12

114 12 1
                                    

Lee Soojin berpikir bahwa dia bisa masuk kuliah mulai minggu ini, ternyata dia masih merasa pening dan tubuhnya belum pulih secara penuh. Ayah dan Bunda pun melarang Soojin untuk masuk, ditambah dengan larangan Jinhyuk yang asalnya dari Dokter Dongwook, ayahnya, yang menangani Soojin selama sakit.

Pagi ini pun Soojin cuma bisa duduk selonjoran di sofa depan televisi. Sambil makan bubur buatan ibunya. Duh, dia udah bosan banget makan bubur. Otaknya sudah kebayangan jajanan di luar area kampus serta beberapa menu makanan cepat saji yang bikin mulutnya semakin pengen ceoat mengecap semuanya.

"Dimakan buburnya dong, Kak~ gimana mau cepet sembuh?" Bunda baru saja lewat ruang televisi dengan membawa satu keranjang berisi pakaian kering yang akan disetrika ART nanti.

"Iya, Bun..." Soojin mengangguk pasrah. Ketika baru saja menyendok buburnya, suara bel rumah berbunyi. Dengan langkah berat, Soojin pergi menuju pintu rumah. Soalnya Bunda ada dilantai atas.

Soojin tertegun saat melihat sosok Jonghyun di hadapannya. Lelaki yang sudah beberapa hari ini nggak muncul dan mengabaikan pesannya. Makanya Soojin nggak bereaksi saat Jonghyun datang.

"Hai...Dek..." Jonghyun menyapanya dengan canggung.

Bibir Soojin melengkung ke bawah, dia juga nggak berniat menyuruh Jonghyun untuk duduk. "Mau ngapain..."

Alis Jonghyun terangkat, "Mau...jenguk?"

"Masih inget ternyata..." Respon Soojin dengan datar. Gimana Soojin nggak cemberut, pada saat dia mengirim chat dibilang jangan ganggu. Setelah makrab pun nggak ada tanggepan pula dari Jonghyun.

Padahal Jonghyun sendiri gangguin dia pas makrab.

"Maaf, Dek. Aku sibuk." Jawab Jonghyun.

"Sibuk mulu." Soojin membuka pintu lebar-lebar, dia sendiri kembali ke ruang televisi, sementara Jonghyun mengekorinya dari belakang.

"Ya gimana...kita masih harus evaluasi makrab kemarin, dan sekarang mulai persiapan pemilihan ketua hima..." Jonghyun duduk di samping Soojin.

"Tahu dah yang ketua hima. Semangat banget kayaknya." Desis Soojin. "Saingannya cewek sih ya..."

Dahi Jonghyun mengernyit. "Maksud kamu Eunbi, Dek?"

"Siapalah namanya itu...nggak peduli juga..." Soojin mengaduk-aduk buburnya kasar, sampai sempet muncrat ke bajunya sendiri.

Tiba-tiba Jonghyun tersenyum kecil. "Sejak kapan Adek cemburu kayak gini?"

"Apaan sih!?" Soojin mendadak emosi. "Siapa yang cemburu!?"

"Ya kamu!"

"Geer!" Sahut Soojin.

Soojin sendiri malas ketemu sama Jonghyun bukan hanya karena Jonghyun yang nggak respon chatnya sejak makrab, tapi juga setelah melihat foto-foto makrab yang ditag di Instagramnya Jonghyun. Apalagi beberapa fotonya Jonghyun ada bersama satu cewek bernama Eunbi itu. Yang dia tahu dari Jonghyun sendiri dulu kalau Eunbi bakal jadi kompetitornya di pemilihan ketua hima nanti.

Dia kesal, tapi dia berhak kesal nggak sih? Kan mereka nggak pacaran. Cuma entah kenapa hatinya tetap panas sendiri.

"Buburnya jangan diaduk kayak gitu, sih!" Jonghyun merebut mangkok buburnya dari Soojin. "Buka mulutnya!"

Bukannya buka mulut, Soojin malah makin menutup mulutnya rapat-rapat. Nggak heran jonghyun makin geregetan dibuatnya.

"Buka mulutnya~"

Soojin menggeleng.

"Dek, aku mau kuliah bentar lagi..."

"Bodo amat." Soojin membuka mulutnya sedikit untuk bicara.

"Lee Soojin!" Sahut Jonghyun.

"Kim Jonghyun!" Balas Soojin.

"Astaghfirullah!" Seru Jonghyun frustasi. "Yaudah aku pergi sekarang! Capek sama kamu tuh!"

"EH! JANGAAN!!" Soojin langsung menarik ransel yang mau dipakai Jonghyun. Gadis itu memasang wajah cemberut. "Gitu aja ngambek..."

Lelaki itu mendesah, "Makanya makan..."

"Iyaa..."

Soojin akhirnya membuka mulut dan mau makan disuapin oleh Jonghyun. Jonghyun sendiri nggak bisa menghilangkan senyumnya selama nyuapin Soojin yang lagi kayak anak kecil gini. Ketika sendoknya agak menyenggol sudut bibir Soojin dan meninggalkan bekas bubur di sudut bibirnya, Jonghyun segera mengambil satu helai tisu dan hendak membersihkannya. Namun gadis itu langsung menjauhkan wajahnya dan mengambil tisu tersebut dari tangan Jonghyun.

"Aku bisa sendiri..." lirih Soojin.

"O, iya, Dek. Jumat ini adek aku mau ke sini." Kata Jonghyun sembari menyendok bubur untuk Soojin.

"Minkyu? Yang suka Kakak ceritain?"

Jonghyun mengangguk. "Iya, dia kan bakal ikut seleksi untuk tahun depan dan dia mau masuk Tekkim kampus kita. Kayak kamu."

"Jadi junior aku dong nanti?"

"Makanya dia mau kesini mau lihat-lihat kampus pas Sabtunya. Mau nemenin nggak?" Tawar Jonghyun.

"Mau lah!" Sahut Soojin antusias. "Dia 'kan adikku juga!"

"Adik kamu?" Dahi Jonghyun mengernyit.

"Iya, Kak Jonghyun kan punya dua adik! Aku adik pertama Minkyu adik kedua!" Soojin nyengir.

Jonghyun berdecak. Laki-laki itu menatap Soojin serius hingga membuat gadis itu salah tingkah. "Ke-kenapa?"

"Kamu serius ngomong kayak gitu?" Tanya Jonghyun dengan suara berat.

"Me-mangnya kenapa?" Soojin mulai clueless.

"Kamu dan Minkyu tuh beda. Kamu nggak punya hubungan darah sama aku. Literally kamu bukan adik aku. Cewek cowok dengan hubungan kakak adek tuh omong kosong." Gumam Jonghyun kecil.

Hal ini membuat Soojin tertegun. Gadis itu sama sekali tidak berkutik saat Jonghyun berbicara mengenai perbedaan dirinya dengan Minkyu.

"Y-ya terus kalau menurut kamu ini omong kosong, kamu maunya kayak gimana, Kak?" Tanya Soojin gugup.

Baru saja Jonghyun membuka mulut, ponsel Soojin berdering. Gadis itu menjauh dari Jonghyun dan mengangkat telepon. Dari Jinhyuk.

"Kenapa?" Tanya Soojin tanpa basa-basi. "Ha? Ke rumah kamu? Ngapain?...Jinwoo ya? Aku juga kangen, kapan?...ya, ampun...lihat nanti deh..."

Setelah menutup teleponnya, Jonghyun bertanya. "Siapa?"

"Kak Jinhyuk..."

"Ngapain dia telepon?" Tanya Jonghyun dengan wajah kesal.

"Dokter Dongwook ngundang aku buat ke rumah."

"Kapan?"

"Sab...tu..." Jawab Soojin dengan ragu.

"Kamu udah janji mau nemenin Minkyu ya," Jonghyun mengingatkannya sekali lagi atas janji yang mereka buat beberapa menit lalu.

"Iya...aku tahu..." kata Soojin. "Kan nemenin Minkyu bisa dari pagi, sorenya aku...menuhin undangannya Dokter Dongwook..."

Jonghyun menaruh mangkok buburnya dengan kasar di atas meja. Lantas lelaki itu mengambil ransel dan segera angkat kaki dari rumah Soojin.

"Kak!" Soojin hendak menyusul Jonghyun keluar. "Mau kemana!?"

"Kuliah."

Jonghyun pergi tanpa menoleh sekalipun ke belakang.

***

[BRODUCE TIME] Home // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang