One Day Without Tanah

2.8K 136 40
                                    

Suara langkah kaki yang menginjak anak tangga hingga menimbulkan bunyi walaupun hanya kecil tidak sampai ke Rumah tetangga, Matanya terfokus pada banyak orang berkumpul di ruang tengah dengan tv menyala, lampu menerangi mereka serta sisa makanan yang berserakan dimana mana hingga mengotori lantai

Langkahnya berhenti disana berdiam di tangga yang masih belum berniat nurun kebawah jika di lantai bawah itu berserakan semua, Ia hela nafas memijit keningnya sejenak bikin pusing padahal masih pagi

Para Saudara saudaranya... Minus dirinya serta Tanah yang tertidur pulas disana membiarkan jika Tv itu menyala dari semalam, membiarkan semut yang mulai bereaksi hingga tidak sadar satu kecoak yang bernyelinap berlari santai dengan delapan kaki kurusnya

By the way?... Kecoak delapan kaki atau enam kaki ya?

"Gimana bisa aman tanpa Tanah..." Sekali lagi Petir menghela nafas dirinya menatap datar arah mereka yang masih belum bangun dari mimpi indah gara gara semalam bergadang tanpa dirinya yang mager itu "Bisa bisa rumah ini bukan dihuni manusia lagi tapi semut"

Mengingat Tanah yang memohon hingga berlutut di depan dirinya ingin mengikuti lomba masak yang ada di pulau rintis... Jangan lupa kedua Gadis yang membuat biskuit serta sup itu hadir dalam lomba itu, Tidak tentu Petir menolaknya melihat Tanah berniat sekali ikut lomba bisa bisa dirinya tidak tenang melihat raut wajah Adiknya sedih

Cih...

Lihat aja Tanah balik

Kiamat kalian semua wahai manusia yang lagi tidur di sofa

Tidak sadar jika dirinya juga kiamat dan senasib pada Saudaranya itu, Sudah pasti dirinya sebagai kakak tertua di antara mereka semua yang ada beda beberapa bulan serta setahun

Ia memijit lemot yang terletak pada kursi sofa yang kosong itu sambil menekan tombol merah dan Tv itu beraksi yang tadi terang itu telah menjadi gelap tidak menampilkan gambar gambar yang tadi ia sempat lihat itu, Mula mula ia menoleh sejenak arah dapur berniat masak sesuatu untuk makan pagi tapi niatnya ditutupi mengingat sesuatu

Bahwa ia sendiri tidak pandai masak

"Okay... Ada tombol nyerah ngak?" Gumamnya pelan memasuki ruangan dapur melihst banyak alat alat untuk memasang tertata rapi di sana susah membuat Kaka tertua itu harus memakai apa untuk memasak untuk sarapan sendirinya, Tidak ada niat untuk memasak sama sekali... Hancur total hingga otaknya ngeblank "Apa pakai go-food aja..." Pikirnya harus secara jelas dan matang tapi ia mengingat Tanah yang ceramahinya memasak sendiri lebih enak dan natural di bandingkan pesan makanan yang memungkinkan tidak sehat untuk tubuh

Tapi sebagian pikiran lagi tidak berniat meledakan dapur apa lagi dapur kesayangan Tanah, Bisa bisa dicekek mati dan berakhir di kuburan yang sudah ditaburi bunga(?). Kemungkinan ia akan memulai masak telur dahulu tidak terlalu susah saja dan sangat mudah dilakukan

Oke pikirannya sudah tekad akan memasak telur, Lihat saja dirinya sebagai kakak tertua pasti pandai masak setelah Tanah yang menjadi mama Tanah. Mulai dari kulkas sambil membuka pintu kulkas mengambil beberapa telur karena juga akan disediakan untuk para Adik adiknya yang masih setia berada di mimpi indah mereka masing masing

"Wajan letak dimana ya..." Gumamnya sambil melihat sekitar sambil meletakan butiran butiran telur di meja dapur, Melihat banyak barang tertata rapi dengan matanya tidak sengaja melihat wajan yang tengah di gantung dekat kulkas "Itu dia"

~~~

"Ngghhh" Erang Cahaya yang membuka mata merasakan cahaya pagi ini yang menerangi Ruang tengah ini berasal dari jendela yang terbuka lebar lebar, Ia mengedipkan mata berkali kali menyesuaikan pandangannya yang buram dan tidak jelas

One Day Without Tanah[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang