BAB 1 - Survei Atlas

3.3K 276 43
                                    

JEJAK SAHIH
Oleh Aziizah Zee #Spiritual #FiksiRemaja
Akan update setiap: Sabtu dan Selasa

JEJAK SAHIHOleh Aziizah Zee #Spiritual #FiksiRemajaAkan update setiap: Sabtu dan Selasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

= = = = =

BAB 1 – Survei Atlas


Tiga masa merasakan sekolah di tanah air, baru kali ini Fikri kena bully. Ia kira kalau sekolah di Atlas--salah satu sekolah elit dan berkelas di Jakarta, mustahil terjadi kasus bullying. Kenyataannya sama aja, bahkan lebih kejam, pun, kenapa harus dia yang menjadi korban?

Fitnahnya pun cuma karena salah paham masalah cewek. Cih!

Dengan langkah gontai, Fikri bergegas meninggalkan lorong toilet menuju lantai satu. Sorot jingga yang membelai rambut menandakan ia sudah berada di sekolah selama sepuluh jam. Sadar belum menunaikan salat asar, Fikri mempercepat langkah walau sesekali meringis merasakan nyeri pada bahu akibat hantaman tinju Fajar. Beruntung Fajar bersikap bijak untuk tidak membuat wajah tampannya hancur.

Fikri masih tak menyangka kenapa dia jadi sasaran kemarahan Fajar, padahal semua warga Atlas juga tahu kalau Maya yang mengejar Fikri. Kenapa Fajar tidak memberi pengertian pada pacarnya itu. Fikri menggaruk kepala menandakan dia sendiri pusing memikirkan masalah yang terjadi.

= = = = =

"Biar saya saja, Pak." Cowok rupawan itu tersenyum tulus pada pria paruh baya di sampingnya. Setelah menurunkan barang dari bagasi mobil, pria itu menyerahkannya pada anak sang majikan.

"Can you help me? Tolong bawa Nemo and friends, nanti langsung taruh di taman belakang, thanks." Ia melirik akuarium berisi ikan-ikan kecil. Pak Eko mengangguk sopan.

Dengan tangkas cowok itu menjinjing koper besar dan ransel di pundak, otot lengan dan bahunya tampak jelas walau terhalang pakaian. Ia menaiki anak tangga satu per satu sebelum sampai di teras, lalu mendorong pelan pintu utama yang terlihat menjulang bersama dua tiang penyangga di kanan dan kiri.

"Anybody home? Hello?!" Suara lantangnya menggema ke seluruh penjuru rumah. Ia melangkah masuk, berjalan dengan mantap menuju anak tangga, kembali menjinjing koper besar berisi benda kesayangannya.

Dering telepon rumah membuatnya terkejut hingga nyaris terpeleset di anak tangga. Tak lama dia melihat seorang wanita melintas dengan gesit dan suara telepon tersebut lenyap. Cowok itu kembali melanjutkan langkah, namun harus terhenti kala namanya mengudara.

"Den Ethan?"

Ethan menoleh dengan senyum manis ke arah wanita yang memanggilnya. Baju longgar bermotif bunga-bunga yang panjangnya sebetis dan berlengan pendek. Itu aneh, dan cukup baru baginya.

Jejak SahihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang