Chapter 21

751 28 0
                                    

Vanda sudah berbaring di kasur kamar nya. Setelah pulang dari acara traktiran Aurel dan diantar pulang oleh Revan. Iya Revan. Entahlah sudah berapa kali ia pulang bersama Revan.

Saat Vanda ingin memasuki rumahnya, Revan memanggil nya dan mengajak Vanda untuk menemaninya ke bandara, besok. Saat Vanda menanyakan Revan akan menjemput siapa, Revan tidak menjawabnya dan langsung menancap gas menuju rumahnya. Membuat Vanda penasaran. Sampai ia berbaring di kasurnya pun ia masih memikirkan hal itu.

"Bodo amatlah, ngapain gue pikirin." Setelah itu, Vanda mengambil handuknya dan berjalan menuju kamar mandi. Ia memilih membersihkan dirinya dengan air hangat.

Setelah mandi, ia mengganti pakaian nya, dan memilih memakai pakaian santai. 'Sekarang ngapain yaa?' kata Vanda dalam hati. Kaki nya pun berjalan menuju sudut kamar nya dan Vanda mengambil gitar kesayangan nya. Vanda pun memilih memainkan gitarnya itu. Nada - nada indah pun terdengar membuat Vanda merasa tenang.

Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia

Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Saat Vanda ingin melanjutkan nyanyi nya, terdengar suara ketukan pintu membuat ia harus memberhentikan aktivitas nya itu. "Vandaa!!" teriak seseorang dari luar kamar Vanda. Lalu Vanda berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu.

"Kenapa Bang?" tanya Vanda saat tahu yang mengetok pintu nya itu Abang nya. "Ikut gue yok," Vanda mengerutkan alisnya.

"Kemana?" tanya Vanda. "Ke cafe langganan gue," jawab Bang Laskar sambil tersenyum.

"Dasar jomblo. Makanya lo cari cewek sana. Biar gak gue aja yang lo ajak!" cerocos Vanda kesal. Vanda melihat Abangnya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Iya iya, gue siap - siap dulu." lalu Vanda menutup pintu kamar nya dan membuka lemari nya untuk mencari baju yang akan ia pakai. Vanda memilih memakai sweater berwarna abu polos dengan jeans hitam. Vanda membiarkan rambut indah nya itu tergerai. Tak lupa ia memakaikan bedak tipis di wajahnya dan memakai lipbalm di bibir mungilnya. Vanda mengambil hp nya yang berada di meja belajar nya dan memasukkan nya ke tas kecil yang ia bawa. Tak lupa ia mengambil sneakers putih kesayangannya.

Untuk terakhir kali nya ia bercermin lagi dan segera turun kebawah untuk menemui sang Kakak yang sangat merepotkan menurutnya. "Udah, Bang." ucap Vanda kepada Bang Laskar yang menunggu nya di kursi teras. "Udah yok langsung aja," Bang Laskar mengambil kunci motor nya dan memberikan helm kepada Vanda. Vanda menerima helm yang diberikan oleh Bang Laskar dan menaiki motor Bang Laskar. Akhirnya mereka berdua pun berangkat menuju cafe langganan Laskar.

Tak lama, mereka pun sampai di cafe yang Laskar maksud. Mereka memesan makanan saat sudah mendapatkan tempat duduk yang nyaman. "Lo pesen apa, Van?" tanya Bang Laskar kepada Vanda yang melihat daftar menu.

"Matcha latte aja gue," jawab Vanda sambil melihat Laskar yang berada di depan nya. "Matcha latte satu jus alpukat satu," setelah itu, petugas itu pun menuju ke belakang untuk membuat kan pesanan mereka.


Vote ! Vote ! Vote !
Tunggu kelanjutan nya

Shafa AS❤️

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang