kamu.

27 4 7
                                    

Aku baru saja pulang dari pekerjaan paruh waktu menjadi pelayan restoran makanan disekitar jalanan kota mungkin sekarang sudah jam 11 malam.
Aku merasa sangat gelisah malam ini aku tak tahu mengapa mungkin saat aku tiba di kosan ku aku akan merasa baik-baik saja.
Saat di perempatan jalan aku mendengar suara orang menangis ketakutan aku menghampiri suara itu.

Tolonggg.... Tolongg..

Aku melihat seorang laki-laki muda sedang ingin membunuh wanita ia membawa belati tajam yang siap melukai tubuh wanita itu namun lelaki itu menoleh ke arahku, aku ingin segera lari namun kakiku terasa lemas.

Lelaki itu tersenyum misterius kepadaku aku merasa ketakutan entah tenaga darimana aku berlari sekuat tenaga melawan rasa lemas.
Hingga aku sampai di depan kostan aku segera masuk dan mengunci pintunya.

Aku harap lelaki itu tak akan mengikutiku sampai kost-kostan,aku segera membersihkan diri dan tidur esok pagi aku harus berangkat untuk sekolah.

Kalian bertanya dimana orangtuaku?, mereka meninggalkanku .ah! Mungkin lebih tepatnya pergi selamanya saat aku berusia 16 tahun yang lebih tepatnya satu tahun yang lalu.
Mereka meninggal karena kecelakaan bus saat mereka akan pulang kampung. Jangan kalian fikir aku tidak sedih aku sangat sedih karena harus kehilangan keduanya. Tapi aku harus bisa menjadi seorang yang sukses seperti kemauan ibu dan ayah ku.

Hingga tengah malam aku tak bisa tidur hanya karena memikirkan laki-laki tadi bagaimana nasib wanita itu apa dia akan benar-benar dibunuh oleh lelaki muda itu atau tidak.
Ahh..  Aku pusing memikirkan kejadian tadi hingga tanpa sadar aku mulai memasuki alam mimpi.

Kriinggg... KKriinggg...

Alarm pagi membangunkan ku dari mimpi aku segera mandi dan memakai seragam sekolah aku tak boleh terlambat dengan mengulur-ulur waktu karna perjalanan ke sekolah juga butuh waktu lumayan lama.

Aku keluar gang kost aku menyetop angkot untuk pergi sekolah. " apa ada yang mengikutiku?" ucapku dalam hati
Aku merasa  ada yang mengikutiku dari tadi tapi siapa?. "  ah sudahlah mungkin hanya halusinasi saja,"

Sesampainya  aku di sekolah aku. Aku segera berlari masuk kedalam kelas " hai allika aku sangat merindukan mu! " ucap erma.

"

kau terlalu lebay er, allika hanya tak kemana-mana dia hanya tidak masuk selama satu hari saya kau sudah rindu! ", kata nasya dengan nada ketusnya.

"sudah lah kenapa kalian bertengkar hanya karna aku!. Aku jadi malu jika kalian perebutkan" ucap allika dengan senyum malu, Membuat kedua teman menatapnya heran.

"kurasa allika sedang tidak baik-baik saja"ucap erma berbisik ke nasya.

"hmm, mungkin ini efek terlalu lama menjomblo" ucap nasya disertai tawa kecilnya.

" Hey!.. Kalian berdua aku mendengar apa yang kamu katakan tau!", ucap allika dengan memajukan bibirnya.
Hahahhaha....
Membuat kedua temannya semakin tertawa lebih keras,  sehingga membuat perhatian bagi sekitar.

"Upss, maaf kelepasan" ucap keduanya dengan cengiran.

"sudahlah allika duduklah aku capek melihat mu berdiri" ucap nasya dengan jengah.

" Aku duduk dimana? Kalian duduk berdua lalu aku dengan siapa", ucap allika dengan raut di  buat sesedih mungkin.

" Kamu duduk sendiri di belakang kita, jangan manja kamu mau kita duduk bertiga dan bimarahi guru yang masuk ke kelas, sudahlah cepat duduk nanti keburu guru masuk ke dalam kelas" ucap erma dengan cerewet nya.
Ya erma adalah anak yang cerewet, ribet tetapi dia yang paling pengertian.
Sedangkan nasya lebih ke arah jutek, sedikit pemarah dan dia yang paling pemberani diantara kita.

" Yayayaya..  Baiklah aku akan duduk di belakang kalian!" ucapku dengan jengkel.
Karena aku paling malas untuk duduk sendirian karena tidak akan ada yang bisa di ajak bicara jika aku duduk sendiri.

Aku sangat mengantuk saat aku duduk, entahlah mungkin karena terlalu malam aku tidurnya.  Aku menelungkupkan kepala ku di antara tangan agar aku bisa tidur.

Namun aku tidak bisa tidur karena suara anak anak yang mengganggu

Hai kau tau tidak akan ada anak baru yang masuk ke kelas kita

Siapa? Kau tahu darimana? 

Tadi aku melihatnya berjalan ke arah ruang kepala sekolah dengan varo dan tian.

Apakah dia juga tampan? Sama seperti varo dan tian.

Kurasa iya! Aku tidak tau jelas mukanya.

Dasar tukang rumpi ahh biarkan saja toh tidak penting bagiku.
------

Kringgg...  Kringg...

Suara bel masuk sudah berbunyi membuat banyak anak tergesa gesa masuk ke dalam kelas masing-masing.

"selamat pagi anak-anak, hari ini ibu membawa temana baru untuk kalian." ucap bu lia dengan gembira. " nak masuklah seperti nya teman kalian sudah tidak sabar melihatmu. "

Seorang lelaki tinggi dengan kulit putih memasuki ruang kelas XI IPA2 berjalan dengan santainya.

"hai nama gue alex" ucapnya dengan wajah datar tanpa senyum atau keramahan.

" baiklah anak anak ibu tinggal kalian belajar yang baik dan semoga kamu alex betah di kelas dan Sekolah ini" ucap bu lia dengan senyuman ramahnya.

Ahh.. Dasar buguru cari muka biasanya saja di galaknya minta ampun sekarang baiknya tak tertandingi.  Ucap anak perempuan

"All alika," panggil erma sambil menggoyang kan tangan allika agar iya cepat bangun.

"Ck.. Apasih akutuh lagi tidur tau" ucap allika dengan mengucek mata.

"Tuh liat cowok cakep lagi kenalan" ucap erma dengan senyum genitnya.

Aku mengarahkan pandangan ku kedepan dan "  sepertinya aku tidak asinh dengan matanya tapi aku pernah bertemu dimana" ucapku dalam hati.  Saat aku sedang mengingat siapa dia, aku di kagetkan oleh nasya yang menyenggol lenganku.
" apa kau mengenal dia? " ucap nasya curiga. " aa aku tidak mengenalnya"  ucap allika sedikit gagap.
" lalu mengapa dia menatapmu dari tadi? " ucap nasya lagi dengan alis naik sebelah. "mana ku tahu mungkin dia sedang melamun" ucap allika dengan asal.

Entah mengapa aku takut melihat matanya, tapi aku coba untuk menatapnya dan benar saja mata kami terkunci aku dapat melihat bahwa di menyungging senyumnya. Aku alihkan pandanganku aku takut melihat matanya.

"ahh lebih baik aku berpura-pura membaca buku" ucap allika dalam hati." ahh apa di akan duduk dengan ku aku rasa di kelas ini hanya bangkuku yang kosong, semoga saja tidak." sambung allika dalam hatinya.

Brakkk...

Suara itu membuatku semakin mendekatkan buku yangku baca ke wajah. " Ohh tidak aku memcium bau maskulin yang sangat nyaman di hidungku tetapi bukankan aku duduk sendiri?  Lalu bau siapa, jangan jangan dia benar duduk disampingku" allika menggumam dengan lirih. " baik allikla kita hitung bersama dan liat apa benar dia duduk disampingmu satu.. Dua..  Tiga.. Dan..

King king king....
Penasaran kelanjutannya jangan lupa untuk simak kelanjutan cerita ini muachh 😆😗

mountain laurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang