Levi benar-benar tidak mengikuti pelajaran terakhir. Ia merasa tidak enak karena sudah berani membolos saat masih dalam kegiatan belajar mengajar, padahal baru kemarin dia tidak masuk sekolah. Dalam hati Levi menyalahkan Eren dan bersumpah untuk membalasnya.
Suatu getaran terjadi pada anal Levi. Desahan manis ditahan agar tidak membuat penjaga UKS curiga. Ini sudah yang kesekian kalinya benda yang dipasang Eren bergetar. Levi bahkan mati-matian menahan spermanya yang ingin keluar walaupun kejantanannya terasa sakit. Pasti ini ulah Eren lagi. Benda bergetar itu memiliki pengatur dalam bentuk remote, dan benda itu ada di tangan Eren. Bisa-bisanya dia mempermainkan Levi pada jarak jauh seperti ini.
Lihat saja nanti, pembalasan seorang Levi Ackerman akan sangat pedih untuk pengganggu ketenangannya.
.
.
.
.Bel pulang berkumandang. Eren segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas sekolahnya. Ia masih memiliki tanggungan di sekolah, yaitu kekasihnya yang berbaring tidak berdaya di ruang kesehatan. Sejak tadi, Eren terus menekan tombol secara rutin beberapa menit sekali untuk menggetarkan benda yang ada di dalam tubuh Levi. Ia penasaran dengan hasilnya.
"Eren, mau pergi bersama kami?" tanya seorang wanita berambut pirang yang tadi waktu istirahat kedua menguntitnya sampai ke atap sekolah.
"Maaf, aku ada urusan," jawabnya ketus. Sebenarnya Eren tahu bahwa wanita ini ingin berduaan dengan Eren dengan alasan 'pergi bersama kami' yang nyatanya kami itu artinya dia dan Eren.
Wanita itu membuat wajah kecewa, "Tapi aku terlanjur membeli tiket untuk menonton bioskop bersamamu," lihat! Dia malah membeberkan rencananya sendiri.
"Maaf Christa, aku ada urusan. Ini penting sekali untukku."
Setelah itu, Eren langsung pergi keluar kelas meninggalkan wanita bernama Christa beserta kekecewaannya.
"Kau menghancurkan hatinya, Kawan," Lelaki berwajah kuda menghampirinya dari belakang. Namanya Jean, sekelas dengannya yang merupakan sahabat sekaligus rival abadinya.
"Aku sudah memiliki kekasih, Jean. Jika kau kasihan padanya, kenapa tidak kau pacari saja dia? Kau menyukainya, kan?"
Jean berdecak, "Aku sudah pernah ditolak olehnya. Selain itu, siapa pacarmu? Aku tidak tahu kau mempunyai pacar."
Eren mengerling menggoda, "Rahasia."
"Ayolah, beri tahu aku!"
"Kau akan merebutnya dariku jika aku memberitahumu kekasihku."
Ketika sampai di lantai dasar, Eren berbelok ke kanan. Jean menyorakinya, "Gerbang sekolah lurus, Eren! Kau mau kemana?"
"UKS. Kekasihku sakit tadi!" seru Eren sambil berlari. Ia tak ingin membuang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna menurutnya. Levi sudah menjadi prioritasnya sekarang, ingat?
Sampai di UKS, ada Hanji di sana. Hanji dan Levi mengobrol sampai mereka menyadari ada Eren di dekat mereka.
"Hoi, Eren! Kubawakan tas Levi kemari. Kau apakan Levi sampai seperti ini?" Hanji mengangkat tas sekolah Levi.
Eren menggaruk kepala belakangnya canggung, "Itu... Terima kasih sudah membawakan tas Levi kemari, Hanji. Aku akan mengantar Levi pulang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Your Boy?
FanficSebuah kecelakaan kecil membuat mereka perlahan menyadari perasaan sesama.