Awal kau hadir dalam hidupku, aku bersuka cita dan bersyukur pada Dzat Maha Sempurna yang telah menarik garis takdirku untuk bertemu denganmu. Aku menantimu telah lama, jiwaku hampir lapuk karenanya. Aku kesepian dan berteman dengan kesendirian. Aku selalu mengharapkan kehadiran seseorang. Siapa saja yang bisa ku ajak bicara dan ku jaga. Lalu kau hadir, dan dunia monokromku kehadiran warna baru yang tak ku ketahui.
Suara pertamamu seolah mengumumkan pada siapapun di dunia ini bahwa kau telah hadir. Kau telah disini. Kau siap untuk menjalani kehidupan ini. Aku datang menyambutmu. Membawamu ke dalam kedua tangan kecilku, memelukmu sebisaku. Jantungku bertalu-talu. Kupu-kupu di perutku berterbangan hingga ke paru-paru. Bumi ini baru memasuki musim panas, dan hadirmu semakin membuatnya hangat.
Di musim panas berikutnya, kedua kakimu telah kuat. Kau dengan berani mengujinya. Aku tak melihat keraguan di kedua matamu. Kau bertekad untuk tidak mundur, tidak peduli seberapa sering kau terjatuh. Kau sampai padaku setelah melalui perjalanan panjangmu. Aku selalu menantimu dengan kedua tanganku. Menangkapmu ketika kakimu akhirnya menyerah dan bumi menarikmu kepadanya. Aku bangga padamu. Aku berjanji akan selalu menangkapmu kapanpun kau akan jatuh. Jangan khawatir, aku tidak akan melewatkanmu sekalipun. Takkan ku biarkan dirimu jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wounds [DISCONTINUE]
FanfictionPerasaanku padamu lebih dari sekadar kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Aku menyayangimu seperti kamu adalah detak jantungku. Aku mencintaimu seperti kamu adalah jiwaku. Namun darah ini adalah kekang sejati dari semua perasaanku padamu. - In...