Dua

32 6 24
                                    

Flashback...

Namjoon adalah tipe pria pekerja keras, kegiatan sehari-harinya adalah bercinta dengan berkas-berkas di kantor dan tidak jarang pula dia menghadiri rapat dari pagi hingga petang. Seharusnya saat ini dia sedang menlanjutkan S2-nya di Australia, negara impiannya untuk menimba ilmu namun dengan berat hati dia harus mengubur impiannya dalam-dalam karena ibunya memintanya untuk meneruskan mengelola perusahaan milik keluarganya. Masih segar di dalam ingatannya ketika Ibunya terkejut bahkan terguncang mana kala dia menemukan putera sulungnya yang menghilang selama dua minggu tepat sebelum pengangkatannya menjadi ahli waris perusahaan keluarga mereka. Kim Sunggyu yang selama ini dielu-elukan dan digadang-gadang akan menjadi seorang pebisnis yang sukses, ketika ditemukan oleh Ibu, tingkah lakunya berubah menjadi seperti seorang bocah kelas satu SD.

'Aneh, bukan?'

Namjoon yang saat itu menemani sang ibu mencari sang kakak, dibuat terkejut dengan kakaknya yang dirasa sangat berbeda. Dia ditemukan di pinggir jalan sedang menangis tersedu-sedu lengkap dengan celananya yang berbau pesing seakan-anak tersebut sedang tersesat dan sedang mencari jalan pulang ke rumahnya.

Ketika ibunya berseru memanggil nama anaknya yang tertua, yang dipanggil segera berlari dan memeluk ibu mereka dengan erat seakan tidak ingin berpisah untuk kedua kalinya. Mereka pun hanya terdiam dan berusaha mencerna situasi yang sedang mereka alami. Awalnya mereka pikir bahwa si anak sulung hanya bersandiwara agar terlepas dari kewajibannya, namun semuanya terpatahkan saat dokter kuarga Kim  mengabarkan berita buruk ke pada kami semua di Rumah Sakit. Ya, kami berdua segera membawa Sunggyu ke sana karena kami merasa ada yang aneh dengannya.

"Setelah melakukan test DNA dan test EEG, saudara Kim Sunggyu didiagnosis mengidap Leukodys Terminal, yaitu kelainan saraf yang umumnya hanya mempengaruhi bayi baru lahir. Pada penyakit ini pertumbuhan selubung saraf mielin terganggu sehingga menimbulkan gangguan di otak, sistem saraf dan tulang belakang."

Tutur dokter bermarga Choi itu menjelaskan.

"Tapi bagaimana mungkin ini terjadi pada anakku? Dia bukan bayi!"

Ibu Kim tidak terima dengan pernyataan dokter pribadi keluarga mereka yang dinilai tidak masuk akal.

"Tenangkan dirimu, Eomma! Dokter Choi tidak mungkin berbohong ke pada kita!"

Namjoon yang sedari tadi diam tak bersuara, akhirnya angkat bicara guna menenangkan ibunya yang saat ini sedang kalut. Awalnya juga Namjoon tidak percaya, tapi setelah mendengar penuturan dari dokter yang sudah lama bekerja untuk keluarga mereka, akhirnya sedikit mempercayainya meskipun dengan berat hati.

"Kasus serupa pernah terjadi di Inggris, Nyonya. Tidak hanya dialami oleh satu orang, namu dua orang sekaligus. Mereka adalah adik-kakak. Awalnya mereka memiliki kehidupan yang normal dan mereka memiliki pekerjaan, namun penyakit itu datang secara tiba-tiba di saat usia mereka sudah dewasa. Hal itu kemungkinan bisa terjadi karena dua orang yang membawa gen kemudian menikah dan memungkinkan anak-anaknya mengalami penyakit yang dimiliki orang tuanya. Jika kedua orang tua membawa gen resesif, maka keturunannya memiliki kemungkinan satu dibanding empat terserang penyakit itu."

Dokter Choi menghadap ke dua orang yang saat ini sedang dilanda kecemasan serta membacakan sebuah riset yang tertera di selembar kertas yang baru saja dia cetak dari printer.

"Apakah ada obat untuk penyakit itu? Aku akan membayar mahal dan melakukan apa saja demi kesembuhan kakakku", ucap Namjoon penuh keyakinan.

Ibunya pun melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh anak ke-4 nya. Tanpa risih, nyonya Kim bersimpuh di kaki dokter yang saat ini tengah menjelaskan situasi yang sedang dihadapi oleh anaknya.

"Tolong lakukan segala cara agar anakku kembali sehat, dokter", ucapnya putus asa.

"Bangun, Eomma... Jangan seperti ini!"

Namjoon berujar lirih seraya berusaha memapah orang yang sangat disayanginya itu yang saat ini masih betah bertahan dengan posisinya.

"Sayangnya sampai detik ini masih belum ada obatnya, Nyonya dan Tuan Muda. Transplantasi tulang belakang dapat menunda perkembangan penyakit dalam beberapa kasus. Perawatan lainnya juga dapat dilakukan untuk meringankan gejala dan mendukung pasien bertahan hidup. Namun itu semua tidak menjamin semuanya akan kembali menjadi normal."

Seketika dunianya janda Kim itu runtuh...

Bersambung...

Btw, kejadian ini beneran terjadi di Inggris. Jadi neneng ga sasal bikin, neneng reset dulu biar ga dianggap sotoy. Nah baru soal test yang dijalani sebelum mengetahui penyakit itu, neneng kembangkan dikit imajinasinya, biar nyambung gitu loh wkwkwkwk... Tolong hargai jerih payah neneng dengan cara menekan tanda bitang di pojok kiri bawah, terima kasih 💕

The Kims (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang