Ada banyak cara Tuhan untuk ngasih kita pelajaran, mulai dari kebenaran yang terungkap secara nggak sengaja sampai kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. Ada nilai dari setiap kejadian yang biasanya justru nggak kita sadari. Setiap ada satu hal yang membuat kita kesal, yang kita fokuskan hanya merasa marah dan mengeluh aja, padahal, kalau kita mau duduk tenang dan merenungkan, pasti ada aja hal yang bisa ambil hikmahnya dan kita pelajari dari setiap kejadian yang udah kita alami. Begitu juga dengan hubungan kita yang kandas di tengah jalan itu. Daripada terlalu menangisi, mari kita mulai merenungkan pelajaran apa aja sih yang mau Tuhan sampaikan ke kita lewat kejadian yang menyedihkan ini?
1. Temukan arti dari pengalaman
Setiap hal yang terjadi selalu menyimpan hal baru yang selalu bisa kita pelajari. Misalnya, suatu hari yang hujan, kita mau pergi ke sekolah atau kampus lewat jalan A, ternyata di tengah jalan kita dihadang banjir. Maka lain waktu, saat hujan dan kita mau ke kampus, kita akan ingat untuk nggak lewat jalan A lagi. Sebab kita belajar dari pengalaman terdahulu bahwa kalau saat hujan, jalan A bisa kebanjiran dan kita nggak mungkin bisa lewat sana untuk sampai ke sekolah atau kampus.
Sederhananya seperti itu yang diajarkan oleh pengalaman ke dalam hidup kita. Seburuk-buruk pengalaman, selalu ngasih pelajaran dan makna yang bisa kita renungkan.
Nah, sekarang coba luangkan waktu sebentar. Pikirkan kembali apa yang telah terjadi dan apa saja yang telah kita lakukan selama pacaran sama si mantan. Renungkan hal-hal yang sebelumnya nggak pernah kita perhatikan. Koreksi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan dan mulailah memperbaiki diri. Kalau misalnya dulu saat berpacaran kita sering berantem sama pacar karena dia nggak suka kalau kita terlalu posesif dan terlalu cemburuan, nah, mulai sekarang latih diri sendiri untuk nggak terlalu berlebihan menanggapi rasa cemburu. Atau misalnya, saat berpacaran dulu kita mudah banget ngambek sama pacar, kali ini belajarlah untuk lebih dewasa dengan bersabar.
Kenalilah karakter diri sendiri. Ubah yang buruk dan pertahankan sifat yang baik. Misalnya pas udah pacaran kita jadi jarang ngeluh dan lebih sering beryukur, maka pertahankan sikap yang seperti itu. Atau dulu waktu pacaran kita jadi lebih terbuka dengan pendapat orang lain, jadi lebih rajin beribadah, jadi lebih rapi dan lebih bersih penampilannya, maka jangan hilangkan kebiasaan baik itu. Jadikan kejadian yang menyakitkan itu sebagai cermin untuk memperbaiki hal yang buruk dan mempertahankan hal yang baik.
2. Refleksikan Hubungan
Setelah merenungkan hal-hal yang udah kita lakukan selama berpacaran dengan si mantan, buatlah standar baru untuk memulai suatu hubungan yang lebih baik.
Misalnya, saat berpacaran sama si mantan dulu kita sering mendengar kata-kata yang nggak pantas untuk diucapkan, kayak umpatan, panggilan yang sama sekali nggak menghormati kita, atau kata-kata kotor yang bikin kita risih mendengarnya, nah, saatnya kita bilang makasih sama mantan karena membuat kita tahu perlakuan macam apa yang pantas untuk kita terima dan mana yang nggak pantas kita terima. Maka, saat akan menjalin hubungan yang selanjutnya, masukkan "Bertutur kata lembut" sebagai tambahan dalam daftar kriteria pacar idaman. Carilah orang yang cara ngomongnya sopan dan bikin nyaman supaya kejadian lampau yang bikin kita risih nggak terulang lagi.
Atau kalau misalnya selama berpacaran dulu kita ngerasa bahwa pendapat kita nggak pernah didengar padahal kita adalah tipe orang yang suka bertukar pikiran dan berdiskusi, maka sekarang saatnya kita mulai mencari orang baru yang open-minded, yang mau menerima pendapat orang lain dan enak diajakin diskusi.
Atau juga misalnya kita punya hobi nulis dan dulu si mantan suka ngambek karena kita tinggal nulis, maka tambahkan "punya hobi yang sama" dalam daftar kriteria pacar idaman kita.
Ingatlah kembali hal-hal apa aja yang bikin hubungan kita sama si mantan dulu itu menjadi nggak menyenangkan, lalu cobalah perbaiki dengan memilih partner atau calon pacar yang karakteristiknya lebih baik. Jadikan pengalaman masa lalu sebagai dasar bagi kita untuk menyusun kriteria masa depan yang lebih baik. Nanti, saat kita ketemu sama orang baru, jangan buru-buru untuk nerima dia sebagai pacar. Kenali dulu karakternya, sesuai apa nggak sama kriteria yang udah kita susun. Nggak perlu sama banget, sih. Paling nggak, untuk kriteria-kriteria penting seperti sopan, rajin beribadah, open-minded, punya hobi yang sama, itu terpenuhi supaya nanti kita nggak salah milih orang lagi.
3. Berhubungan kembali dengan orang-orang yang hampir terlupakan
Pernah nggak waktu dulu kita pacaran sama si mantan, tiba-tiba ada teman lama kita yang negur, "Eh kamu sombong banget", tapi, bukannya malah mikirin tegurannya, kita malah menganggap itu sebagai basa-basi aja? Bisa jadi apa yang dia katakan itu benar, lho. Mungkin kita selama ini terlalu fokus sama si mantan (yang saat itu masih berstatus pacar) kita sampai lupa untuk membagi waktu sama teman lama, atau mungkin kita sengaja menjauhi teman lama kita karena si mantan pernah bilang atau nunjukin ketidaksukaannya kalau kita dekat sama teman lama tersebut.
Nah, sekarang saatnya kita menghubungi teman-teman lama yang hampir nggak pernah kita sapa itu. Buat reuni kecil-kecilan untuk sekadar bertukar cerita dan melepaskan kangen sambil tertawa-tawa mengenang cerita lama. Untuk sesaat, mungkin kita akan sadar bahwa sebenarnya kita telah kehilangan momen yang begitu berharga dan sibuk dengan perasaan kita sendiri padahal kita masih punya teman yang enak untuk diajakin ngobrol dan nggak bikin kita nangis kayak si mantan.
Perkuat kembali tali silaturahmi dengan teman lama, siapa tahu mereka punya kenalan yang bisa juga kita jadikan gebetan. Hehe.
YOU ARE READING
About Moving On (Completed)
Ficção Geraljika ditanya apa bagian terbaik dari hubungan kita, aku akan menjawab: melepasmu.