One shot 3 angel_

8 2 0
                                    

Pagi ini langit terlihat cerah dengan awan yang berkelompok sedikit menutup matahari.

Adrian turun dari mobil putih milik nya setelah setengah jam lamanya bergelut dengan jalanan ibukota (segera menjadi mantan ibukota) yang sangat padat.

Langkah nya terhenti saat ia melihat seorang gadis cantik dengan mata coklat mudanya yang serius memandang kedepan lalu tangan nya terus memberi gambaran pada apa yang ia lihat di seutas kertas gambar yang ia letakan di pangkuanya.

Terlihat tatapan memuja yang sangat teramat, tanpa sadar adrian tersenyum sembari terus memandang gadis itu gadis yang dua bulan lalu ia temukan dengan keadaan yang cukup mengerikan tangan yang penuh luka mata yang sembab akibat menangis dan beberapa luka lain nya.

Pagi ini adrian menyempatkan untuk menjenguk gadis nya di rumah sakit, entah apa yang membuat gadis itu teramat terluka dan membuat nya depresi, bipolar disorder lebih tepatnya sakit nya membuat ia melukai dirinya sendiri.

Beruntung gadisnya sangat penurut dan pintar ia sekarang terasa lebih hidup dan lebih berwarna setelah 2 bulan dalam perawatan, Keneth Rional sepupunya yang turut membantu gadis nya pulih.

"Hai Rahma bagaimana perasaan mu hari ini?" tanya adrian pada Rahma, Rahma nama itu tersemat pada bahu belakang kanan gadis itu.

"Lebih baik sekarang Tuan, terimakasih untuk bantuan yang anda berikan pada saya" jawab nya formal entah berapa kali Adrian meminta gadis nya untuk tidak memanggilnya dengan formal namun tetap saja Rahma menggunakan bahasa formal saat berbicara atau pun memanggil nya.

"Apa kau sudah makan? oh iya hari ini sudah boleh keluar dari rumah sakit kau ingin pergi ke suatu tempat?" tanya lagi namun Rahma hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Saya tidak tau, mungkin saya akan kembali untuk tinggal di rumah peninggalan bibi saya" katanya namun ada tatapan kesedihan di matanya entah apa yang benar benar mampu membuat nya terlihat sedih nan terluka.

"Kau bisa tinggal di salah satu apartemen miliku dan mulai bekerja pada perusahan ku" tawar adrian

"Tidak terima kasih sudah cukup banyak tuan membantu saya, saya tidak bisa membalas smua budi yang tuan berikan pada saya" tolak nya halus.

"Tidak tidak aku tidak banyak membantumu kau sendiri yang berjuang untuk pulih dan kembali hidup dengan banyak warna" jawab nya.

"Tanpa bantuan tuan saya tidak mungkin seberwarna sekarang" katanya sambil menatap langit cerah pagi ini.

"Saya bingung harus dengan cara apa membalas smua kebaikan tuan pada saya" tanya nya

"Bekerjalah di perusahan ku kau cukup bahkan sangat mampu dengan keahlian mu dan tinggal lah di salah satu apartemen ku" pinta adrian lagi.

Rahma segera menggelengkan kepalanya lalu berkata.

"Saya tidak bisa tuan saya tidak ingin merepotkan tuan lagi saya tidak bisa membalas smua kebaikan anda" tangkas nya cepat.

"Kalau begitu bekerja lah dan terima tawaran ku sebagai balasan atas apa yang aku berikan padamu"

"Tidak itu justru lebih merepotkan anda"

"Tak ada bantahan Rahma ini pinta ku atas balasan yang ingin kau beri padaku"

Lalu akhirnya dengan berat hati Rahma menerima smua tawaran Adrian.

*------____---------______-------------______------------*

Satu tahun sudah Rahma bekerja sebagai sekretaris Adrian dan menempati salah satu unit apartemen mewah Adrian tepat nya di Essence Darmawangsa di daerah cipete kebayoran baru , menurutnya smua terlalu mewah dan ia kadang tertekan dengan smua nya belum lagi dengan hubungan nya yang menggantung dengan kekasihnya lebih dari 17 bulan lamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 ANGEL (one shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang