The Mermaid

983 172 35
                                    

Jangan lupa vote sama komennya.

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Raut wajah sangat terkejut mendominasi keduanya. Tangan Agust D langsung melemah sehingga terlepas dari gagang pintu, kakinya masih cukup kuat berdiri untuk tetap berada di sana.

Melihat satu makhluk yang hanya ada di dalam cerita dongeng dan cerita masa lalu.

Tetapi, saat kedua mata Agust D menangkap sesosok berekor itu, dapat Agust D pastikan jika dongeng yang selama ini tidak dia percayai ternyata benar adanya.

Ketidakpercayaan Agust D semakin bertambah karena sosok berekor yang dia lihat adalah gadis yang terjebak bersamanya dalam beberapa minggu terakhir, Go Verona. Sungguh, Agust D tidak bisa menetralkan kondisi hatinya, rasa terkejut dan tak percaya bercampur menjadi satu.

Kepala Agust D langsung memutar kejadian demi kejadian aneh yang dia lalui bersama Verona, mata Agust D lurus dan tajam menatap gadis yang tengah berendam di dalam bath up itu.

Pertama, Verona tampak kebingungan saat bertemu dengan Agust D, lelaki itu dapat menyimpulkan bahwa gadis ini baru pertama kali datang ke daratan, dan dia sama sekali tidak mengetahui apa saja yang terjadi di tempat Agust D tinggal.

Kedua, Verona tidak dapat berbicara. Awalnya Agust D menyangka bahwa gadis itu bisu, karena dia mengerti apa yang Agust D ucapkan sedangkan dia tidak bisa berbicara. Dua yang dapat Agust D simpulkan di sini, Verona memiliki kecerdasan di atas rata-rata, dia bisa menangkap dan menyimpan semua yang orang lain katakan padanya dengan cepat, daya ingat dan kemampuan belajarnya sangat luar biasa.

Ketiga, kaki Verona tampak goyah saat berjalan dan dia sering terjatuh, kulit kakinya juga sangat lembut menyerupai kaki bayi. Agust D dapat menyimpulkan yang satu ini dengan begitu detail.

Verona tidak dapat berjalan sebelumnya karena dia adalah seekor putri duyung. Di lautan dia tidak menggunakan kakinya, dia menggunakan ekor untuk berenang menelusuri samudera luas. Itu alasan mengapa Verona tampak ragu untuk berjalan saat dia sampai di daratan.

"Agust D, aku—"

"Bisa kau jelaskan semua ini?"

Verona meneguk ludahnya kasar saat suara berat Agust D terdengar mendesak dan tidak ingin dibantah. Sorot mata Agust D menjadi begitu tegas dengan rahang yang tajam menciutkan nyali.

Verona ingin segera berdiri dan menghampiri Agust D. Tetapi dia sadar, sekarang dia kehilangan kakinya, dia nekat mengubah kakinya menjadi sebuah ekor dengan sirip keemasan dan manik hitam di setiap sisinya. Jika dilihat dengan akal sehat, Verona bertambah cantik dengan ekornya saat ini.

"Agust D, bisa kau keluar sebentar?" ucap Verona sebagai bentuk permohonan kuat, dia tidak ingin menatap raut wajah Agust D. Raut tegas dari lelaki itu membuatnya semakin takut.

"Jelaskan sekarang—"

"AGUST D, AKU MENYURUHMU UNTUK KELUAR SEKARANG!" Verona langsung menyambar Agust D dengan tatapan tajam, tatapan yang tidak pernah Agust D sangka selama ini.

Bentakan keras dari Verona membuat Agust D menggeleng tidak percaya. Agust D mengepalkan tangannya di samping tubuh, gigi-giginya saling bergesekkan menahan amarah.

Agust D memukul keras pintu kamar mandi, membuat Verona langsung bergidik ngeri. Agust D tanpa mengatakan apa-apa langsung melangkahkan kaki untuk hengkang dari tempat itu.

Verona menghela napasnya melihat Agust D sudah pergi meninggalkan. Dia menunduk sejenak, memperhatikan ekornya yang bercahaya, jelas Verona merindukan ekornya ini. Verona menoleh lagi ke pintu, rasa menyesal langsung mengisi relung hatinya, menyesal telah membentak Agust D dengan begitu keras.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang