Aku terus saja menggonggong memanggil lelaki itu. Tapi..., sedikit pun ia tak berbalik ke arahku.
Kukibaskan ekorku berkali-kali. Aku cemas sekaligus takut. Bagaimana caranya bisa bertahan di tempat asing?
Aku bahkan tak tahu cara mencari makanan.Kunyaringkan suara untuk memanggilnya, lagi. Nihil. Tubuhnya semakin menghilang dalam pekat malam.
Aku--Aku, takut.
Kugigiti tali yang mengikat leherku, dan berjalan mencari makan, perutku lapar.
Aku berusaha mengendus mencari bau lelaki itu tetapi baunya sudah lenyap. Kini aku benar-benar sendirian.
Bau makanan di tempat sampah. Aku mendekat, mengais-ngais dan seketika terkejut dengan lemparan batu yang mengenaiku dengan keras.
"Hush! ... Hush!" Teriak orang-orang itu.
Aku lari kesakitan, takut, bersembunyi dan meringkuk dibalik puing-puing bangunan. Kujilati lukaku, perih, seperih hatiku ditinggalkan lelaki itu.
***
Buluku rontok dan warna coklat keemasannya telah pudar. Tubuhku penuh luka. Aku hanya terbaring, berharap segera mati, tak perduli lagi pada lalat-lalat yang terbang mengerumuniku. Tak terasa air mataku mengalir, sepi dan sakit.
Tiba-tiba seseorang berjalan mendekatiku, kupejamkan mataku, akankah dia memukulku? aku pasrah.
Namun belaian hangat tiba-tiba aku rasakan di kepala. Aku rindu rasa ini. Lembut dan dicinta. Aku beranikan membuka mata, terlihat dua mata berbinar ramah, ia mengeluarkan segenggam makanan. Segera aku melahapnya. Kemudian ia membawaku bersamanya.
Gadis bercadar merawatku dengan baik, aku kembali merasa dicinta. Semangatku bertumbuh dan harapanku muncul berlahan. Lukaku telah berangsur pulih demikian dengan luka hatiku, binar kedua matanya yang sederhana memancarkan harapan untukku.
Keributan di luar rumah, aku menggonggong memberitahunya. Segerombolan orang dengan wajah keras menolak keberadaanku. Namun gadis bercadar itu tetap membelaku, ia masih mau memilikiku.
"Tenanglah Jon, kau tetap disini bersamaku, tak perduli mereka mengatakan aku kafir," katanya sambil membelaiku.
Aku tak mengerti maksudnya, namun yang kutahu dia mencintai aku. Kukibaskan ekorku, aku ingin dia pun tahu jika aku mencintainya.
Kini namaku Jon, dan tuanku adalah seorang gadis bercadar berbinar mata indah.
Aku akan menjadi penjaga setianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS BERCADAR
Short StoryKebaikan gadis bercadar menolong seekor anjing buangan.