Rakha. Laki-laki itu terbaring tak berdaya di kamar tidur di rumah orang tuanya. Setelah dihajar habis-habisan oleh papanya sendiri, Rakha kehilangan kesadarannya.
Dan saat ini dia baru saja membuka matanya, meskipun belum sanggup menggerakkan tubuhnya.
"Kenapa kamu lakuin itu?" tanya Rea setelah membantu anaknya duduk dan bersandar di kepala ranjang.
"Rakha mabuk, Ma." jawab Rakha pelan.
"Mama tau kamu, Rakha. Semabuk apapun kamu, kamu tidak akan meniduri perempuan asing seenaknya." ucap Rea tidak percaya sekaligus tidak habis pikir.
"Dia bukan perempuan asing." ujar Rakha.
"Maksud kamu?" tanya Rea tidak paham.
"Dia perempuan yang Rakha cintai sejak dulu. Dia cinta pertama Rakha, Ma." jawab Rakha jujur.
Rea membulatkan mamanya.
"Kamu mencintai dia tapi kamu merusak dia? Itu bukan cinta, Rakha. Itu cuma obsesi semata. Kamu sadar kan? Cinta itu tidak akan menghancurkan orang yang dicintai. Cinta itu hanya akan membahagiakan orang yang dicintai." ucapan Rea terasa menusuk di hati Rakha.
'Aku hanya terobsesi?' batinnya tidak yakin pada dirinya sendiri.
Klek...
Pintu kamarnya terbuka dan sang papa masuk dengan wajah mencoba menahan emosi.
"Besok kita datang ke rumah perempuan itu. Papa mau kamu menikahinya. Secepatnya." ucap papanya penuh penekanan.
"Rakha memang akan menikahi dia. Tapi dia tidak mau, Pa. Dia sangat membenci Rakha." kata Rakha dengan nada getir.
"Memang sudah sepantasnya dia membenci kamu. Tidak ada perempuan yang akan menyukai laki-laki yang menidurinya tanpa status pernikahan yang sah." ucap Rio dengan nada kejam.
"Tapi Rakha akan tetap menikahi dia." ucap Rakha dengan penuh keyakinan.
"Memang harus." sahut Rio dengan cuek.
"Mama masih tidak mengerti. Kamu mabuk? Jadi kamu memaksa dia melakukan itu bersama kamu?" tanya Rea tetap tak mengerti jalan cerita yang terjadi pada putranya.
"Dia juga mabuk. Kami sama-sama mabuk." jawab Rakha tanpa menatap mamanya.
Rea dan Rio yang mendengarnya hanya bisa mengusap wajah mereka dengan kasar.
Sementara Rakha tak tau harus berekspresi seperti apa.
'Aku tau ini salah. Tapi kenapa aku bahagia?' batinnya bertanya-tanya sendiri.
*****
Lyssa merapikan semua pekerjaannya, sudah cukup untuk hari ini. Pekerjaannya sampai disini saja.
Drrtt...drrrttt....
Lyssa mengalihkan pandangannya pada telefon genggamnya yang bergetar. Tertera nama yang asing di layar handphonenya. Nama orang yang baru meminta nomor handphonenya tadi pagi.
Rakha
"Kenapa dia menghubungi ku? Aku sangat tidak ingin mendengar suaranya." gumam Lyssa mengeluh.
"Halo." meski mengeluh, Lyssa tetap mengangkat panggilan masuk dari Rakha.
"Aku sudah menceritakan semuanya pada orang tua ku." Rakha langsung mengucapkan kalimat yang membuat Lyssa kehilangan semangatnya lagi.
"Apa maksud mu? Sudah aku bilang aku tidak ingin ada yang tau tentang itu." ucap Lyssa menaikkan nada bicaranya.
"Kau ingin menutupinya sampai kapan? Sampai kau hamil??" tanya Rakha sarkastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romance[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...