Jarak kantor dengan Rumah Pak Robi sebenarnya tidak terlalu jauh sama - sama daerah Jakarta Selatan. Hanya saja pulang kerja seperti ini, macet luar biasa yang membuat perjalanan begitu jauh tidak sampai - sampai.
"Akhirnya sampai juga Na, Lu mau mau ikutan masuk apa enggak. Atau nungguin di mobil."
"Tega Lu Din, ya ikut masuklah. Pegal nih badannya pengen rehat bentar di rumah Pak Bos. Sekalian mau kenalan sama keluarganya."
"Oke, tapi setelah lihat istrinya jangan ledekin dan samain ma Gua ya. Bedalah. Soalnya istri Pak Robi blasteran Indo Kairo, cantik banget wajahnya. Tinggi lagi. Sudah memiliki anak empat tapi badannya tetap langsing."
Mendengar penjelasan Dinda ada rasa cemburu didalam hati, ah buat apa aku cemburu toh Pak Robi juga tidak menanggapi aku. Meskipun sebenarnya rasa mengagumi bahkan sampai sangat menyukai Pak Robi hanya bertepuk sebelah tangan.
Aku memperhatikan setiap sudut rumah Pak Robi. Rumah bernuansa putih emas, dengan halaman penuh tanaman bunga dan tabulapot (tanaman buah dalam pot) tersusun rapi, rumah cukup megah, mewah. Membuatku semakin ingin memiliki Pak Robi, ingin berada didalam rumah ini, dan menggantikan peran istrinya.
Fikiran jahat yang selalu menghantui otak nakalku. Aku ingin menjadi istri keduanya, aku ingin memilikinya.
"Ting Tong..."
"Assalamualaikum... Tante.. ini Dinda tante."
"Wa'alaikumsalam, eh Dinda. Silahkan masuk ya Dinda, eh bawa teman ya kesini. Mari masuk mbak. Silahkan duduk. Maaf rumahnya jelek, berantakan. Soalnya anak - anak belum pada tidur, jadi rumahnya agak berantakan."
"Ya ampun Tan, rumah rapi gini dibilang berantakan. Bagaimana kalau rapi. Rumahnya nyaman banget ya Tante. Interior rumahnya nuansa timur tengah, bagus sekali Tante. Oh iya salam kenal Tante, saya Liana temannya Dinda. Rekan satu kerjaan dan sudah Lima tahun bekerja dengan Pak Robi. Baru pertama ini lihat Tante eh Ibu, padahal sudah bekerja dikantor Lima Tahun."
"Kalau diluar kantor panggil Tante saja tidak apa - apa, tapi kalau di Kantor atau bertemu saat dengan Bapak baru panggil Ibu ya. Iya nih Tante jarang bahkan tidak pernah ke kantor. Soalnya kegiatan Tante sudah padat sekali. Tante kan ada bisnis juga, bisnis butik busana Muslim, bisnis kuliner Timur Tengah, dan bisnis Tour dan Travel Haji dan Umroh. Ya namanya banyak anak banyak rezeki, dan banyak anak harus punya persiapan banyak untuk masa depan mereka. Tante dan Om sudah merencanakan ini semua sewaktu perusahaan Om masih kecil dan belum berkembang sampai sekarang."
Aku hanya mendengarkan dan mengagumi Wanita Shalihah ini. Ya meskipun aku tidak menyukai gaya berpakaiannya yang menggunakan baju muslimah yang kebesaran, hijabnya menyerupai gorden panjang, baju gamis yang terseret ke lantai.
Beruntungnya wanita itu memiliki paras cantik seperti wanita arab, dan tingginya hampir sama denganku. Namun dimana bentuk keindahannya, bahkan lekukan tubuhnya tak terlihat olehku tertutup dengan gaun yang ribet seperti itu.
Semakin ku menatap wanita itu semakin lama ada rasa cemburu yang begitu hebat. Jika karena wanita ini Pak Robi bahkan tak peduli denganku. Aku akan membuat Pak Robi bisa lebih peka, dan membalas cinta yang terpendam sejak lama.
Akhirnya aku bisa keluar dari tempat ini, tempat dimana aku menginginkan berada tinggal disana. Tempat dimana aku ingin menggantikan posisi wanita itu. Kami segera mengundurkan diri dan kami pun segera berlalu meninggalkan rumah mewah Pak Robi.
"Gimana Na, istri Pak Robi cantikkan. Aku pernah tinggal dirumahnya dan melihat dia melepas hijabnya. MasyaAllah cantiknya bagai bidadari. Rambutnya panjang hitam, Lurus, tebal, kulitnya putih sekali, aku dan tante ku ini bagaikan bumi dan langit. Pantas saja Pak Robi tidak pernah berpaling dari Tante Zahra, sudah cantik, baik, ramah, pandai berbisnis pula. Kata Nyokap Tante Zahra kriterianya mirip istri Nabi Muhammad SAW yaitu Khadijah, wanita Sholiha, cantik, pintar, pandai berbisnis lagi. Benar - benar Om Robi berjuang buat dapatin Tante Zahra ini. Maklumlah dia lama tinggal di Kairo ditempat orang tuanya yang kebetulan Bapaknya atau kakekku ini orang Kairo. Sedangkan Ibunya kebetulan adik dari nenek kandungku. Mereka sudah lama tinggal disana. Sampai akhirnya ya ketemu sama Om Robi waktu beliau kuliah S2 di Kairo, dan mereka nikah muda meskipun begitu Tante Zahra agak menunda kehamilannya menunggu Om Robi menyelesaikan studinya."
