🏠LIVING TOGETHER: Jaehyun Jung

Chapter 2: My Life is Ruined in 3.. 2.. 1

Note: Y/N - Your Name

"J-Jung?!"

Laki-laki itu terdiam memperhatikan barang-barang bawaanku sebelum beralih menatapku.

Aku menelan ludahku. Meskipun ini juga kesalahkanku untuk tidak mencari tahu sebelumnya, tetapi mengapa ia tidak memberitahuku bahwa ia laki-laki?

Bagaimana jika ia memang sengaja mencari housemate perempuan... untuk
melancarkan tindak kriminal yang sudah ia rencanakan?

Mataku membulat oleh karena satu hal yang terbesit dipikiranku saat ini.

Jangan-jangan ia adalah lelaki...

"Cabul! Kau lelaki cabul!", aku menunjuk kearahnya seraya mundur beberapa langkah, menjaga jarakku darinya.

Ia menarik lengan kananku masuk ke dalam apartemen yang membuatku berteriak kecil, "Ah!", selanjutnya melakukan hal yang sama pada barang-barangku.

Setelahnya selesai dengan barang-barangku, ia membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekat padaku. Aku spontan menyilangkan kedua tanganku didepan dada, "Sudah kuduga! Kau cab-"

Kata-kataku terhenti saat ia menghentikan wajahnya tepat didepan wajahku, dengan jarak yang sangat dekat.

"Bisakah kau diam? Akan ada banyak orang yang akan menggedor-gedor pintu apartemen ini jika kau terus berteriak seperti itu.", ucapnya serius dengan memberiku tatapan dalam.

"A-anu.", seluruh ucapan yang hendak keluar dari mulutku hilang begitu saja.

Aku membeku, kami hanya terdiam dan saling bertukar pandang untuk beberapa saat.

Kumenelan ludahku seraya kembalikan seluruh kesadaranku lalu menolehkan kepalaku kearah lain, "S-sekarang jelaskan padaku! Mengapa kau tidak memberitahu sebelumnya bahwa kau laki-laki?!", aku menagihnya sebuah penjelasan.

Ia menjauhkan wajahnya dariku, "Mencari uang itu sulit, aku tidak akan memilih-milih siapapun yang akan menjadi housemateku-"

"-yang terpenting pengeluaranku sekarang menjadi berkurang."

"Jika aku memberitahumu bahwa aku laki-laki, kau pasti tidak akan mau tinggal disini."

Aku menarik nafas dalam-dalam, bersiap untuk mengoceh lagi. "Tenang saja, aku tidak akan berbuat macam-macam. Kau bukan tipeku.", ia berlalu meninggalkanku dan duduk santai pada sofa yang berada di ruang tengah yang tak terlalu besar ini.