(11)

2.2K 268 4
                                    

---

Semenjak hari itu, aku jarang melihat dia lagi. 



Dia yang ku maksud adalah dia, V.



Aku bahkan tak ingat kapan terakhir kali aku memanggil nama itu. 



Hampir setiap hari aku berinteraksi dengan buku-buku tebal di mejaku. Entah berapa lembar kertas tertumpuk di atasnya. Ah, Aku bahkan terlalu malas untuk membereskannya. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari, aku melawan rasa kantukku. Aku lawan dengan segelas kopi, beberapa playlist dengan musik yang berirama energik, dan juga dengan membaca status teman-temanku di media sosial.



Taehyung juga sama.



Aku hanya bertemu dengannya saat bangun, saat hendak pergi, dan saat malam meski dia sudah lebih dahulu terlelap larut dalam mimpi.



Dia juga sibuk dengan pekerjaannya.



Pengunjung kedai tempat ia bekerja kini semakin banyak, itu karena Taehyung bekerja di sana. Aku rasa wajah Taehyung memikat hati sebagian besar pengunjung, terutama pengunjung wanita.

Taehyung sangat sopan dan ramah kepada para pengunjung, tak heran bila aku sering kali melihat ia berfoto atau sedang mengobrol dengan pengunjung yang sebagian besar adalah gadis itu.



Cemburu? Tidak. Sama sekali tidak.



Meski terkadang aku sedikit kesal karena Taehyung terkesan lebih mementingkan gadis-gadis itu dibanding aku.



"Padahal aku berharap Taehyung kembali, namun entah mengapa sekarang aku merasa menyesal sudah melakukannya."



---



Aku pulang larut hari ini, mau ke kedai Seulgi sambil mengerjakan tugas. Maaf ya, tae.



Satu lagi pesan yang berisikan suatu hal yang sama. Aku menatap layar ponsel itu hampa. Tatapanku teralihkan pada kursi kosong di seberang meja makan.



Makan malam kali ini aku kembali sendiri.



Aku kembali menghela napas berat. Tentu aku memaklumi Yejin dan kesibukkannya, tetapi bukankah ini terlalu berlebihan?



Ya, aku khawatir. Gadis itu adalah salah satu dari tiga orang yang aku percayai, selain Jin-hyung dan V.



V.



Aku tak tahu dia kemana. Dia menghilang begitu saja tanpa memberitahuku. Sudah cukup lama sejak terakhir dia menampakkan diri. Aku terkadang mempertanyakan ada apa dengan dirinya. Tak biasanya dia seperti ini.

Oke, mungkin dia memang tak muncul ketika tak ada tekanan dari apapun, namun tetap saja dia seharusnya mengatakan sepatah katapun padaku.



Ugh, Aku benci ketidakjelasan.



Terutama ketika aku melihat prakiraan cuaca hari ini. Pagi tadi, mereka mengatakan bahwa hari ini akan cerah sepanjang hari. Tak diduga, setetes demi setetes air hujan tampak turun dari langit. Semakin lama, hujan itu semakin deras.



Aku melirik derasnya hujan itu dari balik jendela persegi itu.



Gadis itu tiba-tiba terlintas di pikiranku. Yejin. Aku tak yakin dia membawa payung di tasnya. Rupanya, tebakanku benar, dia tak bawa payung.

Buktinya payung berwarna pink itu terletak di atas rak lemari kayu di sudut ruangan.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala. "Sudah kuduga."

Change | kim taehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang