Long Kiss Goodbye

11 1 0
                                    

                                 Long Kiss Goodbye

Siang itu sangat panas menyengat samapi menembus tirai dikamar rumah sakit yang sedang gue tiduri, kenalin Nama gue Apri 24 tahun dan gue bukan orang biasa karena gue mempunyai kelebihan yang enggak dimiliki orang lain. Gue Indigo, yah... tau lah bisa ngeliat Hantu, Hantu yang lagi deket sama gue ini namanya Sanne Prasanti, dia ini adalah pacar gue yang meninggal satu tahun lalu akibat kecelakaan. "Bangun Apri....sampai kapan kamu tidur!!" teriak Sanne di samping gue, "Berisik lo ah....nih masih pagi tau?!!". Lalu Sanne pun membuka tirai yang penuh dengan sinar matahari yang menyengat "sreett", "ini sudah siang tau!!". Gue melirik sinar yang terang itu dengan mata yang masih berat akan kesadaran, sambil bertanya kepada Sanne dengan suara pelan "ini emang jam berapa sih?" ."Tik tok tik tok" Njirr bunyinya kayak salah satu aplikasi yang bunyinya "tetew tetew"  skip!!, "tik tok tik tok" suara jam yang di tunjuk oleh Sanne. "Hah!!! jam 12 siang, sial gue ada janji dengan teman gue" terkejut gue,
Flashback sehari sebelum hari ini:
Sebelumnya ia didatangi seorang wanita bernama Lily, ia adalah seorang penulis puisi yang bersaing tahun lalu di Lomba Cerpen nasional.
Lily yang duduk disamping Apri,
Lily: pri bisa gak lo besok dateng nanti siang untuk kepenghargaan lomba puisi nasional gue nanti?
Apri: em.....bisa kok, dimana tempatnya?
Lily: gedung aula mall Kalibata City
Apri: oke tenang aja cantik?!.
Kemudian dia pergi meninggalkan gue di kamar Rumah sakit.
Kembali ke cerita:
Gue berlari dari ranjang rumah sakit dan melesat bagai elang ke pintu keluar, " ayo cepat Sanne!!". "Gubrak!!" gue membanting pintu, dengan cuaca yang amat panas gue melewati resepsionis rumah sakit itu, suara suster yang meneriaki gue " hei kau kembali!!". "Srrk srrkk" merabah rabah saku dan baju, "ngomong-ngomong handphone gue mana ya?", "bukanya semua barang-barangmu di tas" Sanne berkata sambil melayang mengikuti gue yang berlari.
"Oh iya kan ada di kamar kosan, gue baru inget", "kok bodoh sih kamu pri...!" cletuk Sanne. Gue terus berlari dari rumah sakit itu dan tiba-tiba "brak!!" gue menabrak seseorang, "woii kalo jalan hati-hati dong" teriak orang itu, gue terjatuh dan alangkah kaget gue melihat orang yang gue tabrak "Joko!!". "Apri!!, lo ngapain disini?" Joko terkejut sampai rambutnya menyalah bagai jerami terpanggang sinar mentari. Setelah itu gue dan si Joko teman lama gue yang berusia 25 tahun bekerja sebagai Barista kopi di sebuah cafe di Bekasi pun berbincang atau bahasa lainya nge-Ghibah. "Oi pri lo gak kerja lagi sekarang?"tanya Joko, "enggak Jok, gue keluar dari sana". Setelah gue asyik mengghibah gue lupa kalo gue pengen ke tempat Lily, "oiya Jok maaf nih gue harus pergi karena gue sedang ditunggu seseorang" sambil tergesa-gesa, "ikut dong gue pri, bosen juga gue nih" ucap Joko. Dan kemudian Gue di bonceng Joko dengan Motor bebek bersuara teketek nya itu menuju ke tempat Lily. Di Aula Mall Kalibata City, kerumunan orang-orang diluar yang agak aneh telah berkumpul memandang mobil Ambulance yang terlihat membawa seseorang. Tetapi gue gk perduli dan langsung menuju Aula, tiba-tiba gue bertemu Lily yang menagis. Belakang panggung gue menegur Lily " wah kayaknya menangis bahagia nih, menang ya....teraktiranya dong?", "huuuuu....Apa kompensasi lo di hidup gue njirr.....huuuuuu" jawab Lily sambil nangis. Tiba-tiba muncul Sanne dengan kepala menembus tembok dan ia berkata " Pri kayaknya temen kamu sudah mati deh?!" tegas Sanne menatap Lily, " apaan sih ngaco lo!!" jawab gue yang menatap Lily, "Kuntilanak jelek itu bener Pri...gue udeh mati" balas Lily sambil menunjuk Sanne. Sanne terkejut dan langsung marah "siapa yang kau bilang jelek, hah!!", "udeh Sanne lo gak penting marah-marah gitu, dosa lo kan dah tua?!!" ejek gue. Sanne marah lagi "ini lagi ngejek aku udah tua emang aku keriput?!!!!!!", sambil mengacuhkan si Sanne yang marah-marah dengan mulut yang seperti bebek tekektek gue megatakan sesuatu kepada Lily " lo mati kenapa Lily jawab dong?", "Begini pri ceritanya".
Flashback cerita Lily
"Puisi ku berjudul Long kiss Good bye" Sambil memandang ke arah Penonton.
Aku tak ingin melihat wajahmu lagi di sungai
Tidak ada perkembangan yang kan datang dari sini,teleponku berdering
Jika ini pesan perpisahan,aku akan melupakannya
"Pegang erat diriku" tapi "Aku tak ingin menghilang kemanapun"
Setiap kali kau bicara berlebihan kau tak terlihat perhatian
Aku biarkan kau melihat meski "aku menangis" sedikit saat menganggap diri ini kuat
Seberapa baikkah air mata ini mempengaruhimu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Long Kiss Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang