Namanya Ayuning Tyas. Mahasiswi jurusan kedokteran yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. Punya paras cantik, hidung kecil dan kulit kuning langsat membuat Ayu menjadi sosok yang menarik banyak perhatian. Terlebih dia sopan dan juga pintar.
Ayu adalah gebetan Koko sejak pertama kali masuk ke universitas Tokyo. Perempuan yang adalah seniornya tersebut membantu Koko selama tahun-tahun awal. Meski punya sifat yang kurang baik--terutama ketika sedang bersama teman-temannya--Koko selalu memastikan kalau imagenya tidak pernah rusak di mata Ayu. Dia akan terus menjadi adik tingkat yang manis dan lucu.
Dan seperti biasa, senyum bodoh akan muncul seketika diwajah Koko saat melihat Ayu melintas bersama teman-temannya. Sosoknya yang kalem dan santun membuat Koko sering tidak bisa mengalihkan perhatian.
"Are, kau tersenyum seperti orang gila lagi, Koko-kun." Laki-laki itu tersentak, menoleh kaget ke arah kanan dimana Naoki baru saja duduk.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Koko, salah tingkah.
"Ha?" gumam Naoki, mengalihkan pandangan ke penjuru ruang yang sedang mereka tempati sebelum menjelaskan, "tentu saja belajar. Memangnya apalagi yang kau lakukan di perustakaan?"
Koko tidak menjawab. Lelaki itu kembali menyangga dagu sambil melihat Ayu yang sedang memilah-milah buku. Naoki tampaknya tidak memperhatikan karena Si Rajin sudah terkubur di buku belajarnya.
"Kau ikut malam ini, kan? Kali ini acaranya di rumahku. Aku harap, lain kali kau akan membawa kami ke tempatmu. Kita sudah tiga tahun berteman, tapi kami masih belum tau dimana rumahmu. Kau tidak tinggal dijalan, kan?"
Ocehan Naoki terdengar sangat jauh di telinga Koko. Meski masih mendengar ucapan temannya, atensi lelaki itu tidak pernah berpindah sampai akhirnya Ayu keluar dari perpustakaan.
"Koko-kun? Kau mendengarku?" tegur Naoki, mengguncang lengan Koko sedikit.
"Iya," jawab Koko malas. Lelaki itu memperbaiki sikap duduknya hingga nyaman untuk dipakai membaca.
"Ada apa? Kau pendiam sekali hari ini?" tanya Naoki lagi.
"Aku tidak apa-apa. Aku akan ikut, seperti biasa. Dan, tidak. Aku tidak tinggal dijalan," cerocos Koko menjawab ucapan Naoki sebelumnya.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kegiatan malam ini kita lakukan di tempatmu saja?" usul Naoki bersemangat.
"Tidak." jawaban otomatis tersebut dibumbui ekspresi cemberut sebagai penegasan.
"Kenapa? Kau tidak menyembunyikan mayat perempuan di kamarmu, kan? Atau boneka seks?" ledek Naoki, bercanda.
Koko mendengus remeh. Mayat perempuan katanya? Boneka seks kayanya? Hah! Yang dia punya hanya seorang perempuan asing yang mengambil apartemennya!
OH! Kenapa Koko bisa lupa tentang itu? Bukankah dia punya rencana untuk menendang Ceunah dari apartemen? Wah! Mungkin Ceunah akan langsung pergi karena tidak tahan kalau melihat kegiatan rutinnya bersama Nao dan yang lain!
Patut dicoba! Tidak masalah membiarkan temannya datang. Asal mereka tidak menginap! Akan lebih bagus kalau apartemen menjadi kotor dan bau seks serta alkohol memenuhi ruangan!
"Hei, Nao," panggil Koko, tersenyum miring penuh kelicikan.
"Apa?" sahut Naoki, tidak mendongak dari buku yang sedang dibacanya.
"Kalian benar-benar ingin datang ke tempatku? Malam ini?" tawar Koko sambil meringis lebar. Akhirnya Naoki mendongak, matanya melotot tidak percaya.
"Apa? Kau serius?" desisnya kaget. Koko mengangguk menanggapi.
"Kita bisa beli beberapa hal lagi sebelum pergi. Asal kalian tidak menginap, aku tidak masalah!" ucapnya, merangkul pundak Naoki sok akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}
ChickLitMature content!!! Apa kamu percaya mitos?