[ 8 ]: Flashback 5

2K 200 66
                                    

Singto terus menyeret Krist ikut bersamanya, tak memperdulikan rontaan pria manis itu, Krist berusaha untuk melepaskan tangan Singto yang mencengkram pergelangan Krist, tetapi pria berkulit Tan tadi tak memperdulikan apa yang Krist lakukan, meskipun Krist terus meracau dan berteriak-teriak tidak jelas.

Terus di seretnya Krist mengikutinya sampai ke arah kamar mandi, mengisi bathtub mengunakan air dingin, melepaskan pakaian yang Krist kenakan lalu mendorong pria itu masuk ke dalam sana.

Sontak saja, karena itu Krist kaget dan gelagapan ketika tiba-tiba saja tubuhnya masuk ke dalam air dingin itu, Singto menarik tubuh pria manis tadi ketika melihat Krist hampir tenggelam.

Pria manis itu terbatuk-batuk ketika tidak sengaja tersedak air yang memasuki mulutnya. Kedua kelopak mata Krist menatap Singto dengan sayup sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Krist mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan begitu menyadari kamar mandi ini tidak asing untuknya, ini adalah tempat Singto.

"Phi Sing, ada apa?"

"Kau sudah sadar?"

"Hah? Memang aku kenapa?"

Sungguh Krist bingung, lalu menatap ke arah tubuhnya yang tidak berpakaian, tadi seingatnya Krist mengikuti Plustor yang mengajaknya pergi, anehnya kenapa Krist bisa berada di sini bersama dengan Singto.

"Kenapa? Untuk apa kau pergi ke kelab bersama Mond."

"Mond? Aku tidak pergi bersamanya."

"Masih mau menyangkal?"

"Menyangkal apa maksudmu? Aku tidak paham."

"Tidak paham? Kau pergi bersamanya, bahkan kau berciuman dengannya dan kau bilang tidak paham?"

Mendengar hal itu Krist kaget, sejak kapan Ia pernah melakukan hal seperti itu dengan Mond, pasti Singto salah paham akan sesuatu hal.

"Aku memang tidak pernah melakukannya."

"Benarkah? Lalu apa yang aku lihat tadi?"

Tangan Krist memijit pelipisnya karena merasa pusing, ada sesuatu yang tidak nyaman di perutnya dan juga pandangan pria manis tadi agak mengabur. Sungguh Krist merasa kepalanya sangat sakit, seperti mau pecah.

"Apa? Aku tidak mengerti."

Mendengar hal itu, Singto yang sedari tadi sudah kesal bertambah kesal, apalagi mengingat apa yang Plustor katakan padanya, membuat amarahnya memuncak, di seretnya Krist keluar dari dalam bathtub itu.

"Phi Sing lepaskan, sakit."

Singto tidak mendengarkannya dan terus menyeret Krist, tak memperdulikan jika tubuh pria manis itu kini terjatuh, Singto terus saja menarik lengan Krist, lalu melemparkan tubuh pria manis itu ke atas tempat tidur.

Krist meringis merasakan tangan dan tubuhnya yang sakit, begitu Singto mendekatinya Krist refleks berlari kabur, tetapi Singto tak membiarkannya, bahkan menghempas tubuh Krist di atas tempat tidurnya, memegangi kedua tangan Krist di atas kepalanya. Memastikan pria manis tadi takkan bisa kabur darinya.

Di ciumnya Krist dengan kasar, tak memperdulikan penolak pria manis itu, hingga Krist merasa seseorang yang kini bersamanya itu adalah sosok asing, bukan Singtonya.

"Phi jangan seperti ini, aku takut."

Tetapi bukannya, mendengarkan ucapan Krist yang memintanya untuk berhenti. Pria berkulit Tan tadi justru terus melakukan apapun yang dirinya mau, tak perduli dengan segalanya yang di katakan oleh Krist, bahkan teriakan kesakitan kekasihnya itupun.

Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang