Reyna berjalan mendekati pintu rumahnya dengan perasaan jengkel. Bagaimana bisa malam-malam begini ada tamu? Apakah mereka tak tahu jika ini sudah larut malam dan mungkin saja mengganggu pemilik rumah? Sungguh tidak sopan.
Tok tok tok.
Dan yang membuat Reyna semakin jengkel, orang ini tidak sabar.
"Iya iya sabar" ucap Reyna sambil membukakan pintu.
Reyna terkejut. Dia tidak menyangka jika yang datang larut malam begini adalah mamah dan papahnya. Orang yang sangat Reyna rindukan.
"Hai sayang" ucap Tama ayah Reyna.
Ucapan ayah Reyna menyadarkan Reyna. Tanpa pikir panjang Reyna pun langsung memeluk kedua orang yang paling ia rindukan.
Di dekapan mereka Reyna terisak. Menangis karena rindunya terobati.
"Hey kenapa nangis sayang?" Ucap Sita mamah Reyna lembut.
"Gak pa-pa ma, aku cuma seneng mamah sama papah pulang." Ucap Reyna yang masih setia memeluk papah mamahnya.
Sita dan Tama pun tersenyum. "Yasudah kita masuk yuk, kita lanjutkan di dalam." Ujar mamah Reyna.
Reyna mengangguk dan melepaskan pelukannya. Mereka berjalan menuju sofa di ruang keluarga.
"Sudahlah," ucap Tama dan langsung menoleh ke Reyna. "Rey besok kamu langsung pulang ya... Jangan langsung main." Ucap Tama.
Kening Reyna mengerut menandakan ia sedang bingung. "Kenapa memangnya pah?" Tanya Reyna.
"Besok calon suami kamu datang beserta keluarganya" Bukan papah yang menjawab melainkan mamah.
"Hah?! Aku masih SMA mah SMA kok udah ada calon suami aja. Bercanda kalian gak lucu." Ucap Reyna yang masih bingung dengan situasi ini.
"Kami memang tidak bercanda Reyna. Kami menjodohkan kamu dengan teman lama papah. Dia besok masuk ke sekolah kamu juga kok. Jadi, kamu tidak perlu khawatir dengan pendekatan kalian." Ucap papah Reyna dengan wajah yang serius.
"Gak! Pah. Aku gak mau! Aku masih SMA. Masa anak SMA sudah nikah? Apa kata teman-teman aku pah?" Tanya Reyna dengan nada yang sedikit naik.
"Sayang.... Mamah menjodohkan kamu demi kebaikan kamu kok. Dan kamu tidak perlu khawatir dengan teman-teman sekolah kamu, mereka tidak akan ada yang tahu."
"Tapi mah Reyna gak mau!"
"Please mamah mohon" ucap Sita dengan nada memohon. "Mamah gak akan meminta kamu apa-apa lagi" lanjut Sita.
Reyna diam. Ia terkejut. Sangat terkejut. Bingung harus berbuat apa, ia jga tidak mau membuat orang tuanya kecewa. Tapi, ia juga tidak mau di jodohkan.
Reyna menatap orang tuanya kembali. Reyna melihat mata orang tuannya yang penuh harap akan dirinya. Mata mereka menatap Reyna. Mungkin benar, ini adalah waktunya Reyna membahagiakan orang tuanya. Karena, selama ini dirinya tak pernah membuat orang tuanya bangga.
"Iya Reyna mau."
Kedua orang tua Reyna tersenyum tulus. Hati Reyna menghangat. Melihat orang tuanya tersenyum seperti itu membuatnya nyaman dan bahagia.
🍓🍓🍓
"Zaka papah menjodohkanmu."
Zaka menoleh sekilas menatap papahnya. "Zaka gak mau" ucap zaka tegas.
"Papah mohon sama kamu Zaka." Ucap Rendi papah Zaka.
"Owh aku tau kenapa papah memindahkan sekolahku," Zaka menoleh menghadap papahnya dengan tatapan dinginnya. "Karna papah ingin menjodohkan aku dengan salah satu anak di SMA baru ku kan?" Lanjut Zaka masih dengan tatapan dinginnya.
"Iya Zaka itu benar."
"Pah, papah tau kan aku masih mencintai putri?" Tanya Zaka.
"Papah tau Zaka. Tapi, putri sudah pergi. Pergi, meninggalkan kamu. Harusnya kamu sadar zaka. kamu tidak bisa seperti ini terus. Menutup dirimu karna perempuan itu. Kamu juga berhak bahagia Zaka. Jagan berharap dengan wanita yang sudah meninggalkan kamu zaka." Ucap Rendi berusaha menyadarkan anaknya. "Ini juga permintaan almarhum mamah kamu, mamah kamu ingin kamu menikah dengan anak sahabatnya."
Awalnya Zaka ingin menolak. Tapi mendengar ini permintaan almarhum mamahnya, Zaka jadi berfikir ulang. Zaka menyayangi mamahnya, dia tidak ingin membuat mamahnya kecewa. Tapi, harus kah ia menerima ini? Jika ini permintaan mamah Zaka hanya bisa pasrah. Meskipun hatinya masih untuk putri. Wanita yang sangat zaka cintai.
"Oke Zaka terima." Ucap Zaka yang langsung meninggalkan ayahnya.
🍓🍓🍓
Di kamar milik Reyna dengan kesunyian malam, Reyna menatap langit-langit kamar. Memikirkan apa yang akan terjadi esok, siapa yang akan menikahinya? Apakah orang itu baik dan akan menyayanginya? Apakah Reyna bisa menerimanya? Mungkin Reyna akan coba. Tapi, apakah pria itu juga akan mencoba untuk menerima Reyna? Sungguh memikirkan ini membuat kepalanya sedikit pusing.
Untuk meringankan pikirannya, Reyna memejamkan matanya, berharap besok ada keajaiban yang menimpanya agar Reyna tak perlu menikahi pria yang jelas-jelas Reyna tidak mengenalinya.
Pintu kamar Reyna terbuka, menampilkan wanita cantik yang sangat Reyna sayangi. Sita, Sita memasuki kamar Reyna perlahan agar yang mempunya kamar ini tidak terbangun dari tidurnya.
Sita duduk di tepi ranjang Reyna, menatap anaknya dengan senyum tulus dan mata yang mulai berkaca-kaca.
Tangan Sita terulur menyentuh puncak kepala anaknya."Sayang, yang kamu harus tau, mamah melakukan ini demi kebaikan kamu nak. Kamu tahu kan? Kalau mamah dan papah jarang di rumah, mamah sama papah ingin kamu ada yang menjaga, mamah juga ingin kamu membuka diri kamu dengan orang lain, mamah ingin kamu lebih dewasa sayang. Kamu juga harus tahu bahwa mamah sama papah tidak akan memilih orang yang tidak baik untuk kamu dan mamah dan papah memilih dia, karna mamah dan papah percaya bahwa dia bisa menjaga dan menyayangi kamu, sayang. Semoga kamu tetap bahagia dengan semua ini. Kami sayang kamu." Ucap Sita yang langsung mengecup kening Reyna.
Sita meninggalkan kamar Reyna dengan senyum Dan air mata yang mengalir dengan penuh harap. Berharap agar Reyna mampu menjalani ini dan tetap menyayangi pria pilihannya mamah dan papahnya.
Tanpa sita sadari air mata Reyna jatuh tepat saat Sita meninggalkan kamarnya. Reyna tahu Sita pasti memilih orang yang benar. Tapi, hatinya masih belum bisa menerima keadaan. Meskipun Reyna menerima untuk menikah dengan pria pilihan orang tuanya.
🍓🍓🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAREYNA
Teen Fiction"gua gak akan terima ini jika bukan karena orang tua gua. Jadi, sadarlah." Ini awal yang buruk. Mereka datang dengan sebuah paksaan. Mereka datang dengan sebuah kabar buruk bagi Reyna. Reyna pikir ini akan menjadi pertemuan yang menyenangkan... Awal...