Suara riuh samar-samar didengar oleh Jaemin. Beberapa dari suara itu memanggil namanya, menyuruhnya bangun, memaksanya kembali. Namun, sebias suara yang lain, sebias suara yang sangat asing juga masuk ke dalam indera pendengarannya.
"Na Jaemin?"
Layaknya gong, suara itu menggema keras, dalam sekali hentak Jaemin membuka matanya. Ia melirik, tidak ada siapapun. Sekitarnya juga sangat gelap. Lalu, bangun dengan cepat, Jaemin berdiri.
"Na Jaemin?"
Jaemin menelan ludahnya kasar, ia melihat seseorang berdiri di depannya dalam jarak sekitar sepuluh meter, seorang gadis.
"Nana, kembali ...."
Suara lain memasuki telinganya, Jaemin menoleh, di belakangnya ada Hanna.
"Jangan kesana ... ayo kembali sama aku."
"Na Jaemin ...."
"Jangan kesana ... aku butuh kamu, Na."
"Na Jaemin ...."
"Ayo kembali."
"Na Jaemin ...."
Dua suara itu menggema di telinga si laki-laki, membuat kepalanya pusing bukan main.
"Bangun, Na."
"Bangun ...."
"Jaemin?"
Kedua kelopak mata yang baru terbuka itu mengerjap, seseorang yang pertama kali ia lihat adalah Hanna, berdiri di samping bangsal nya. Tersenyum teduh, bahagia.
"Akhirnya kamu sadar ...."
"Hanna ...."
"Iya?"
"Hug me ...."
***
Dirawat selama dua hari sangat cukup untuk mengembalikan kesehatan Jaemin meski tak sepenuhnya. Laki-laki itu turun dari taksi, diikuti oleh Hanna yang membawa barang-barangnya. Hanna sendiri yang memaksa membawa beberapa tas itu.
Rumahnya yang biasa sepi, kini tampak ramai. Banyak mobil mewah terparkir di halaman rumahnya. Dan ada sepeda motor Jaehyun disana.
"Aku antar ke dalam, ya." Langkah ringan Hanna terhenti ketika Jaemin menahan lengannya.
"Kenapa?"
"Aku masuk sendiri aja, kayaknya ada tamu."
"Oh ... yaudah, nih tasnya. Ini juga kayaknya tamu penting ya, mobilnya pada bagus."
"Mungkin iya."
Jaemin mengulum senyum sambil melambai kecil ke arah gadisnya yang sudah berbalik. Dengan langkah pelan dan pandangan yang bergerak kesana-kemari untuk memeriksa keadaan, Jaemin sampai di ambang pintu.
Pemandangan yang pertama kali menyapa retinanya adalah, tujuh pria berjas, yang pastinya para pemilik perusahaan dengan tangan memegang segelas wine yang masih ada sedikit sisa.
"Siapa dia?" Tanya salah satu dari mereka, pria dengan ornith black suit yang cukup terkejut dengan kedatangan Na Jaemin.
Bagaimana tidak terkejut, Jaemin datang dengan keadaan yang cukup-memprihatinkan. Kepalanya yang diperban, pergelangan tangannya yang masih nampak luka, dan wajahnya yang penuh lebam.
"Saya-"
"Oh, dia. Dia anak pembantu di rumah ini. Dia juga tinggal disini. Biasa, membantu bersih-bersih."
Anak pembantu.
Oh ayolah, Jaemin baru saja pulang ke rumah selama dua hari rawat inap di rumah sakit. Kenapa sampai rumah sudah seperti ini lagi? Se-malu itukah ayahnya mengakui jika Jaemin adalah anaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Obliteration : For You, Na Jaemin
Teen Fiction❝the removal of sins that brings us to true immortality.❞ Rank : #1 in najaemin #1 in nctjaemin © Belssfys, 2022.