14

6.1K 315 7
                                    

Saat ijab qobul sudah terucap maka semua tanggung jawab ayahnya sudah berpindah ke tangan mu, maka jangan kecewakan dia apalagi membuatnya menangis.

Nafisha pov.

Tak terasa dua minggu berlalu begitu cepat saat ini aku duduk menghadap cermin dengan perias yang sudah mendandani ku sedemikian rupa, bahkan aku tak mengenali wajah ku.

Pernikahan ku diadakan di tuban semua keluarga ku pulang, dan ternyata persiapan yang dibuat dokter Adit sudah begitu sempurna,mulai dari gedung, dan semua pernak pernik pernikahan sudah tertata rapi. Bahkan gaun putih dengan perpaduan manik manik biru yang indah.  Seperti apa yang ku ingin kan, aku pecinta Disney dan Elsa adalah favorit ku, bedanya aku berhijab dan Elsa dengan rambut kepangnya. Kebahagiaan ini akan terasa lengkap jika kalian menikah dengan orang yang kalian cintai, tapi ya sudah lah, bukannya pepatah Jawa mengatakan "witing tresno jalaran soko kulino " Akupun berdoa yang sama semoga aku dan dia bisa menjadi keluarga yang saling mencintai.

"Sahh" Seruan semua orang dari luar mengejutkan ku, tanpa sadar air mataku menetes, membayangkan perpisahan dengan bunda, dengan saudara ku semua tampak menyedihkan.

Tok tok tok....  Suara pintu kamarku diketuk "assalamu'alaikum princess nya bunda ",  suara bunda mengalun dari luar.

" Masuk aja bunda nggak dikunci kok " Ucapku.

"Princess bunda kok nangis, nggak boleh nangis dong, hari ini hari bahagia mu sayang, jadi istri yang baik, yang berbakti sama suami ya, kalo Adit ngomong jangan dibantah, kalo ada masalah diselesaikan dengan kepala dingin jangan emosi. " Nasihat bunda padaku. Air mata ku semakin deras menetes, bahkan aku tak bisa membalas ucapan bunda.

"Udah ih nggak boleh nangis, rusak ini make up nya. " Tambah bunda, "yaudah bunda turun ya, nanti suamimu yang datang kesini jemput princess bunda ini ".

Berselang beberapa menit, pintu kamar ku diketuk kembali yang kuduga pasti dokter Adit.

" Tok tok tok...  Assalamu'alaikum " Suara bariton yang sudah mulai sedikit kuhafal mengalun dari luar kamarku.

"Waalaikumsalam" Jawabku sambil membuka pintu, yang pasti aku tak berani menatapnya langsung.

Kalian pasti tahu betapa awkward suasana kamar ku, yang pasti ini first time ada cowok masuk ke kamar kecuali ayah, abang dan keluarga ku.

Dia menyodorkan tangannya kedepanku, tapi tangan ku sedikit ragu untuk menyambutnya. Tapi setelah kupikir teramat sangat tidak pantas mengabaikan seseorang yang sudah sah menjadi suami kita. Ku jabat tangannya yang menggantung, kucium dengan khidmat, lalu dia memanjatkan doa diubun ubunku, dan mencium kening ku. 

Aku tau dia pria yang faham agama, hanya saja dia sedang tersesat saat ini, dan mulai saat ini aku berjanji untuk selalu disampingnya tak perduli nanti perlakuannya terhadap ku. 

Tak terasa air mataku menetes dengan derasnya, tangannya menyentuh pipiku dan mengusap sungai kecil yang menggenang dipipiku, ada banyak rasa bahagia yang ku rasakan sekarang.

" Udah jangan cengeng, ayo turun , semuanya udah nunggu buat tanda tangan buku nikah, habis itu kita langsung ke gedung buat resepsi " Sambil menggenggam tangan ku yang masih terasa dingin.

Aku belum berani banyak berbicara dengan nya selama perjalanan ke gedung kita hanya diam saja. Karena dalam satu mobil hanya kita berdua hanya keheningan yang menemani kita.

"Udah makan? " Tanyanya mencoba menghidupkan suasana diantara kita.

"Sudah mas " Ucapku berbohong karena sedari pagi aku belum makan, karena tadi sehabis subuh pernah sudah datang untuk memoles wajahku.

"Nggak usah sok dingin lagi, biasanya juga cerewet itu mulut " Katanya sedikit sinis. Aku tidak menanggapi perkataannya.

"Nggak nanggepin suami dosa loh " Tambahnya lagi.

"Ya emangnya mau dijawab gimana, crewet salah diem salah " Keluhku.

"Yaudah lah, pokoknya kamu harus keliatan bahagia hari ini. Saya tahu kita menikah terlalu buru buru, dan bahkan belum saling cinta. Saya mengundang orang yang tidak ingin saya temui saya harap kamu mau bekerja sama dengan saya " Katanya panjang lebar.

"Apa hubungannya dengan saya mas?  Mau dia datang atau tidak kan belum tentu saya kenal dia " Jawabku acuh.

"Pokoknya harus keliatan bahagia, nggak boleh cemberut harus senyum terus " Katanya, kupikir dia sudah berubah lebih baik eh ternyata masih sama adit ya tetep Adit.

"Iya " Jawabku seadanya aku sudah malas menanggapi kata katanya bukannya baik baik hari pertama nikah eh ini malah ngajakin ribut aja.

Tak butuh waktu lama untuk sampai digedung tempat kami resepsi, saat ini mobil yang ku kendarai sudah sampai didepan lobi gedung, dokter Adit turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untukku, suami idaman bukan?  Tapi hanya hayalan belaka karena aku tau dia melakukan ini tidak ikhlas dari hatinya, tapi yaa sudahlah kita nikmati saja sandiwara yang dia ciptakan.

Disatu sisi aku menganggap hubungan ini benar benar nyata tapi aku takut saat aku sudah jatuh cinta padanya dia pergi dan membuatku hancur. 

Dilain sisi aku juga takut jika terus bersandiwara, aku takut Allah murka padaku dan ikut andil dalam sandiwara ini. Dia bilang padaku untuk berusaha mencintai ku tapi aku takut yang dikatakannya hanya kebohongan belaka agar aku tetap ada disampingnya, tapi aku berdoa semoga Allah meridhoi hubungan ini sampai akhir nanti.

Aku memasuki gedung dengan bergandengan tangan dengannya, suara sepupu dan keluarga kami riuh menggoda kami.

"Ciee tau lah yang udah halal gandengan terus nggak mau pisah " Kata salah satu kakaknya dokter Adit yang belum ku ketahui namanya, dan dibalas senyuman kecil oleh dokter Adit.

"Nempel terus sya kaya perangko sama surat " Kata abangku yang mulai dengan keusilannya. Dan ku balas dengan tatapan tajam.

Resepsi yang kita adakan cukup sederhana dan hanya keluarga dan teman dekat saja yang diundang, acaranya juga tidak formal kita hanya makan bersama dan saling mengobrol menikmati quality time yang jarang sekali bisa dilakukan. Karena memang semua keluarga ku tinggal diluar kota semua bahkan diluar negeri, keluarga dokter Adit pun sama jadi kita lebih memilih konsep yang seperti ini, eh lebih tepatnya dokter Adit yang memilih aku hanya sebagai penikmat.

*********
Assalamu'alaikum semuanya maaf atas keterlambatan updatenya karena memang niat awal aku nulis cuma buat hiburan dan biar aku bisa cepet tidur kalo malem, jadi kalo aku udah bisa tidur ya aku nggak akan nulis 😅 jadi maaf banget buat kalian yang udah berharap banyak sama aku 🙏 mungkin aku juga bakalan up cerita baru biar aku nggak bosen dan kehabisan ide untuk satu cerita aja.  Terimakasih buat kalian yang udah setia membaca maaf juga janjinya kemarin malem tapi akunya capek dan ketiduran jadinya baru malem ini aku update, follow me on instagram @fadhl.17 terimakasih semuanya selamat membaca see you next chapture wassalamualaikum🙏

assalamu'alaikum pak dokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang