13

43 4 11
                                    

Keterdiaman Divan setelah acara perjodohan kemarin pertanda bahwa dia telah setuju untuk menikah dengan Angel. Begitulah yang dipikirkan Mama Divan. Hingga akhirnya hari ini Mama Divan meminta Divan dan Angel untuk mempersiapkan apapun yang menyangkut pernikahan mereka nantinya.

"Divan cepetan! Angel udah nunggu nih. Nanti keburu tutup tokonya!" Mama Divan berteriak dari lantai bawah. Sedangkan Divan terlihat sedang sibuk mengganti pakaiannya.

"Iya iya ma! Mana bisa tutup! Ini masih jam 8 pagi!" Divam berteriak jengkel dari arah kamarnya. Masalahnya dia telah dibangunkan mamanya saat dirinya sedang asik - asiknya berkelana di dalam mimpi. Padahal ini adalah hari liburnya, tetapi Mamanya malah memaksanya untuk menemani Angel mempersiapkan pernikahan. Dan apa tadi kata mamanya? Toko tutup? Yang benar saja! Ini masih terlalu pagi untuk ukuran jam tutup toko.

Dengan terpaksa Divan keluar dari kamarnya untuk menemui mamanya dilantai dasar.

"Ayo." Divan segera menarik pergelangan Angel untuk pergi meninggalkan rumahnya. Saat dia sudah memasuki mobil dan mulai menjalankannya, ia mendengar mamanya berteriak "hati - hati" dari arah rumah mereka.

"Apa kamu tahu? Kita harus membeli apa?" Dengan iseng Divan bertanya kepada Angel yang duduk di sampingnya.

"Mama sudah menuliskan semuanya di kertas ini." Angel menunjukkan lipatan kertas yang ada di tangan kanannya kearah Divan. Dan membuat Divan menggeleng tak percaya atas apa yang dilakukan mamanya itu.

"Baiklah apa yang akan kita beli terlebih dahulu." Divan menyerah, dia sudah menebak ini semua akan diatur oleh mamanya.

"Cincin." Angel membaca daftar pertama di dalam kertas tersebut.

Dengan segera Divan menancapkan gas menuju toko perhiasan.

Setelah sampai di toko perhiasan, mereka segera turun dan berjalan memasuki toko perhiasan.

"Mau yang mana?" Divan bertanya kepada Angel yang tampak melihat - lihat kaca etalase yang memamerkan berbagai macam cincin.

"Mereka untuk apa?" Angel menunjuk satu persatu sambil bertanya kepada Divan.

"Untuk dipakai di jarimu. Untuk pertanda bahwa kita sudah menikah." Setelah menjawab penjelasan dari Divan, Angel mengangguk paham dan memilih berbagai model cincin dan mencobanya berkali - kali. Bahkan hampir semua model cincin yang ada di dalam kaca etalase dicobanya satu persatu yang hasilnya membuat Divan dan pemilik toko tersenyum getir.

"Cepat pilihlah!" Divan sudah cukup gregetan akibat perilaku Angel.

Setelah mencoba semua model. Angel menjatuhkan pilihannya kepada sebuah cincin perak dengan satu permata kecil di tengahnya. Begitu sederhana dan biasa saja. Seketika pemilik toko merasa menyesal telah memperbolehkan Angel mencoba semuanya, dan akhirnya hanya memilih cincin biasa seperti itu.

"Kamu yakin?" Divan sebenarnya tidak ingin meyakinkan Angel. Tetapi sebaliknya, ia ingin Angel mengubah pilihannya saat didapati pemilik toko yang menatap tidak senang kearah Angel.

Dan tambah merasa bersalah lah Divan saat Angel menjawab dengan anggukan antusias. Dengan nada sungkan, Divan meminta pemilik toko untuk membungkus pilihan Angel. Setelah itu Divan segera menarik Angel untuk keluar dari toko perhiasan itu.

Tak hanya dalam hal memilih cincin. Saat memilih gaun pernikahan pun, Angel mencoba semua berbagai model dan pilihannya jatuh pada model gaun yang sederhana saja. Divan sangat jengkel melihat perbuatan Angel itu. Membuatnya malu! Divan adalah seorang pengusaha sukses, tidak menutup kemungkinan dia bisa membeli gaun atau perlengkapan apapun yang cukup mahal. Tetapi mengapa selera Angel nampak murahan dan seakan - akan menginjak harga dirinya yang merupakan seorang pengusaha sukses. Untuk persiapan pernikahannya kali ini benar - benar sangat sederhana dan biasa saja. Dan Divan tidak dapat menolak apapun yang menjadi pilihan Angel.

Persiapan pernikahan selesai.

To Be Continue....

Jangan lupa Vote dan Komentarnya yah...

Lia

The Girl of Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang