Masa putih abu-abu, masa yang kalut. Pertama kalinya kaki menjejal langkah sebagai remaja, anak kecil bukan, orang dewasa juga bukan. Labil parah.
Biasanya masa ini identik sama . . .kisah cinta monyet. Entah suka sama pentolan sekolah, atau suka sama teman sendiri, entah pelaku patah asanya kakak kelas atau adik kelas.
Ceritanya cuma disitu-situ saja circlenya, tapi semua cerita punya nilai esensialnya masing-masing yang berhak dikisahkan. Jadi, duduk sebentar, siapkan cemilan, biar kalian bisa baca cerita "mereka".
Biar kalian bisa tau, bahwa dunia tidak baik-baik saja, kalau semesta adalah retorika dan anomali, dan cerita apapun yang kalian tapaki berhak untuk terbit terkenang.
—; Adicita, mengisahkan . . .
Sagara Hyunjin Arsyhad.
"kamu dan aku,
berhak bersanding menjadi kata kita"Yejira Pitaloka Dwiwangka.
"semesta-semesta tai anjing!"
Abrizan Jeno Hamdan.
"siapa bilang jadi ksatria itu enak?"
Olivia Siyeon Benedict.
"sebatas peran pengganti, nanti juga bakal tersingkir kalau cerita utamamu datang"
Mandala Guanlin Nareshwara.
"perkara akhlak dan perasaan
itu dua hal beda tipis yang beda"Titania Ryujin Lakshitari.
"ini perasaan apa kolonial,
sukanya menjajah isi kepala"「 OO. Baris Pengawal
Republish, 11-12-2O19 」© Jermanberlin, 2O19
p.s : nama lokal hanya dipakai didalam dialog, di narasi akan tetap pakai nama idol. biar gak pusing ngafalinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Adicita Rasa
Fanfiction✎ lokal au ⌇ k+idol's 99-00 liners! ❝ manusia senang menerka-nerka, hidup dalam ekspentasi, enggan keluar dari zona nyaman sampai semesta mendorong mereka dengan kurang ajar. ❞ ➳ republish! ㅤㅤ© jermanber...