"Oh begitu ceritanya, udahlah Din pusing Gua dengerin Lu. Jadikan ke Nyai Juminten. Dah ga sabar Gua mau kesana."
"Jadilah, ga jauh rumahnya dari sini. Biar sejalan pulang juga sekalian anterin Gua pulang ya.."
Selama di perjalanan Dinda banyak menceritakan pertemuan singkatnya dengan Nyai Juminten. Entah dari mana muasalnya Mamanya Dinda bisa bertemu dengan Si Nyai.
Katanya tepat Tiga tahun yang lalu Dinda diajak berkunjung kerumah Nyai untuk membuka Cakra Aura yang ada di tubuh Dinda, agar Dinda tampak sedap dipandang mata, banyak lelaki yang tertarik padanya. Karena dari ke dua saudara kandung Dinda, hanya Dindalah yang kurang beruntung baik secara fisik, maupun masalah percintaan.
Ke dua kakak kandungnya Mbak Dewi sudah berumah tangga dan Mbak Nana sebentar lagi akan menikah, sedangkan Dinda masih tetap sendiri tanpa ada pasangan.
Dinda pun menceritakan sebelum Cakra Aura dibuka dengan Nyai, lelaki yang mendekat selalu terlihat mudah bosan dan tidak tertarik jika berdekatan terlalu lama dengan Dinda. Ternyata setelah dilihat Nyai di mata Dinda ada ketempelan jin wanita, yang akan terlihat sangat marah jika dia berdekatan dengan lelaki.Semenjak Jin Wanita itu di buang, dan dibuka kembali Cakra Aura mulai terlihat jika banyak lelaki yang tergila - gila dengan Dinda. Dinda yang dulu dicampakkan, sekarang dipuja - puja. Bahkan banyak yang ingin mengajak menikah, tapi ya dasarnya saja Dinda masih ingin main - main. Belum ada niatnya serius untuk menikah. Ya mungkin karena usianya baru 25 tahun, fikirannya belum sampai sana.
"Na, kamu tau Doni kan.. yang kamu kesal karena Doni dapat pekerjaan seperti itu dan seperti tangan kanannya Pak Robi. Doni itu anak sulungnya Pak Robi. Gak ada yang banyak tahu soal itu, karena Pak Robi merahasiakan dari karyawan kantor. Ya Cuma aku, dan sopir Pak Robi saja yang tau. Makanya dia sering ikut kemana Pak Robi pergi. Dan katanya sih setelah Doni menyelesaikan S3 perusahaan akan dialihkan ke Doni loh. Lah gimana lagi anak sulung cowok yang jenius banget, usia 25th sudah mau menyelesaikan S3, memang buah jatuhnya gak jauh dari pohon ya Na, sama seperti Pak Robi usia 22th sudah menyelesaikan S2, dan menikah dengan tante Zahra tanpa adanya pacaran, lalu Pak Robi melanjutkan S3 sambil belajar bisnis dengan rekan kerjanya. Meskipun mengalami kegagalan. Pak Robi tidak putus asa, kembali pulang ke Jakarta, memulai bisnis baru ini yang tidak menyangka sudah berjalan 15 tahun, dan mengembangkan banyak bisnis - bisnis yang baru bersama Tante Zahra. Dengar kabar nih Pak Robi akan memegang kantor cabang yang baru di Bandung bersama anak ke dua Pak Robi si Melly usia 23, anak ke tiga Della usia 21 tahun ikut si Tante di restorannya itu soalnya anak ke tiga baru menyelesaikan study Chef di Italia, dan si bungsu Edo yang masih balita, dia masih usia 5 tahun, gak tau nanti dia mau ikut bisnis siapa. Soalnya si Edo jaraknya jauh banget dari kakak - kakaknya."
"Ha, serius Lu Din. Pantas saja, lima tahun ku bekerja disana jabatan untuk Doni tidak pernah digantikan. Gua kira dia Cuma kerja sebagai sekretaris pribadi, gak taunya ya dia memang pemegang ahli waris Pak Robi. Beruntung ya Pak Robi anak - anaknya cerdas dan bisa diandalkan untuk penerus bisnis Orang Tua."
"Tapi Lu diam - diam saja ya, soalnya kalau sampai bocor Gua dipindahkan sama Om ku ini di Bandung. Ih gak maulah, disini dah nyaman dekat sama Nyokap juga."
"Iya, beres..!! Eh mana nih rumah si Nyai, yakin masuk daerah perumahan elite ini."
"Iya Na, meskipun dia orang pintar. Rumahnya gak seperti rumah Dukun yang seram - seram gitu. Dari luar penampilan biasa saja. Tapi kalau sudah masuk ruangan ritualnya, baru kerasa deh. Ini Na, masuk gang Jambu cari nomor 456 E."
KAMU SEDANG MEMBACA
PELET
Mistério / SuspenseKetika cinta merasa bertepuk sebelah tangan terkadang hati dan fikiran akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Bermula dari persahabatan Liana dan Dinda, sampai akhirnya Dinda menceritakan pengalaman mistisnya bertemu dengan wanita sakti be...