Demi apapun pas nulis ini suasana hati aku lagi gak baik. Kakak kandung ku baru aja meninggal tapi aku gak bisa nangiiiiisss. Paham gak sih.
Akhirnya aku putusin untuk nulis.
.
.
.
.
.
.Pagi ini tepat pukul 7 sesuai perintah Alex, Salsa membuka matanya. Jagan sampai ia telat sedikit saja bisa bisa ia mengecewakan Alex lagi.
Pandangan pertama yang Salsa lihat saat membuka mata adalah Alex yang masih terlelap dengan posisi duduk di dekatnya. Ia mengedarkan pandangan rasanya tenggorokan nya sangat kering butuh cairan. Segelas air di atas nakas menarik perhatian Salsa namun sayangnya ia sulit untuk menggerakkan badan. Jangankan gerak berbicara terlalu banyak saja rasa perih kembali menyerang lukanya.
Mau minta tolong siapa sementara Rendra juga tertidur di sofa bahkan suara dengkuran nya mengganggu sekali. Mana tega Salsa Kalau harus bangunin Alex. Lelaki itu terlihat lelah sekali bahkan ia belum ganti baju dari kemarin karena saat ini Alex masih memakai baju putih sekolah dengan banyak nya bercak darah.
"Haus" cicit Salsa, terpaksa ia hanya bisa kembali terdiam sambil terus meneguk air liurnya dengan susah payah.
Salsa memejamkan mata sampai sebuah suara membuatnya terbangun.
"Nih"
Salsa cukup tersentak melihat Alex sudah duduk tegak dengan menyodorkan segelas air putih. Padahal kan tadi Alex tertidur pulas. Kenapa tiba-tiba ia sudah bangun dan segar. Apa mungkin tadi Alex mendengar nya berbicara. Jangan jangan sebenarnya tadi Alex sudah bangun tapi pura-pura tidur.
"Di minum apa disiram" wajah datar dengan suara tegas Alex membut Salsa tersadar dari lamunannya.
Siram? Lagi !?
Salsabila tersenyum kecut mengingat bagaimana dulu ia pernah telak disiram oleh Alex tanpa embel-embel di tanya kaya gini."Minum" ketus Salsa.
Alex membantu menaikkan brangkar tidur Salsa menjadi posisi sedikit duduk agar gadis itu lebih mudah untuk minum.
Salsa menyedot habis air yang ada di dalam gelas. Tenggorokan nya benar benar terasa kering dari kemarin pulang sekolah emang nya Salsa ada minum ? Pantesan aja haus banget.
"Dah" kata Salsa.
"Iyalah. Habis" decak Alex.
Salsa memutar bola matanya. Dasar si es batu. Udah dingin judes lagi. Nyakitin Abang tuh!!
Decitan pintu mebuat Alex dan Salsa melihat siapa tamu yang datang.
"Ayah"
Ayah tersenyum mendekati Salsa dengan diikuti ibu. Dengan refleks Alex pun berdiri memberikan kursi nya pada lelaki yang merupakan Ayah Salsa.
"Ibu"
"Ibu kangen Salsa. Kamu bikin ibu khawatir aja"
"Iya maaf Bu ehehe"
Ibu mengambil duduk di brangkar dekat tubuh Salsa. Ia memeluk anak gadisnya yang terlihat segar harini berbeda saat kemarin kondisi nya sangat menyedihkan.
"Salsa sayang ibu"
"Ah co cuit, ibu juga sayang Salsa"
Ardi yang melihat anak dan istrinya berpelukkan dan saling mengucap sayang pun tersenyum geli.
"Padahal biasanya kaya anjing sama kucing" tangan ayah menepuk pundak Alex yang juga ikut tersenyum dan mengangguk sopan.
Ibu dan Salsa hanya mencibik bibirnya.
Kini Ardi beralih pada Alex yang berdiri disebelah nya. Lelaki itu masih menggunakan baju sekolah, pakaian terakhir yang ia lihat tadi malam, seperti nya lelaki itu belum pulang atau sekedar membersihkan diri karena masih banyak bekas darah di baju putih nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You(COMPLETED)✔️
Teen FictionCOBA DI SCROLL TERUS YAH SOALNYA PART NYA TIBA-TIBA BERANTAKAN GITU. SEBELUM BACA LIAT JUDULNYA DULU DEH PERBAB. BIAR TAU URUTANNYA "yang Lo bisa apaan ?" Salsa tampak berfikir. "Ngejar-ngejar gue doang. Hah!!" "Hmm .. itu juga belum berhasil sih"...