Aku melihat jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 11 malam. Sembari berjalan menuju rumah, aku pun menelfon Cella yang bertujuan meminta bantuannya untuk memberitau guru bahwa besok aku izin tidak akan mengikuti pembelajaran selama beberapa hari untuk menjaga saudaraku.
"Hallo?" sapa Cella saat nada dering telfonku diangkat
"Ah, Cella. Apa aku mengganggumu?" tanyaku dengan nada datar seperti biasa
"Ahhh tidak. Ada apa Rise? Apakah luka lebammu sudah baikan??" tanya Cella
"Cella, aku ingin meminta bantuanmu. Untuk itu syukurlah aku sudah merasa baikan" ucapku sembari memasukkan tanganku kedalam saku jaketku
"Bantuan? Untuk apa Rise? Syukurlah! Senang mendengarnya!!" tanyanya bingung dan diakhir pertanyaan memberi ucapan selamat
"Tolong beritau walikelas kita, besok dan beberapa hari ke depan aku izin tidak masuk sekolah. Ken atau lebih tepatnya adikku harus melakukan control bulanan dan harus melakukan tranfusi darah. Terima kasih" jelasku sembari membuka pintu rumahku dan melangkah masuk setelah selesai melepas sepatuku
"Heee~ begitukah? Yes,sir! Akan kulaksanakan! Hehe.. Dan.. Untuk adikmu aku do'akan supaya cepat sembuh ya!" ucapnya dengan nada yang ceria membuatku semangat menjalani hari-hariku ini
"Terima kasih Cella, sampai jumpa esok harinya." ucapku sebelum menutup telefon
"Selamat malam! Dan tidak masalah hehe!" balasnya segera mematikan telfonnya
Akupun dengan segera melepas jaketku dan menggantungnya ditempat gantungan jaket. Aku segera mengecek kamar Ken, dan dapat kulihat ia tidak dapat tidur dengan nyenyak karena sesak nafas. Akupun dengan segera menghampirinya dan membangunkannya secara perlahan.
"Ken.." panggilku pelan sembari duduk ditepi ranjangnya
"Kenapa.. Rise..?" tanyanya dengan suara pelan dan mengambil nafas setelah satu kata
"Bersiaplah, aku akan mengantarmu ke rumah sakit sekarang." ucapku dan mulai mengambil beberapa pakaian, dokumen2 untuk surat rujuknya, dan pakaianku yang segera ku masukkan kedalam koper
Ken pun mulai memakai jaketnya, akupun pergi kebawah untuk membuatkan teh hangat. Setelah selesai dengan teh hangat, akupun memberikannya secangkir teh agar ia merasa baikan dan ia meminumnya. Sembari menunggu teh yang diminum habis,aku melanjutkan menata pakaian2 yang akan dipakai beberapa hari dirumah sakit.
"Apakah ayah sudah mentransfer uang untuk biaya rumah sakitmu,Ken?" tanyaku sembari menggeledek tas koper yang tidak terlalu besar
"Kurasa.. Sudah..." balasnya sembari berjalan perlahan menuju keruang tamu
"Baguslah kalau begitu" ucapku dengan menaruh koper kedalam bagasi mobil paman. Untung saja, aku sudah mempelajari bagaimana mengendarai mobil batinku dengan menghela nafas selamat
Selesai dengan bagasi, akupun kembali masuk kedalam rumah dan memakaikan Ken sepatunya dan menuntunnya berjalan menuju mobil.
¤¤¤¤¤¤
Beberapa menit pun berlalu, kami pun sampai dirumah sakit yang buka selama 24jam. Aku dengan segera mengurus keperluannya sambil sesekali menguap karena mengantuk.
Sampai pada akhirnya ia segera mendapat perawatan dan dipindahkan keruang rawat inap yang tentunya VVIP. Karena aku tidak mau istirahatnya terganggu.
Ayah memberikan cukup banyak uang untuk pembiayaan rumah sakit Ken.
Andai aku juga diperhatikan seperti Ken.. Aku pun mulai berangan2 setelah memasuki kamar Ken dan duduk disofa yang tersedia dikamar tersebut

KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You For The First Time
RandomDecription From The Story's Of "When I Meet You For The First Time": Keseharianku selalu dimulai dengan membaca buku,berangkat sekolah,dan pembullyan tentang diriku... Entah apa yang membuatku betah diinjak-injak oleh mereka.. Bahkan.. Orang tuakupu...