(6) Angkasa marah

1.7K 112 6
                                    

Sudah lebih dari satu jam, Bintang duduk didepan ruang IGD. Matanya sudah sangat berat karena mengantuk, akhirnya Bintang menidurkan dirinya di kursi panjang yang tadi dia duduki. Bintang langsung terlelap masuk ke dalam mimpi. Semilir angin mulai menerpa tubuh Bintang yang hanya terbalut seragam sekolah yang tidak terlalu tebal.

"Bintang." panggil suara berat dari laki laki yang sudah berdiri didekat pintu masuk ruangan.

"Bintang, Bin." panggil laki laki itu lagi mencoba untuk membangunkan gadis didepanya. Laki laki itu kemudian melepaskan jaketnya kemudian membalutkanya ke tubuh Bintang.

Setelah itu, laki laki itu bergegas masuk ke dalam ruangan untuk menemui adiknya. Ya, laki laki itu adalah Leon. Kakak kandung Langit. Leon masuk ke dalam ruangan, disana ada ayahnya dan Langit yang sedang terbaring dengan tanganya yang dibalut perban.

"Langit gapapa kan pah?" tanya Leon dan Vano mengangguk. "Dia baik baik saja, hanya tanganya saja yang kurang baik." balas Vano.

"Pah, ada temenya Langit di luar." balas Leon memberitahu ayahnya kalau ada Bintang di luar ruangan.

"Siapa? Kenapa ngga disuruh masuk? Kasian diluar." balas Vano.

"Bintang pah, dia tidur di kursi." balas Leon.

"Kenapa bisa? Bangunin dia terus kamu antar pulang, kasian dia pasti dicariin sama orang tuanya." balas Vano membuat Leon langsung mengikuti perintah ayahnya.

"Oke pah."

Leon mencoba membangunkan Bintang dengan menggoyangkan tubuh Bintang namun sepertinya Bintang sudah terlalu lelap dalam tidurnya membuat dia tidak terbangun. "Bin, bintang." panggil Leon namun Bintang tak kunjung bangun.

Leon menghela nafasnya dengan pelan, akhirnya dia membopong Bintang dan membawanya masuk ke dalam mobil. Leon mengantarkan Bintang untuk pulang ke rumah karena Leon takut Bintang dicari oleh orang tuanya. Setelah sampai didepan gerbang rumah Bintang, Leon mencoba mengetuk gerbang dan mengucapkan salam namun tak satupun orang membalas salam dari Leon atau membukakakn gerbang membuat Leon sedikit Bingung.

"Rumah segede ini ga ada orang satupun." gumam Leon.

"Kak Leon percuma." ucap Bintang dari dalam mobil yang tampaknya sudah bangun dari tidurnya. Leon sedikit terkejut karena dia sendirian disana, setelah mendengar ucapan Bintang, Leon langsung masuk ke dalam mobil.

"Emang kenapa? Udah pada tidur ya?" tanya Leon dan Bintang hanya mengangguk.

"Ayo kak ke Rumah sakit lagi aja." balas Bintang.

***

Suasana Rumah Sakit sekarang cukup sepi karena masih terlalu pagi untuk dikatakan pagi bahkan matahari pun belum terlihat sedikitpun. Bintang masih tertidur dengan posisi duduk dan meletakan kepalanya diatas tempat tidur langit dengan tangan sebagai bantalanya. Langit perlahan terbangun dari tidurnya dan terkejut mendapati Bintang yang tertidur dengan posisi duduk.

"Bintang." panggil Langit sambil mencoba untuk duduk dan melepas selang infusnya sendiri karena dia sudah merasa lebih baik.

Tanganya terulur mengusap rambut hitam Bintang dengan pelan, kemudian mencoba membangunkanya karena kasian. "Bintang, bin bangun." panggil Langit dengan suara pelan dan Bintang yang tidak tidur pulas akhirnya terbangun.

"Jangan tidur disitu, nanti punggungnya sakit." ucap Langit sambil mencoba turun dari tempat tidurnya.

"Langit lo mau kemana?" tanya Bintang.

Retain (Sekuel of Angkasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang