Pilihan

34 0 0
                                    

Seputih Raman, 2013

   Tidak ada yang dirasakan oleh Willi saat ini selain rasa penasaran dan deg degan. Bukan karena ia sedang jatuh cinta atau bertemu wanita pujaannya ,melainkan menanti pengumuman kelulusan.  Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 pertanda tinggal 1 jam lagi penantiannya terjawab.
‘ Kira kira kamu lulus gak ? ‘ Tanya Ibunya sembari menikmati segelas susu hangat. Memang cuaca hari ini cukup dingin dikarenakan mendung, jadi segelas susu hangat adalah hal yang nikmat.
‘ Dari kisaran nilai sih menurutku lulus sih Ma, tapi ya aku juga tidak tahu ‘
‘ Anak kita pasti lulus lah Ma, lihat dong rata rata nilai UN nya 9,5. ‘ sahut sang Ayah yang sedang asyik menikmati dinginnya hari dengan membaca koran.
Hari ini memang sedang libur, karena bertepatan dengan weekend.  Sehingga Ayah dan Ibunya Willi tidak sibuk bekerja.
‘ Tenang saja kau Nak, Papa yakin kamu pasti lulus di SMK itu. ‘ sambung Ayahnya meyakinkan.
‘ Terimakasih Pa, semoga juga lulus ‘ jawab Willi.

Detik demi detik terus melaju. Terlihat Willi sesekali menengok ke arah jam dinding yang memang tidak jauh dari tempat duduknya. Willi melangkah dari sofa menuju ke kamarnya. Ia mengambil laptopnya beserta earphone yang ada dilaci. Dihidupkannya laptop itu sembari tangannya yang lain memasangkan earphone yang sudah tersambung ke handphone di telinganya. Mulailah dia mengetik dan melanjutkan cerita yang dibuatnya.
Secara personal Willi memanglah seorang anak yang cukup pemalu alias introvert. Dia tidak terlalu suka keluar kalau tidak ada hal yang penting. Karena itulah waktu luangnya hanya dihabiskan untuk membaca buku atau bermain game di rumah atau terkadang membuat karangan di kertas atau di laptop seperti yang sedang dia lakukan saat ini.
Tok tok tok ‘ Willi kamu gak makan ? ‘ tanya Ibunya dari luar kamar. Kalimat itu diulanginya karena tidak ada jawaban dari kamar Willi. ‘ Willi mama masuk ya ? ‘. Karena tetap tidak ada jawaban akhirnya Ibunya masuk ke kamar anaknya itu.
    ‘ Eh Mama, kok gak bilang bilang sih kalo mau masuk ‘ kata Willi yang nampaknya kaget melihat kedatangan Ibunya.
  ‘ Kamu sih Mama panggilin dari tadi gak dijawab jawab, makanya Mama masuk. ‘jawab sang Ibu
‘ Oh maaf Ma, habisnya aku lagi pakai earphone jadi gak denger, terus Mama ngapain masuk ?
‘ Kamu kok gak makan, ini udah siang lo nanti perut kamu sakit. Udah gak usah terlalu dipikirin pengumuman itu. Inget kata Papa kamu, kalo kamu tuh pasti lulus. ‘ kata Ibunya meyakinkan
‘ Aku gak lagi mikirin itu kok Ma, aku lagi main game biar gak stress menanti pengumuman itu ‘ jawab Willi yang sejujurnya tidak sedang bermain game.
‘ Ya udah kalau gitu, cepetan ke ruang makan nanti makanannya keburu dingin. Kasihan Papa kamu udah kelaparan ‘ sahut Ibunya dari dekat pintu kamar.
‘ Iya iya Ma bentar lagi. Tenang aja aku pasti makan kok. ‘ jawab Willi yang tetap fokus ke layar laptopnya.

Begitulah Ibunya Willi, mungkin bisa dibilang salah satu orang paling cerewet di dunia. Segala sesuatu yang menurut ibunya tidak pas sudah cukup untuk membuat suasana satu rumah gaduh seperti konser tunggal. Meskipun begitu ia tetaplah ibu yang baik bagi keluargnya. Semua kecerwetan itu semata mata supaya seluruh anggota keluarga disiplin. Itulah sebabnya sangat tidak heran jikalau dalam kehidupan boleh dibilang keluarga Willi adalah keluarga yang berhasil karena kedisiplinan itu.

‘ Ngomong ngomong jam berapa pengumannya Wil ? ‘ Tanya Ayahnya yang sedang sibuk   mengambilkan nasi untuk keluarganya.
‘ Jam 13.00 , memangnya kenapa Pa ? ‘ sahut Willi
‘ Wah bentar lagi dong, kira kira tinggal 30 menit lagi. Ya gak papa sih cuman nanya aja. ‘ jawab Ayahnya
    Seperti itulah tradisi dari keluarga kecil itu selalu makan bersama sama. Dahulu ber empat  dengan neneknya, namun semenjak 1 tahun yang lalu hanya bertiga semenjak sang nenek ikut tinggal bareng Pamannya di Bekasi.
Sesi makan siang pun selesai.  Sambil menengguk segelas air putih Willi melihat jam tangannya,
‘ Oh shit ‘ Willi berlari menuju kamarnya. Di ambilnyalah laptopnya tadi lalu dengan sedikit berhati hati ia membuka browser internet miliknya. Jam sudah menunjukkan pukul 13.15 pertanda pengumuman resmi telah dipublish di laman resmi sekolah yang di daftarinya. Dengan konsentrasi penuh Willi mulai menggerakkan mouse untuk melihat nama nama yang lulus dan akhirnya setelah cukup lelah mencari kira kira 1 menit ‘ Yess gue lulus, Puji Tuhan ‘ kalimat yang terucap dari mulutnya
   Terlihat namanya berada di urutan ke  1 dari 90 siswa yang diterima di jurusan tersebut.
       Entah rasa senang ini adalah rasa senang yang mesti dia rasakan untuk saat ini atau bukan. Apakah perasaan senang ini memang tertuju untuknya atau untuk orang lain.
  Sejujurnya dia mengambil sekolah di SMK yang ada di Metro tersebut bukanlah keinginan utamanya, melainkan keinginan sang Ayah. Sang Ayah ingin Willi meneruskan perusahaan milknya karena Willi adalah anak semata wayang sehingga hanya dialah seseorang yang akan meneruskan perusahaan itu.  Berbanding terbalik dengan keinginan pribadi Willi, karena dirinya ingin sekali menjadi seorang penulis. Tak pernah terbesit di pikirannya untuk menjadi penerus Ayahnya karena ia sama sekali tidak punya hasrat untuk itu. Namun, sebagai seorang anak ia hanya bisa menuruti keinginan Ayahnya.
  ‘ Wil, bagaimana hasilnya ? lulus kan ? ‘ Tanya sang Ayah dari luar pintu kamar Willi
‘ Lulus Pa, kalau mau lihat hasilnya masuk aja, pintunya gak dikunci kok ‘
Seketika itu juga masuklah Ayah dan Ibunda Willi ke kamar anaknya untuk melihat hasil tes tersebut.
  ‘ Lihat itu Ma, apa kubilang, anak kita pasti lulus kalo cuma untuk ambil jurusan tersebut. Lihat peringkat satu lagi, memang hebat anak ayah. ‘ kata sang Ayah sembari tanganya menunjuk ke arah nama anaknya yang ada di layar laptop.
‘ Anak Mama lagi ‘ celetuk sang Ibu
‘ Bukan anak Mama atau Papa, tapi anak kalian semua ‘ sahut Willi dengan merangkul kedua orang tuanya.   


*****





Metro 2013        

       ‘  Senang riang masa depan kan datang capai ilmu setinggi awan, hingga nanti aku tlah dewasa, dunia kan tersenyum bahagia. ‘  begitulah sepengal lagu yang dinyanyikan oleh cewek berambut ikal siang menjelang sore itu.
Dialah Elisa, seorang cewek dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi tinggi amat namun memiliki paras cantik nan menawan. Namun dia tidak seperti cewek cewek cantik biasanya yang memiliki sifat kalem atau feminim, Elisa adalah orang yang sangat ekspresif  dan terkesan sedikit urakan.
          ‘ Elisa jangan nyanyi nyanyi terus, kamu sudah lihat pengumumannya belum ? Udah jam satu lebih loh ini. ‘ teriak sang Ibunda yang sedang sibuk mengerjakan tugas kantor.
‘ Oh My God, gue lupa kalo hari ini pengumumannya ‘ sontak Elisa bangkit dari kursi di ruang tamu berlarian mengambil laptopnya yang ada di kamarnya.
Dengan cermat dia melihat nama nama yang ada di laman web sekolah.
‘ Yess Puji Tuhan gue lulus. ‘ karena senangnya Ia memanggil kedua orang tuanya untuk melihat bersama sama. ‘ Mama Papa sini geh, El punya kabar bagus nih !’
‘ Ada apa sih El kok sampai teriak teriak gitu ?’ sahut Ayahnya sambil melangkah menuju ke kamar Elisa
‘ Elisa lulus Pa. Nih lihat Elisa ada di urutan kedua. ‘ jawab Elisa dengan semangat sambil tangannya menunjuk ke rah layar laptop miliknya.
‘ Wah hebat anak Mama sama Papa. Selamat ya sayang ‘ seru Ibundanya Elisa dengan mengusap usap rambut anaknya

Hari itu memang adalah salah satu hari yang membahagiakan bagi gadis bernama lengkap Elisa Lusiana itu. Dia berhasil masuk ke sekolah yang diimpikannya. Dia berhasil diterima di SMK N 1 Metro yang merupakan salah satu sekolah kejuruan terfavorit. Elisa sendiri berhasil diterima di jurusan Bisnis Manajemen yang merupakan jurusan yang sudah Elisa tetapkan dari SMP.
Elisa sendiri mengambil jurusan tersebut karena ingin menjadi seorang enterpreneur.  Dia ingin menjadi seperti Bob Sadino yang merupakan salah satu pengusaha favoritnya. Selain itu jurusan tersebut juga sesuai dengan kepribadiannya yang ekstrover.
Memang Elisa dikenal sebagai seorang bocah yang cukup kreatif dan mudah bergaul. Dia tidak sulit untuk mendapatkan teman baru, entah sudah berapa banyak teman yang dimilikinya. ia disukai oleh banyak orang karena sifatnya yang supel dan ramah, selain karena kecantikannya.
Naluri untuk menjadi seorang pengusaha merupakan turunan dari keluarganya. Keluarga dari Elisa dikenal sebagai pengusaha yang ulung. Dan keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha semakin menjadi jadi saat kelas 5 SD. Saat itu ia membaca bacaan tentang seorang pengusaha dari secarik Koran. Karena tertarik, dia mulai mencari tahu sendiri tentang apa itu dunia usaha baik lewat sang ayah maupun bacaan bacaan yang ada. Hingga akhirnya di saat teman tman yang lain memilih sekolah di SMA ia lebih memilih untuk bersekolah di SMK jurusan Bisnis Manajemen. Bukan berarti dia menganggap remeh atau menganggap SMA jelek, melainkan ia hanya ingin kemampuannya lebih terasah ditambah dengan ilmu yang lengkap.
Sejujurnya keinginannya untukbersekolah di kejuruan sempat membuat kedua orang tuanya kaget.
‘ Kamu mau melanjutkan sekolah di SMK ? Papa sama Mama gak salah denger nih ? ‘ seru sang ayah sore itu
‘ Iya Pa, memangnya kenapa ? Elisa ingin jadi pengusaha Pa. itulah sebabnya Elisa ingin mendapatkan ilmu yang mungkin tidak bisa Elisa dapatkan di SMA. Boleh ya ? ‘ pinta Elisa dengan tangan yang menggoyang goyangkan kedua tangan ayahnya.
‘ Papa sih sejujurnya gak pernah melarang kamu mau sekolah dimana, asalkan kamu senang belajarnya dan serius. Coba kamu tanya mama , kalo boleh berarti kamu boleh sekolah di situ ‘ jawab ayahnya
‘ Gimana Ma? Boleh kan? Ya Ma !’ tanya Elisa dengan tatapan mata seperti kucing yang sedang minta makan ke tuannya
Dengan tangan kanan memegang dagu ‘ boleh gak ya?.. emmm boleh lah ‘ sahut ibunya Elisa
   Mendengar jawaban dari sang mama, sontak Elisa bersorak kegirangan seperti seorang yang mendapatkan hadiah mobil dari sebuah games.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me and You and StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang