"Njir bisa pas gitu bertiga" ucap Elora tak menyangka."Haha biarin aja El, kita mah liatin seberapa tahan mereka disana" tawa Vea menyindir Aletta, Valerie dan Bianca.
Kenapa harus mereka? Kenapa bisa bertiga? Ah takdir memang kejam, tapi mereka juga berterimakasih karena bisa bermain bersama dengan para doi.
"Aletta kamu sekelompok sama Axel dan Ervan ya" ucap Pak Martin dan Aletta pun pergi ke kelompoknya.
"Sisanya kamu sama Bianca di kelompok sebelah ya" ucap Pak Martin dan kini mereka sudah pada posisinya.
Alfa mulai menservice bolanya, semuanya mengamati ke arah bola dan bola tersebut pun masuk. Ervan yang berada di posisi tengah memukul bola tersebut dan masuk. Tetapi masih bisa terambil oleh Valerie yang berlari maju ke depan karena Bianca yang tidak bisa menangkap bola tersebut.
Pandangannya terlalu fokus kepada Ervan. Ia memperhatikan Ervan dan Ervan sendiri tahu kalau Bianca sedang menatapnya.
"Bi awas!" teriakan Aletta membuat Bianca yang tadinya tidak fokus pun menjadi kaget.
Alhasil Bianca menatap ke arah atas dan melihat bola voli tersebut akan jatuh tepat di atasnya.
Karena jarak bola dengan kepala Bianca sudah dekat ia pun tidak bergerak sama sekali, ia menggunakan kedua tangannya untuk melindungi kepalanya.
Ia memejamkan matanya, ia pasrah jika habis ini ia akan terkena bola. Namun sudah lebih dari 3 detik, Bianca tak merasakan apa-apa.
Ia membuka matanya ketika suara bola sudah terpantul di sampingnya.
"Gapapa kan?" Suara tersebut mampu membuat Bianca mati kutu.
Vea dan Elora yang melihat kejadian tersebut pun heboh sendiri di luar lapangan.
Gapapa gimana? Jantung gue nih, Batin Bianca.
Bianca masih belum bergerak sedikit pun, ia masih kaget karena ternyata Ervan telah menolongnya.
"Bianca?" panggil Ervan dan akhirnya panggilan tersebut pun membuat Bianca sadar.
"Ehh iya kak, gapapa" jawab Bianca malu-malu.
Ia pun langsung menatap ke arah Valerie lalu gantian menatap ke arah Aletta.
Shit, Ervan manggil nama gue!! Batin Bianca lagi.
Mereka pun kembali bermain, dengan skor 10-12, kelompok Ervan lebih unggul dari kelompok Alfa.
"Gimana sih Fa, lo main kaku banget" teriak Axel dari depan.
"Biasa aja gue" jawab Alfa dan kini giliran dia yang menyervis.
Pukulan pertama pun masuk dan bola tersebut mengarah ke arah Aletta. Dengan segera Aletta pun langsung memukul bola tersebut namun arah pukulannya justru mengenai Hendrik yang tidak siap.
"Ehh Hendrik sorry hehe" ucap Aletta tercengir ketika bola mengenai Hendrik.
Hendrik membalasnya dengan tersenyum miring.
Kemudian kini giliran Valerie yang menyervis bola. Baru saja Valerie ingin menyervis, tiba-tiba saja ia mimisan.
Hidungnya mengeluarkan cairan berwarna merah. Ia yang masih tidak sadar pun tetap menyervis bola.
Setelah selesai menyervis ia baru sadar ketika ia ditatap oleh sekitarnya dan juga Axel.
Ia yang menyadari itu pun langsung melihat ke arah Vea dan Elora.
Vea dan Elora sudah berkali-kali meneriaki Valerie namun Valerie tak menanggapinya.
"VAL LO MIMISAN!" teriak Aletta dari sebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROSIS [Completed]
Teen Fiction#2 Ervan [23-02-19] #1 Ervan [26-06-19] Aletta dan ke-empat temannya sedang dalam masa beranjak dewasanya. Masing - masing dari mereka menyukai abang kelasnya kecuali Elora. Hanya dia seorang lah yang tidak tertarik dengan lawan jenisnya, bahkan ia...