07.50
Malam hari telah tiba. Dan ini akan menjadi malam terakhir bagi Lira dan juga kedua orang tuanya untuk tinggal disini. Paman dan Bibi Choi sedang mengemasi barang-barang mereka. Begitupun dengan Lira.
Selesai mengemas barang, mereka berbincang sebentar diruang tengah sambil menunggu jam sembilan.
Paman dan Bibi asik berbincang dengan ketiga pemuda Choi itu. Sedangkan Lira bergelayutan manja ditangan Bella. Maklum. Lira itu sangat ingin memiliki kakak perempuan. Tapi takdir berkehendak lain.
Lira adalah anak pertama. Tapi beruntung karena Bella lebih tua daripada Lira.
"Mana?" Tagih Lira. Dia menengadahkan kedua tangannya didepan wajah Bella.
"Apanya?"
"Ck! Hadiah kenang-kenangan!" Kata Lira mengingatkan.
"Mau sekali?" Goda Bella.
Lira berdecak sebal lalu memutar bola matanya malas. Tapi yang diperuntukkan malah tertawa.
"Haha. Iya, iya. Tunggu sebentar. Aku ambil dikamarku dulu." Ucap Bella beranjak dari duduknya. Membuat wajah Lira dihiasi oleh senyuman lebarnya.
Tidak lama kemudian, Bella turun dengan sebelah tangan kanan nya disembunyikan dibalik punggungnya. Membuat Lira mengernyit. Apa yang dibawa oleh Bella untuk hadiah kenang-kenangannya?
Bella sudah kembali duduk disebelah Lira. Sambil menunjukkan senyuman yang tak bisa ditebak.
"Mau hadiah kan?" Tanya Bella.
Lira mengangguk tanda setuju.
"Pertama-pertama, kau harus berjanji dulu padaku." Ucap Bella.
Lira berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk lagi. Menunggu kakak sepupunya berbicara lagi.
"Apapun hadiah yang kuberikan, jangan pernah kau merasa kecewa. Oke?"
Mendengar ucapan Bella, Lira mengangguk sambil tersenyum. Bagaimanapun juga, sebenarnya ia tidak terlalu memaksa Bella untuk memberikannya hadiah yang besar.
Hadiah kecil pun tidak masalah. Asalkan berharga dan bisa menyimpan banyak kenangan.
Bella perlahan menunjukkan tangan kanan nya. Tapi kepalan nya belum dibuka. Sepersekian detik berikutnya, Bella membuka kepalan tangannya.
Lira menganga melihat hadiah itu. Sungguh, bagaimana Bella bisa tau, kalau Lira sangat suka gelang dengan hiasan atau ukiran berbentuk bunga?
Benar-benar kakak perempuan yang sangat di idamkan.
"Kau suka?" Tanya Bella, menunjukkan senyum manisnya.
Lira mengangguk antusias.
"Wah, Bella. Kau sangat perhatian pada Lira. Kalau begini jadinya, paman berniat akan mengajakmu ke London juga." Ucap Paman Choi memuji Bella.
"Itu pun jika kau mau." Lanjutnya.
Senyum tipis terpampang diwajah imutnya Bella.
"Aku akan kesana. Tapi, mungkin ini belum waktunya." Respon Bella.
Paman Choi tersenyum menanggapinya.
"Tidak masalah, sayang. Paman juga tidak memaksa." Ucapnya.
"Ehm, Begini saja. Aku punya usulan. Bagaimana kalau Bella dikuliahkan di London saja? Nanti kau akan tinggal bersama kami." Usul Bibi Choi. Dan langsung disetujui oleh Paman Choi.
"Iya, benar. Kalau kau mau, kau bisa mengurus restoran kecil kami." Tambah Paman Choi.
"Ah, entahlah." Bella melirik pada ketiga kakaknya. "Rasanya berat jika harus meninggalkan mereka bertiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
S(He) is Psycopath - Kang Taehyun
Mystery / Thriller"Dia itu psikopat. Tapi aku mencintainya." -Choi Bella. "Aku memang psikopat. Punya masa lalu yang kelam, dan ingin balas dendam. Tapi dendamku terhalangi, karena aku mencintai seorang gadis." -Kang Taehyun. 'KESALAH PAHAMAN, BISA MENIMBULKAN PEPERA...