👫 twenty five - menghindar?

32.1K 1.5K 48
                                    

Luna berjalan santai menuju kelasnya. Ia menolak ditemani Alex untuk mengambil tasnya yang masih dikelas. Luna meminta Alex untuk menunggunya di parkiran saja.

Tangannya membuka pintu kelas dan masuk ke dalamnya. Suasana hening langsung menyambutnya.

Luna melangkahkan kakinya menuju mejanya. Ia mengambil barang-barangnya yang ada di laci meja.

Saat sedang memasukkan beberapa buku tulis ke dalam tas, Luna mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup kembali. Ia menoleh dan mendapati kakak kelasnya berjalan ke arahnya.

Selesai memasukkan bukunya, Luna menggendong tasnya di bahu kanan. Ia menatap polos Angel yang menatapnya tajam.

"Kenapa, Kak?" tanyanya santai.

"Kenapa tadi lo harus manggil Alex sih?!"

Luna mengangkat bahunya. "Mulut, mulut aku. Ya suka-suka aku."

Angel menggeram marah. "Lo?! Lo harusnya ngerti kalo gue pengen deketin Alex,—"

"Yaudah sih, Kak. Besok juga aku udah ga deket-deket Kak Alex lagi." Luna lama-lama sebal sama si nenek lampir satu ini.

"Kok lo jadi nyolot sih?! Lo mau, Alex gue apa-apain?!"

Luna menggembungkan pipinya kesal. Ini orang ngehambat dia untuk pulang saja.

"Kak Angel, bisa ga sih gausah ancem-ancem aku terus?! Aku tau kapan harus jauhin Kak Alex." wajah Luna memerah menahan kesal, membuatnya menjadi menggemaskan. Bahkan Angel yang membenci Luna, yang kini sedang mengancamnya, mau tidak mau mengakui bahwa gadis didepannya ini menggemaskan.

"Aku tau kapan harus jauhin Kak Alex. Lagian kakak kok aneh sih, aku sama Kak Alex itukan sau—"

"Stop! Lo banyak bacot! Awas lo ya kalo besok masih deket-deket Alex!" Angel sekali lagi mengancamnya, lalu setelah itu berjalan cepat meninggalkan kelas Luna. Sebal karena ia mengakui kalau Luna memang sangat imut dan menggemaskan.

"Dasar nenek lampir." gumamnya menatap ke pergian Angel. Tidak lama kemudian, Luna juga ikut meninggalkan kelas. Ia yakin Alex pasti sudah menunggunya di parkiran.

🌈🌈🌈

Pukul setengah enam pagi, di kamar yang bernuansa pink, putih dan abu, seorang gadis sedang mengenakan seragamnya.

Hey, ini suatu ke ajaiban. Luna biasanya harus ditarik-tarik dulu sama kakaknya baru bangun. Sekali lagi, Luna mematut dirinya didepan cermin, memastikan ia memakai seragam dengan lengkap.

Gadis yang hari ini memakai jepitan pita di rambutnya, menuju ke walk in closet-nya dan memilih satu pasang sepatu yang menurutnya cocok dipakai hari ini.

Merasa tidak melupakan sesuatu, Luna keluar dari kamarnya. Luna melirik pintu yang ada disebelah kamarnya, menghela napas lalu turun ke lantai bawah.

First day, to stay away from Alex.

"Demi Kak Alex yang selalu ada buat Luna." gumamnya.

Luna menuju ruang makan dan melihat Fiona sedang menyiapkan sarapan. Ia mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi kemudian memakai sepatunya.

"Astaga!" Luna langsung menatap mamanya.

"Kenapa, Ma?" heran Luna. Masalahnya, Fiona menatapnya seperti sedang menatap hantu.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang