8

143 6 0
                                    

" Tau, kalau gak salah namanya itu... "Jawab angga memberi jeda yang agak panjang

".... "

------------

"Elu tau kga sih?, lama banget jawabnya" Ucap Ryan

"Yah sabar kan ini juga nginget-nginget dulu" Ucap angga

"Makin lama otak lu makin lemot aja ya ngga" Sindir Reno membuat angga kesal

"Huh... Kalau kaga salah nih ya namanya tuh dwi apa gitu" Ucap angga

"Dwi tuh cewe apa cowo sih? " Tanya zidan dengan polosnya

"Cewelah, gila aja abang gua suka ama cowo"jawab angga

" Tapi sepupu saudara temennya temen gua cowo namanya dwi juga loh"ucap Ryan semakin membuat bingun

"Jangan - jangan bang Rendi gay lagi " Tuduh cia membuat hening dan berkelana pada pikiran masing-masing

"Bisa jadi juga sih, biasanya kan kalau gay itu kaga deket ama cewe. Nah si Rendi juga sama kan, kaga pernah menjalin hubungan ama cewe bahkan sahabatan" Ucap Reno dengan pd dan tampang polosnya

"Ih gua jadi ngeri, apa jangan-jangan si Rendi suka lagi ama gua ya. Dia kan sering ngedeketin gua apalagi gua cakep, bodynya bagus dan pinter lagi" Ucap Ryan memuji diri sendiri

"Sumpah ya otak kalian, ck..ck ...astagfirullah deh gua mah" Ucap cia lalu memasang Earphone di telinganya seakan ia tak ikutan menuduh, padahal ia yang mulai

--------------

Sedangkan di lain tempat Rendi sedang menyendiri sambil merokok di salah satu bangku tempat biasa anak-anak sekolah kumpul bahkan mabal. Jadi wajar aja kalau misalkan di tempat itu masih ada sekumpulan siswa-siswi bahkan setelah pulang sekolah.

'Elu masih kaga berubah ya wi, sama kaya gua yang grogi setiap kali deket sama elu' pikir Rendi

"Woy!  Ren, tumben elu sendiri" Tanya salah satu perempuan yang masih memakai seragam namun juga memakai switer putih dengan nada sok akrab

"Pengen aja" Jawab Rendi singkat dan kembali menghisap rokok nya

"-_- "

"Gua temenin ya" Ucap perempuan itu yang tak lain adalah tika, salah satu anggota OSIS yang menjadi penggemar serta menyukai Rendi

"Gak usah, pergi sono" Usir Rendi jutek.

"Gua gak bakal ganggu atau rewel kok, jadi boleh ya" Ucap tika memohon

"Elu kaga ngerti bahasa manusia? " Tanya Rendi membuat perempuan tersebut kembali kehilangan muka dan tentu saja malu namun ia masih saja belum menyerah

"Gua kaga ngerti kalau elu ngusir nya pake tampang yang cakep gitu.bikin gua makin pengen deket ama elu tau gak"jawab tika membuat Rendi jijik

Rendi langsung mematikan rokok serta membuangnya kedalam asbak dan berdiri lalu pergi keluar dari warung. Seketika warung penuh tawa dan tika malu namun karena sudah terbiasa di abaikan oleh rendi, ia cepat biasa kembali dan berjalan menghampiri teman-temannya.

"Kaga cape apa elu ngejar-ngejar si Rendi yang kaya pahatan es itu?mendingan ama gua aja yang udah pasti  " Tanya salah satu cowok dengan pd nya pada tika

"Kaga lah, mending gua ngejar si Rendi yang cakep, putih, pinter, bae, banyak prestasinya. Gak kaya elu udah mah jelek, bloon, idup lagi" Jawab tika membuat semua tertawa

⚡⚡⚡

Rendi berhenti di sebuah mall dan langsung menuju toko buku. Ia ingin membeli buku untuk pelajaran atau bisa di bilang referensi belajar dan sekalian beli novel untuk cia: v

"Gua beli novel genre apa ya"pikir Rendi bingung

Ia pun mengeluarkan ponsel dari saku dan memanggil cia. Kalau kalian mau tau dia dapet nomor cia dari mana, yah dia ngambil dari data waktu MPLS yang mana orang lain aja gak tau.

Flashback on

" Data kelas 10 di Susun pergugus masing-masing ya, jangan di campurin. Nanti kalau udah kasih ke gua"ucap Rendi yang menanti hari ini tiba

"Udah di serahin ke bu ayu deh kalau gak salah ren" Ucap seorang membuat Rendi tegang

"Kok elu kaga ada konfirmasi ke gua" Ucap Rendi kesal

"Gua mah kaga tau apa-apa, di suruh di kumpulin aja ama si bayu(ketos) " Ucap anggota osis

Rendi langsung menghampiri bayu yang sedang mengobrol dengan salah satu siswi.

"Bay! " Panggil Rendi dan siswi tersebut pun langsung pergi meninggalkan Rendi dan bayu

"Data anak kelas 10 udah di serahin? " Tanya Rendi

" Masih ada di gua, soalnya masih ada yang belum ngumpulin "jawab bayu

" Masih banyak? "Tanya Rendi

" Engga juga sih, cuman biang kerok doang yang belum pada ngumpulin "jawab bayu kesal

" Zidan? Zino? Velicia? Sama temen-temennya itu? "Tanya Rendi

" Tepat, dan gua tuh udah nagih tapi alesan mereka tuh banyak banget. Mana gua di tanyain mulu lagi ama bu ayu"jawab bayu makin kesal

"Biar gua yang urus, besok datanya lengkap" Ucap Rendi dengan pasti

Rendi pun menagih dengan  cara yang tak masuk akal atau bahkan mengancam, dengan ancaman aib atau kenakalan mereka di kerahui orang

"Kalau besok kalian gak ngumpulin, Siap-siap di panggil bk atas tidakan kalian. Buktinya masih ada, dan mungkin orang tua kalian di panggil" Ancam Rendi dan mereka mau tdk mau menurut

Sebelum di berikan Rendi menghapal nomor telepon cia dengan cepat dan teliti, barulah datanya di berikan.

Flashback off

Rendi pun menelpon cia dengan harapan nanti ia akan memaafkan kesalahan ia yang tadi.

"Siapa? " Tanya cia di seberang telpon

"Gua Rendi,mau nanya sesuatu" Jawab Rendi dengah gugup pasalnya mereka baru aja berantem yah itu sih menurut Rendi

"Silahkan " Ucap cia dengan nada tak perduli

"Kalau cewe yang suka baca novel biasanya suka genre apa? " Tanya Rendi membuat cia tersenyum dari sebrang telpon sana

"Buat cewe lu yang namanya dwi itu ya? " Tanya cia menggoda Rendi

Rendi diam namun jantungnya berdetak kencang, yah gimana gak deg-degan digodain ama orangnya langsung bahkan orngnya kaga sadar lagi.

"Hmm" Jawab Rendi

"Biasanya sih kalau cewe sukanya yang romance gtu " Ucap Cia

"Kalau menurut elu genrenya romance doang apa gimana? " Tanya Rendi membuat cia yang di sebrang telpon deg-degan namun ia bingung dengan perasaannya sendiri

"Kaga tau ya soalnya selera orang beda" Jawab cia

"Menurut elu gua kasih buku genre apa ya"

"Coba aja kasih genre romance sama genre romance fantasi, mungkin dia suka" Jawab cia

"Oh ia bye bang" Ucap cia lagi lalu mematikan sambungan telponnya

"...... "

cinta di smk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang