Duarrrr.....Duarrr.......
Duarrr......
Duarrr.....
Kenapa harus ada petir sih?
Kenapa tidak hujan saja yang turun!
Menyebalkan!
Bora menutup telinganya, menyembunyikan kepalanya dibawah bantal.
Takut dia sangat takut, tak kira akan semenakutkan itu, tangan nya berkeringat badannya bergetar akan hal itu.
Tolong !! Tolong !! Tolong kumohon HENTIKAN ITUU!!
Bora menangis dikamarnya yang gelap, dia terus menangis, menangis dan menangis.
Suara-suara di luar kamar membuatnya takut. Hatinya hancur setelah mendengar suara pecahan piring itu lagi, matanya terus terpejam, telinganya terus mendengar suara itu .....
Bentakan itu....
Cacian itu...
Tangisan itu....
Kesakitan itu...
"TIDAKKKKKK !!! TIDAKKK Kalian JAHATTT" Bora tebangun dari tidurnya.
"Aishh.... kenapa gue mimpi itu lagi." Bora memijat kepalanya, dia pun bergegas ke kamar mandi dan mencuci mukanya. Menatap pantulan dirinya di cermin itu.
"Lupakan Bora, kamu harus lupakan mereka!" Tapi ketika Bora mengatakan itu, air matanya mengalir dengan sendirinya.
"Payah, kamu payah Bora, kenapa kamu menangisi orang beja* seperti mereka." Ucapnya lagi pada dirinya.
Bora pun bergegas ke dalam kamar dan seperti biasa dia akan terjaga sampai pagi setelah kejadian itu.
Kejadian itu membuatnya depresi selama hidupnya, bayangan-banyangan itu terus menghantuinya, suara-suara itu membuat hatinya seakan sudah mati.
Kim Bora, dia adalah anak panti yang sekarang sedang kuliah di Amerika, tepatnya di New York University.
Dia diadopsi di umur 8 tahun (usia Korea), dan dia langsung pindah ke Amerika untuk melanjutkan sekolah atau lebih tepatnya hidupnya.
Sekarang hidupnya lebih dari cukup, ya karena orang tua angkatnya, walaupun Bora gak tahu dan belum pernah melihat orang tua angkatnya, tapi dia bersyukur bahwa ada yang mau menanggung hidupnya.
"Unnie sini deh dengerin musik ini!" panggil nya pada Mira.
Mira adalah asisten yang selama ini mengurus Bora di Amerika tepatnya sudah 14 tahun menemani Bora di Amerika. Sehingga Bora sudah menganggapnya Unnie nya sendiri. Mereka sudah saling terikat dan seperti keluarga.
"Wahh bagus Non, saya suka. Bagus bagus." Kagum pada musik yang dibuat Bora.
Sebenarnya Bora ke Amerika itu disuruh oleh orang tua angkatnya untuk belajar tentang musik. Walaupun dia tak tahu kenapa harus musik, bagaimanapun orang tua angkatnya sudah memberikan hidup yang lebih baik buat Bora.
"Non, coba kirim ke ayah Non. Mungkin dia suka." kata Mira berambisi
"Emmm.... engga ah unnie, soalnya aku masih belum yakin. Unnie bayangin selama ini aku sudah kirim lebih dari 50 lagu ke ayah, dan itu semua ditolak!. Jadi aku gak akan asal-asalan lagi kalau buat lagu." Kata Bora menghela nafas.
Iya... Salah satu perjanjian ketika Bora diadopsi sama orang tua angkatnya, yaitu bila Bora sudah membuat lagu yang mampu menarik hati orang tua angkatnya, maka dia akan tahu siapa orang tua angkatnya itu dan tinggal bersama di Korea.
Ada beberapa persyaratan kalau dia diadopsi. Bora jangan sampai tahu orang tua angkatnya, sekeras apapun Bora meminta unnie untuk memberitahunya, unnie langsung mengalihkan pembicaraannya.
Pernah waktu itu, ketika dia sudah sangat penasaran dia sampai ingin minggat dari rumah, tapi Unnie berkata "Kalau kamu sampai mengetahui nya dari unnie, unnie yang akan pergi dan dipecat dari pekerjaan." Seketika itu Bora tidak pernah menanyakan lagi tentang siapa orang tua angkatnya itu.
Ketika dia ingin menyampaikan sesuatu pada orang tua angkatnya pasti harus melalui perantara unnie. Memang sungguh konyol! Tapi ya inilah hidup Bora, kadang ia merasa bahwa ia terkekang tapi Bora menepis perasaan itu lagi, lagi dan lagi.
06.00 am Time in Amerika 2017
Tetttt....
Tetttt....
Tetttt...
Sudah kebiasaan Bora bangun jam 06.00 pagi, dan membereskan pekerjaan rumah kalau ada, tapi bila semua sudah beres dia langsung membuat lirik untuk lagunya. Itu sudah makanan sehari-hari dia, lirik, bait, instrumen dan lainnya itu sudah menjadi kebiasaannya.
"Unnie aku berangkat." sambil memegang tali molly (angjingnya) berniat untuk mengajak nya jalan-jalan.
"Iya hati-hati Non." Kata Mira menutup pintu.
Jalanan memang tidak terlalu ramai, biarpun ini hari libur tidak banyak orang datang ke taman dekat rumahnya itu. Mungkin karena taman ini hanya ada pepohonan dan beberapa bunga. Tapi Bora senang ketika dia berada di taman itu, karena taman itu Bora bisa bertahan di Amerika sampai saat ini.
"Molly ayo kita duduk dulu, sit down molly." Perintahnya pada anjingnya.
"Okee! Your smart." Kata Bora mengelus kepala anjingnya. Bora menatap sekeliling taman dan itu membuatnya berfikir tentang masa lalu, masa pertama kali Bora ke negeri orang asing ini.
Bora mengira dia hanya punya satu nyawa...... nyawa yang tak ingin dia lindungi....
Bersambung disini flen!! Next oke!
Jangan lupa! Join now with mee🤗🤗
Semoga banyak yang suka😘🤗😍
KAMU SEDANG MEMBACA
STONE H.E.A.R.T
FanficSemakin kita menderita, semakin tertutup hati kita akan cinta. Akankah penderitaan itu berakhir ketika seseorang hadir dan menghancurkan batu yang melapisi hatinya? Ataukah seseorang itu menambah tebal lapisannya?