Part 15 - Alasan Pasti

352 13 9
                                    


"Haha kok bisa Vero mau beliin lo eskrim?" tanya Aletta penasaran.

"Please"

"Gak usah bahas Vero bisa?" pinta Valerie kesal karena ia slalu di cocokin oleh Vero.

"Haha, kalau lo gak mau es krimnya kasih gue aja ya" ucap Aletta.

"ALETTA!!" teriak Valerie sambil mencubitnya.

"Bangkek, sakit woi" rintih Aletta kesakitan karena Valerie orang tergila cubit yang pernah ia temui.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu Bi?" tanya Vea yang ikut bergabung.

Aletta dan Valerie yang mendengarnya pun lansgung melihat ke arah Bianca.

"Tabrakan sama doi" jawab Aletta dan Bianca kemudian berdecak malu.

"Anjir serius lo Bi?" tanya Valerie tak percaya.

"Gak boong" jawab Aletta dan wajah Valerie seketika berubah menjadi datar.

"Beneran anjir, lo lihat aja si Bianca tuh. Padahal gue yang megang tangan Er.." belum selesai Aletta menyebutkan nama Ervan, Bianca lebih dulu menutup mulut Aletta.

"Jangan sebut merek" peringat Bianca dan Aletta pun tertawa.

"Gimana ceritanya woi?" tanya Vea penasaran.
Kemudian Bianca pun menceritakannya.

***

Ervan sudah kembali ke dalam kelasnya, di dalam Pak Jonas masih sibuk menjelaskan pelajaran.

Ervan pun duduk kembali ke bangkunya dan giliran Axel lah yang meminta izin keluar.

"Pak, sa.." belum selesai Axel berbicara Pak Jonas sudah memotongnya.

Ya, Pak Jonas tahu bahwa Axel ingin meminta izin ke toilet sehingga ia mengambil kesempatan ini untuk menyuruh Axel menjelaskan materi yang Pak Jonas tadi jelaskan.

"Ya nak, kamu jelaskan sekarang ke depan" suruh Pak Jonas, dan seisi kelas pun tertawa.

"Ta..pi Pak.." Axel berhenti berbicara, karena percuma saja ia melanjutkan ucapannya, toh ia juga pasti akan tetap disuruh menjelaskan.

Axel pun berjalan maju ke depan, kemudian ia menjelaskan materi yang Pak Jonas jelaskan. Sebenarnya ia mengerti tetapi ia malas sekali untuk menjelaskan.

"Nah, terus nanti di Revolusinya itu kayak.." Axel binggung bagaimana cara menyampaikannya.

"Kayak gitu lho, ngerti gak sih?" tanya Axel kesal sendiri dengan dirinya.

"Enggak" jawab semua murid di dalam kelas.

Jawaban itu yang Axel ingin dengar dari mereka. Dan darisitu ia mempunyai kesempatan untuk kabur.

"Pak, dengar gak tadi mereka bilang 'enggak'?" tanya Axel sambil memberitahu.

"Bagaimana sih nak, jadi kalian mengerti tidak?" tanya Pak Jonas yang mulai ikutan kesal.

"Ya udah sana kamu pergi, 1 menit" ucap Pak Jonas mengizinkan Axel pergi ke toilet dengan batasan waktu 1 menit.

"Buset, dia kira jarak toilet gak jauh apa" gumam Axel pelan dan ia pun pergi keluar.

Kalian tahu Axel pergi kemana? Yang jelas bukan ke toilet. Melainkan ia pergi menuju kelas Karlos.

Ia bosan jika harus belajar pelajaran sejarah ditambah lagi gurunya Pak Jonas. Beh.. rasanya ia ingin sekali mencaki-maki, membully dan segala macam.

MOROSIS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang