"Diam seperti ini tidak menyelesaikan masalah."
Ucapan yang keluar dari mulut Nat itu membuat Krist menengokan kepalanya ke arah pria yang kini berada di sampingnya. Sungguh Krist bahkan sampai melupakan kehadirannya karena memikirkan Singto yang tadi tiba-tiba saja muncul begitu saja. Dan yang kini ada di pikiranya kenapa Krist masih saja terus memikirkannya sampai detik ini, padahal harusnya Krist membuangnya jauh-jauh.
"Apa maksudmu?"
"Kau masih suka dia?"
"Tidak."
"Jangan bohong, kau tidak akan pernah bisa membohongiku. Kau terlihat sangat jelas, sudah coba untuk berbicara dengannya?"
"Entahlah Phi aku bingung, aku sangat membencinya saat ini. Jangankan berbicara melihatnya saja aku muak."
"Kenapa?"
"Aku sangat mempercayainya, tapi dia … yang pria itu lakukan hanyalah menipuku."
Begitu mengatakannya bayangan Singto dan juga Plustor yang waktu itu tengah bercumbu tiba-tiba saja menyeruak ke dalam ingatan Krist. Hal yang ingin dirinya enyahkan jauh-jauh dari hidupnya.
"Sudah tanyakan padanya apa alasannya?"
"Kenapa aku harus bertanya? Aku tidak mau sakit hati lagi. Dia hanya mempermainkanku dan juga sahabat ku, diantara ribuan orang di dunia ini, dia berselingkuh dengan sahabatku."
Krist tidak sanggup hanya diam kini, hingga akhirnya pria itu sendirilah yang menguak kenangan buruk itu. Hingga tak lama kemudian pria itu merasakan ada sebuah tangan yang menepuk bahunya dengan pelan. Ia menganggukkan kepalanya ke arah Nat, memberikan isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.
Ia memang sudah baik-baik saja. hanya saja … ada sesuatu yang belum bisa di terima oleh Krist, hanya sedikit. Mengingat berapa lama keduanya bersama, tidak mungkin Ia menghapus kenangannya bersama dengan Singto hampir empat tahun ini, hanya dengan waktu beberapa minggu saja, rasanya tidak mungkin itu akan terjadi.
"Dia sudah meminta maaf padamu?"
"Sudah, tapi maaf itu tidak cukup untuk mengobati rasa sakit yang aku rasakan."
"Ada satu cara supaya kau bisa tenang."
"Apa itu?"
"Mencoba untuk memaafkan dan juga mengikhlaskan, kau harus menerima kenyataan ini dan jalani hidupmu. Aku tahu jika berbicara itu mudah dan kau yang mengalami itu pasti kesulitan untuk melakukannya, tapi aku yakin kau bisa. Itu lebih baik daripada kau terus mengingatnya dan memendam sakit hati, itu tidak baik."
"Aku tahu, hanya saja…."
"Hanya saja apa, nong?"
"Aku akan melupakannya, dan melakukan apa yang katakan tadi."
"Aku yakin kau bisa."
Krist hanya menganggukkan kepalanya kepada pria yang lebih tua darinya itu, karena Nat benar sampai kapan Ia akan terus seperti ini, hidup diantara bayang-bayang Singto, terus memendam perasaan benci pada pria itu, bahkan sakit hati. Ia akan mencoba mengikhlaskan segalanya, agar hidupnya sudah tenang lagi mulai dari sekarang.
______________
Ingar bingar tempat hiburan malam itu kini di penuhi puluhan orang yang tengah berlalu lalang di dalam ruangan yang sangat besar itu serta kedap suara itu.
Tempat dengan cahaya minim yang membuat keadaan di dalam terlihat remang-remang, di sertai lampu yang berkedip-kedip warna warni terlihat ke siap sudut ruangan khas kelab malam, di tambah suara musik yang berdentang sangat kencang di luar ambang batas kewajaran, membuat banyaknya orang yang kini meliukkan dirinya mengikuti iringan dan ritme alunan musik di atas permukaan dance floor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )
Fanfic[ Completed ] Bagaimana jika Kekasihmu tak sebaik yang kau kira? Warning! cerita ini mengandung unsur yaoi / boyslove / boyxboy.