Pukul 12 Malam

2.5K 163 7
                                    

Melewati pukul 12 malam, aku terlelap. Bantal yang basah jadi saksi tentang betapa lebamnya hati setelah pertikaian yang berujung pergi. Aku hanya bisa mencoba untuk tenang. Sembari menarik napas dalam-dalam kemudian melepasnya.

"Sial, aku rindu!"

Saat itu aku mengerti bahwa apa yang melintas diseisi kepalaku masih penuh tentangmu. Tatapanku kosong, melirik langit-langit kamar ditemani dengan boneka kecil yang selalu kupeluk sehabis runtuh dihadapanmu. Aku menerka-nerka, akankah bulan bersahabat malam ini? Menemani kesendirianku lewat cahayanya yang terlihat samar disela-sela awan sunyi.

Sendu.
Disaat-saat seperti ini aku malah merindukan dirimu yang dulu. Membayangkan senyum kecil yang menghiasi bibirmu kala itu. Ingin rasanya kugenggam, mengejarmu kembali lalu meminta alasan tentang sebuah kepergian yang telanjur menumbangkan hati.

Tapi.... aku menyerah.
Memintamu kembali hanya seperti memohon atas ketidakmungkinan kita untuk bersama lagi. Bukan, bukan tidak ingin berjuang. Aku sudah puas berjuang seorang diri tanpa sedikitpun diperjuangkan. Masa-masa itu telah silam, yang kini tersisa hanya aku. Sosok yang telah kau sia-siakan.

Andai jika diberi kesempatan untuk menjejakkan rasa lebih dalam dihatimu, pasti akan kulakukan. Menelusuri banyak hal yang aku tidak mengerti tentangmu. Namun, kurasa tidak akan ada lagi harapan. Kita benar-benar berada pada lembar terakhir dari sebuah cerita yang kini telah ditutup paksa.

Lalu pada gemerlap malam, untuk bintang-bintang yang berserakan, dan untuk langit yang sedang membisu dipangkuan bulan.

Maukah kalian sampaikan padanya?
Katakan sejelas mungkin:

"Hei, I miss you. All about you. And I really loves you like I'm ready to losing myself . So, would you love me once again?"

Racauan Yang Kusesali Untuk KusyukuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang