Jangan lupa Vote+Coment kalian ya blurb blurb...!
Warning, Typo!
Happy Reading!!!!!
( ╹▽╹ )
Sharine tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Geraldo dan Sherene tiba-tiba berjaga jarak dengannya, bahkan Nicky pun tiba-tiba menghindari dirinya entah karena apa.
Radit? Jangan ditanya lagi. Sharine bahkan bingung harus memanggil Radit pacarnya atau bukan. 100% Radit menjadi orang asing untuknya saat ini.
Sharine mengurung dirinya di kamar yang terkunci, sambil memikirkan sesuatu. Gadis itu memeluk guling, dengan tatapan yang terus menatap bingkai foto keluarganya. Tanpa Lea.
Drrtttt...
Ponsel yang terletak di sampingnya bergetar. Sharine meraihnya dengan malas, kemudian mengangkat telfon dari Willy.
"Yo?."
"...."
"Hah?." Sharine membeo. Kemudian dia tergesa-gesa untuk turun dari kasur, lalu mengambil sesuatu yang berada di dalam lemari miliknya.
"Oke, oke, gue kesana sekarang juga!." Kata Sharine dengan nafas memburu. Gadis itu mematikan telfon, kemudian membuka koper yang dia ambil barusan di dalam lemari.
Koper itu bukan koper biasa. Benda tersebut hanya akan terbuka, saat Sharine memberikan sidik jarinya dan menekan kode untuk membuka kunci.
Gadis itu mengambil baju anti peluru yang berada di koper tersebut, beserta senapan yang akan digunakan nya saat ini.
Sharine mengambil kunci motor ninja miliknya. Berlari menuju lantai bawah, mengabaikan tatapan sinis yang di lemparkan keluarga untuknya.
"Mau kemana kamu, heh?." Tanya Adisa. Sekarang jam 8 malam, wanita itu takut Sharine akan berbuat macam-macam dan merusak nama keluarganya.
Sharine mengabaikan ucapan ibunya itu. Dia berlari ke garasi, mengeluarkan motornya.
"Dasar anak kurang ajar." Gumam Adisa.
Sharine menekan tombol klakson, saat melihat Reza yang sedang menunggunya di pinggir jalan. Mendengar bunyi tersebut, Reza langsung menyalakan mesin motornya dan mengejar Sharine yang sudah melaju jauh.
Sharine bisa saja, menghadapi musuhnya seorang diri. Namun, saat dia sedang membawa motor, Sharine tidak bisa menjamin. Musuh bisa saja menghampiri dirinya dan langsung menusuknya dengan benda tajam atau melakukan hal lain.
Sharine dan Reza memarkirkan kendaraan di sembarang tempat. Mereka tidak bisa parkir langsung di pabrik milik Sharine. Musuh berada disana, mereka bisa saja langsung menyerangnya saat mendengar kendaraan mendekat.
"Lo yakin mau turun ke medan perang langsung?." Bisik Reza, saat mereka sedang berjalan mengendap-endap mendekati gudang.
Sharine melirik Reza, "kalau gue diem, apa gunanya gue jadi ketua?."
Reza menggeleng, bukan itu yang dia maksud. Dia hanya khawatir dengan keselamatan Sharine. Sudah jelas, musuh hanya menginginkan kematian Sharine, bukan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
Teen FictionSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?