begitu mengerti permasalahan orang dewasa hanya mengikuti ucapan tante jessica yang mengatakan seperti itu jika irene menanyakan,

Kini Seulgi juga sudah tau, apa yang terjadi, sering terbangun karena tangisan mommynya di malam hari, berteriak bahkan menghancurkan apa pun di kamar itu, bisa katakan tiffany depresi karna kejadian sebulan yang lalu, karena sebab itu, jika sudah malam, seulgi pergi menyelinap ke dalam kamar irene dan memeluknya menutupi telinga adik kesayangannya itu berharap tidak mendengar, tangisan mommynya yang sering memanggil nama daddynya yang pergi entah kemana.

"semua akan baik-baik saja seulgi, kau hanya perlu menjaga mereka. Itu janjiku kepada daddy. Tenang seulgi, kau pasti bisa" ucapnya menguatkan hati.

"oppa, kau kenapa?" ucap irene bingung melihat sang kakak tiba tiba berkomat-kamit seperti membacakan mantra, persis seperti nenek sihir yang di lihatnya di dalam buku dongeng yang seulgi bacakan.

"tidak apa, sudah siap makannya? Mau jalan-jalan hari ini?" tanya seulgi.

"jalan-jalan, mau" ucap irene semangat dengan mata berbinar-binar

"baiklah, bibi kim tolong bantu irene bersiap, paman kim kami mau jalan-jalan tolong siapkan mobilnya." Ucapnya yang kini mulai beranjak menaiki kamarnya dan mulai bersiap.

"mommy kami akan jalan jalan di taman kota sebentar, sarapan sudah siap mom, tolong makan dan sehatlah kembali, karna kami membutuhkan mommy, terutama irene mom" ucap seulgi di depan pintu kamar tiffany sebelum pergi bersama irene.

Sementara di dalam kamar itu, tiffany hanya terdiam dan mulai mennagis lagi. "maafkan mommy, maakan aku yoona, kembalilah" ucapnya lirih.

about you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang