Chapter 5

38 4 2
                                    

Sesampainya Amoura di apartemennya, dia langsung masuk ke dalam kamar mandi lalu membilas tubuhnya yang sudah sangat lengket akibat cairan merah pekat yang diberikan Kiel dan kedua sahabatnya. Eve dan Ally sempat memaksa untuk masuk dan menemani Amoura di apartemennya, mereka takut terjadi apa-apa pada Amoura. Tapi, Amoura menolaknya, akhirnya dia meminta mereka kembali ke sekolah setelah mengantarnya pulang. Rasa bersalah, penyesalan dan kekesalan masih menyelimuti pikiran dan hati Amoura.

Air yang mengalir ke kepalanya pun belum cukup untuk meredakannya, dalam hati kecilnya dia begitu merasa bersalah sudah menampar Kiel dengan begitu keras hingga membuat sudut bibirnya terluka. Dia akui memang selama ini tingkahnya sungguh mengganggu dan kelakuannya kali ini cukup keterlaluan, namun sikapnya sendiri tidak dibenarkan. Dia sudah melukai seseorang. Tangannya sudah menyebabkan seseorang terluka.

Lalu apa yang selanjutnya akan terjadi? Apa dirinya akan membunuh seseorang karena dia tak bisa menahan amarahnya sendiri?

Amoura menggelengkan kepalanya dengan kencang, rasa panik hampir menguasai dirinya. Ini berbahaya, dia harus menghentikannya. Dia tidak bisa selamanya hidup dengan sikap seperti ini. “gue harus minta maaf sama Kiel, senyebelin apapun dia gue udah ngelukain dia. Gue harus minta maaf. Harus.” Gumam Amoura.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Amoura melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, lalu merebahkan tubuhnya disana. Dia merasa sangat lelah dengan semua yang terjadi pada hidupnya selama ini. Dia selalu berpikiran ingin menyusul Maminya, kalau bukan ingat kedua sahabatnya dan juga ingat dosa dia mungkin akan segera melakukannya sedari dulu. Lagipula dia merasa masalah selalu datang bertubi-tubi padanya. Amoura tahu semua orang pasti diberi masalah, tidak selamanya kehidupan kita berjalan baik.

Layaknya roda kehidupan kita ada kalanya di atas ada kalanya di bawah, tapi memang dasar ya setan selalu menghasutnya untuk merasa putus asa. Dia sering kali merasakan hidupnya tak pernah berjalan dengan baik, selalu saja merutuk kepada Tuhan bahwa dia begitu sial. Entah sudah berapa kali dia melakukan hal itu.

Dia menutup matanya lalu membayangkan betapa bahagianya dia ketika Maminya masih hidup. Dia sekarang bingung ingin melampiaskan kesedihan dan kekesalannya pada siapa, semasa Maminya masih ada, dialah tempatnya untuk Amoura bercerita keluh kesahnya. Sekarang, jangankan bercerita untuk berbicara saja sudah cukup sulit untuk Amoura. Jika bukan hal yang begitu penting dia tidak akan banyak bicara. Itu berlaku untuk semuanya, termasuk kedua sahabatnya. Untung saja kedua sahabatnya itu paham dengan sifat Amoura. Lagipula Amoura tidak ingin menyusahkan kedua temannya lagi, sudah cukup mereka banyak membantunya selama ini. Dia sendiri sampai bingung bagaimana cara membalas kebaikan kedua sahabatnya itu.

Lama dia berpikir akhirnya dia memutuskan untuk tidur, dia harus mengistirahatkan otak dan tubuhnya. Sudah cukup beberapa kejadian menimpanya hari ini. Dan lagi dia harus mempersiapkan dirinya untuk meminta maaf pada seseorang yang dia sudah tampar. “tidur Mou. Besok lo harus berhadapan sama dia lagi.” Batin Amoura. Tak lama kemudian kegelapan melingkupinya. Dia berharap besok bisa berjalan dengan baik.

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Kiel pulang ke rumah dengan lebam dan juga bekas luka pada sudut bibirnya. “ahh..sakit banget pipi gue astaga. Itu cewek sodaraan sama Hulk kali ya, kenceng amat gamparannya. Untung aja cuma sebelah aja, coba dua-duanya pipi gue yang jadi sasaran dia. Mampus aja gue susah makan, jangankan shh..makan ngomong aja susah.” Oceh Kiel.

Dia merebahkan dirinya di sofa, tangannya menutupi dahinya. Dia memejamkan matanya, mencoba mengingat kejadian hari ini. Kiel hanya bisa menghela nafasnya kasar. Dia benar-benar tidak terima bahwa dirinya baru saja ditampar hingga bonyok begini. Dimana harga dirinya sebagai laki-laki. Astaga. Memalukan. Dia butuh istirahat sekarang. Kekesalan begitu menguasai dirinya saat ini. “tidur dulu aja lah.” Batin Kiel.

Let's Make a Deal (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang