Tubuh Soojin masih bergetar ketika keluar dari rumah sakit.
Tidak ingin mengambil resiko, Jungkook menelpon Yerim untuk mengambil alih kemudi mobilnya. Dia juga menyuruh sekretarisnya agar menginap satu malam guna membantunya menenangkan Soojin. Jungkook sudah mendapatkan izin dari sang suami, Taeyong.
"Aku sarankan, kau jangan jauh-jauh dari kekasih kecilmu itu, Pak."
Itu saran Taeyong pada Jungkook ketika meminta izin tadi.
Sesekali, Jungkook mengecup dahi ataupun kedua pipi Soojin sebagai penenang sejenak. Yerim yang melihatnya dari pantulan spion kecil di atas langit-langit mobil, merasa iba. Sekilas, dia diberitahu masalah Soojin dengan kedua sahabatnya tadi.
Setelah Yerim mematikan mesin mobilnya, Jungkook menggendong Soojin masuk ke dalam rumah. Yerim menghela napas, dia seperti melihat banyak sekali beban yang dipikul gadis mungilnya Jungkook.
"Kenapa gadis SMA bisa hidup dengan beban seberat itu?"
Entahlah, Yerim juga tidak tahu.
***
Cup!
"Ganti bajumu dulu, ya. Piyamamu masih ada satu setel di sini. Aku akan membuatkan cemilan, karena kau tadi hanya makan sedikit."
Soojin mengangguk kaku. Jungkook menghela napas ketika gadis itu sudah memasuki kamar tidur dan menutup pintunya dengan sangat pelan. Jungkook memutuskan untuk duduk di ruang tamu, lalu melemparkan tatapannya pada Yerim yang sedang memakan berondong jagung.
Jungkook mengerjapkan matanya. "Kapan kau membuatnya?"Yerim mengerjap. "Oh, baru saja."
"Jadi... bagaimana?" lanjutnya.
Jungkook memejamkan matanya sejenak. "Aku tidak tahu jika Kihyun juga terlibat dalam penindasan Seungyoon."
Yerim tersedak. "Tunggu, apa? Bagaimana bisa?"
"Entahlah, aku tidak tahu." Jungkook menghela napas. "Kau sudah berbelanja?"
"Jeon. Kau lelah, oke?" Jungkook diam ketika Yerim menepuk bahunya. "Ambil nampan yang sudah terisi. Aku membuat Tteobokki mozzarella untuknya."
"Bumbunya?"
"Kujami tidak terlalu pedas. Soojin tidak bisa makan makanan pedas kalau sudah malam hari, kan?"
Jungkook tersenyum tipis. "Thank's, Kim."
***
"Buka mulutmu- aaa..."
Soojin membuka mulutnya, menyambut suapan tteok yang kesekian, lalu menenggelamkan wajahnya pada bantal yang dipeluknya. "Kenyang..."
Jungkook mengerjapkan matanya. "Padahal sesuap lagi," gumamnya sambil memasukkan sesuap tteok yang dibalut dengan mozarella.
"Hei."
Soojin memejamkan matanya, tersentak ketika Jungkook menepuk bahunya. Gadis itu menghela napas, sadar karena terlalu banyak berpikir. Soojin membiarkan tubuhnya ditarik oleh Jungkook ke dalam pelukannya.
"Keluarkan saja, tidak apa-apa."
Jungkook bisa merasakan hembusan napas Soojin yang amat pelan. Gadis itu juga mencengkeram kaos hitamnya. Jungkook menghela napas, dia membawa Soojin berbaring tanpa melepaskan pelukannya. Tangannya mulai bergerak untuk menepuk pelan punggung gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] C. Daddy - S. Babygirl
Подростковая литература[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] C. Daddy [Cold Daddy] S. Babygirl [Shy Babygirl] Im Soojin -Adik kelas Jiyeon dan Hyera- tidak pernah merasakan pelukan hangat dari orang tuanya yang sudah lama meninggalkannya ke surga. Dia kira, dengan data...