71. Pernikahan

5.6K 563 82
                                    

Pernikahan Maulia dan Surya. Juga dengan Namira dan Jerry yang dua hari sesudahnya, akan terlaksana. Hal itu menyebabkan kesibukan tak pernah dirasakan mereka setelah Tayana dan Jack menikah.

Sementara itu, Gara yang merupakan ayahnya Namira, mulai memaafkan anaknya. Anak yang bakal melepas masa lajang serta keluar dari tanggung jawabnya.

Saat Gara menerima kabar dari Guru, kembarannya. Dia pun lekas menemui Namira bersama sang istri. Butuh beberapa jam untuk meredam emosi, di mana dulunya mereka masih menyalahkan Namira.

Namira duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya, menunduk. Belum ada satupun ucapan yang keluar. Tampaknya Namira belum menemukan kepercayaan dirinya. Begitu pula sang orang tua.

Langit menghela napas, membiarkan. Ingin marah pun beresiko. Dia takut nantinya mengguncang psikologis Namira.

Bila para orang dewasa diam, maka Sky juga menutup rapat mulutnya. Tetapi lain hal dengan Crystal, tiba-tiba datang dari arah kamar untuk tamu ditempati Guru dan Ruth.

"Bubu, Ical mo makan!" jerit Crystal mengagetkan semua orang. "Katanya Yayang Lut, Ical puna makan enyak-enyak."

"Enak," koreksi Angkasa sigap mendekati Crystal. "Bunda Namira masih ada tamunya, Sayang."

Crystal menggeleng, cemberut. "Ndak mau! Ical mau Bubu! Dedy cuka macak gocok-gocok."

Jenny terkikik. "Gosong, Sayang." Wanita itu mengelus rambut Crystal yang agak berantakan. "Boleh Mommy yang masakan?"

Lagi-lagi Crystal menggeleng. "Punanya Momy acin. Kacian makanannya kalo dibuwang."

Skat. Pasangan ini tak berucap apa-apa lagi. Mereka memang doyannya perusak dapur. Apalagi untuk saat ini, Tayana dan Jack belum bisa berkunjung ke rumah kecilnya kembar, karena harus mengurusi Geby.

Mendapat keterdiaman sangat menjengkelkan, Crystal menghampiri Namira. "Bubu, Ical mau makan. Momy cama Dedy ndak pital macak. Ical udah tepok."

"Kapok," ralat Langit tampak duduk di sebelah Namira. "Bagaimana kalau Papi yang masak buat Crystal?"

"Ical mau Bubu." Crystal menoleh,  berhadapan dengan lelaki yang sangat mirip Eyang Guru. "Yayang Gulu, kenapa di cini?"

Langit mengusap rambut Crystal. "Bukan, Sayang. Ini Eyang Gara, ayahnya Bunda Namira," tuturnya kepada Crystal.

Entah mengapa, Crystal mengernyit. Gara sangat suka anak kecil, tersenyum manis. Crystal berkedip berkali-kali, merasa aneh.

"Cenumnya Yayang jelek. Ndak bagus." Crystal geleng-geleng kepala sembari berkacak pinggang. "Yayang mau apa di cini?" tanyanya seakan menginterogasi.

Belum terhapus senyuman itu, Gara menjawab, "minta maaf pada Bunda Namira. Ini pasti Crystal yang cantik."

Pipi Crystal tiba-tiba merona. "Ical anti dikacih adiah?"

"Boleh." Gara bangkit, memutari meja dan menggendong Crystal. "Eyang pintar masak, lho. Crystal dan Sky mau makan apa?"

Sky menemukan udara penghilang canggung, turun dari sofa. Digenggam erat celana kain Gara. Binaran mata itu tak lepas dari kacamata Gara.

"Eyang Guru juga pintar masak, lho." Gara berkedip jail pada kembarannya yang baru datang dari arah kamar tamu. "Sini, Kak. Kita ke dapur," ajaknya.

Langit serta Angkasa menemani dua orang tua akan beradu masak. Hanya tinggal Namira, Jenny dan Ruth di ruang tamu pun dengan Sana.

Ibunda Namira maju, mengulurkan tangan. Tatapannya memohon pada sang anak agar menyambut uluran tangan tersebut. Namira menyahut.

"Sayang, Bunda minta maaf kalau ada salah. Selalu sakiti kamu. Padahal itu takdir-Nya Allah."

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang