Ethan memang hobinya balapan motor dan ketika pergi ke sekolah pun laki-laki itu tak bisa menghilangkan kebiasaannya hingga Aruna berteriak di telinga kakaknya langsung karena ketakutan dibawa ngebut.
"BANG!!" teriak Aruna nyaring.
"Berisik lo! Diem! Makanya jangan numpang sama gue!" ketus Ethan benar-benar merasa risih dengan teriakan adiknya––Aruna bukan hanya berteriak tapi jika memukulnya dari belakang hingga motornya sedikit oleng.
"Anjir! Gue aduin bokap lo anying!" Aruna masih terus berusaha agar Ethan mengendarai motornya pelan-pelan.
Bukannya takut––Ethan malah semakin menjadi––Ia begitu kesenangan melihat adiknya ketakutan seperti itu.
"Ih bangsat!"
Selang beberapa menit, akhirnya mereka sampai juga ketempat tujuan mereka yaitu sekolah.
Ethan sudah satu tahun bersekolah di sini sedangkan Aruna baru masuk ke sekolah––Ini hari pertama nya masuk ke Sekolah Menengah Atas.
Terlihat juga disana Aruna sedang memakai papan nama yang di kalung kan, dengan rambutnya yang di kincir dua––sesuai peraturan untuk hari pertama ini. Mungkin selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
"Buka buku lo!" titah Ethan sambil membuka jaketnya.
"Masih sempat-sempatnya lo kepo sama buku gue dalam keadaan gini?" Aruna membelalak tak percaya.
Ethan menoyor pelan kening adiknya. "Gue ini OSIS! Gue tau apa aja yang bakalan dilakuin murid baru!"
Aruna mengelus keningnya kesal. "APA?!" ketusnya tetapi sambil mencari bukunya lalu memberikannya pada Ethan.
"Ini! Tandatangan! Lo bakalan di minta buat ngumpulin tandatangan OSIS!" ketus Ethan sambil menyerahkan buku Aruna yang sudah ia tandatangan.
"Ih ngabut banget!" sahut Aruna sebelum memasukkan kembali bukunya.
"Udah sana lo cari temen buat tiga tahun kedepan! Gue sibuk mau cari mangsa!" Ethan turun dari motornya dengan gaya so-soan seolah semua siswi terkagum-kagum padanya tapi tidak dengan Aruna yang sudah tahu sekali sikap kakak laki-lakinya ini.
"Mangsa apaan maksud lo?!" ketus Aruna mencegah Ethan pergi.
Dengan santainya Ethan menjawab, "Cewek, gue lelah jomblo..."
"Dasar bangsat!" ketus Aruna meninggalkan kakaknya.
Anjir! Gue gimana ini? Kelas gue yang mana? Kenapa banyak banget orang sih? Kesel deh! batin Aruna mencerocos mencari teman.
Aruna mengerutkan keningnya––Disana ada satu perempuan bertumbuh mungil yang terlihat sedang linglung––Ia melihat name tag nya disana tertulis
Clara Agnesia
X MIPA 3
Aruna tersenyum karena perempuan itu sekelas dengannya, dan tanpa menunggu lama lagi Aruna segera menghampiri Clara.
"Hai..." sapa Aruna berdiri di samping gadis itu.
Clara tersenyum tipis––canggung lebih lebih tepatnya. "Hai juga..."
"Oh iya Clara, gue sekelas sama lo ya? Lo sebangku dengan gue yah?" ujar Aruna tanpa basa-basi dulu.
Sedangkan gadis itu mengernyit. "Kok tau nama gue? Terus kok tau kita sekelas?" tanya Clara terlihat bingung.
Anying bego apa gimana sih? Aruna membatin.
Aruna cengengesan namun terpaksa. "Papan nama mbak... Hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]
Teen FictionAruna seorang anak 'broken home' yang memiliki sifat bar-bar dan semaunya. Dirinya hanya tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya saja yang bernama Ethan. Mereka tak pernah memberikan perhatian lebih kepada Aruna hingga gadis itu selalu bertingka...