5

54 4 0
                                    

Aku dan Aisyah masih berdiri di depan kosan yang akan aku tinggal ii, setelah bicara dengan ibu kos.

Tempat  ini tak terlalu jauh dari tempat ku bekerja dan kampus, sehingga akan lebih memudahkan ku jika akan pulang di malam hari setwlah selesai bekerja.

Dan sekarang hanya abah yang harus aku yakinkan sekarang semoga saja abah mengizinkan.

"syifa,  cepat telfon abah mu" saran Ausyah yang langsung saja ku angguki.

"Assalamualaikum  abah" ucap setelah panggilan ku di terima.

"......."

"gimana kabar abah? Sehat? "tanya ku basa basi.

"....."

"abah, asyifa dapat kerjaan" kata ku dengan ragu.

"kamu mau kerja? Asyifa mau kerja apa? " tanya di sebrang sana.

"syifa kerja di cafe teman syifa bah" jawab ku.

"kenapa syifa ingin bekerja?, apa karena syifa belum bayar uang semester? "

"ii.. Iya bah, syifa mau biaya in kuliah syifa sendiri,  dan abah bisa fokus ke sekolah nya Akbar dan Dani, boleh yahh bah" pinta ku.

"baiklah,syifa bisa bekerja yang penting hal itu tidak.  Mengganggu kuliah mu" kata abah.

Mata Asyifa langsung berbinar mendengar perkataan abahnya.

"oh iya bah,  syifa juga mau sewa kos biar gampang kalau pulang kerja nya"

Terdengar helaan nafas dari abah,  dan itu berhasil membuat ku merasa benar-benar takut jika abah tak akan mengizinkan.

"syifa mau kos karena syifa kerja?" tabya abahnya.

"iya bah" jawab syifa.

"baiklah sebiknya syufa tak perlu bekerja"

Mendengar perkataan abahnya sontak membuat Syifa merasa lemas seketika.

"tapi bah,  syifa mohon,  syifa janji akan terus mengabari abah setiap 2 jam sekali, syifa pasti bisa jaga diri abah" mohon syifa.

Lagi-lagi  terdengar helaan nafas dari abah.

"baiklah jika itu memang keputusan mu nak, tapi harus tetap mengabari 1 jam sekali" putus abah.

1 jam sekali?  Itu terlalu sering abah,  ingin sekali syifa mengatakan hal itu namun,  di urungkan dari pada abah berubah fikiran?.

"baiklah abah,  terimakasih" ucap Asyifa

"iya nak,  baiklah abah tutup telfonnya,  assalamualaikum" kata abahnya

"waalaikimsalam"

"abah kamu setuju? "tanya Aisyah setelah Asyifa  menutuo panggilan telfonnya.

"iya alhamdulillah, abah setuju tapi harus selalu ngasih kabar 1 jam sekali" jawab Asyifa.

"baguslah,  ya sudah kau pulang saja, sudah tidak ada mata kuliah lagi kan hari ini" kata Aisyah.

"ok, aku pulang yah,  see you tomorrow,  assalamualaikum" pamit ku.

"InsyaAllah, waalaikumsalam. " jawab Aisyah.

Aku pun kembali melajukan motor ku untuk segera pulang ke rumah abah dan mempersiapkan semuanya aku akan langsung pindah saja besok.

InsyaAllah.

Seketika aku teringat kejadian pagi ini saat di bangunan itu.
Aku kembali teringat wajahnya, warna bola itu, bentuk alisnya, benar-benar persis seperti fatih yang di mimpinya.

Hanya saja wajah fatih yang dilihat tadi terlihat sangat datar tanpa ekspresi.

Tapi bukankah dulu dati dulu aku memang suka pada sosok pria yang  dingin, dan berwajah datar?  Lalu sekarang apa masalahnya?.

Dia tetaplah dia yang selalu hadir dalam mimpi ku.

Aku akan berdoa agar bisa di pertemukan lagi dengan mu.
Gumam ku.

Setelah sekitar hampir 2 jam mengendarai motor akhirnya aku telah sampai di rumah orang tua ku.
Aku berjalan menuju pintu setelah memarkirkan motor ku.

"Assalamualaikum abah, ibu"
Ucap ku langsung memasuki rumah.

Rumah tampak begitu sepi, tak ada satu pun irang di ruang tengah.

'kemana semua orang? '

Aku mulai berjalan ke dapur dan hasilnya sama saja tidak ada orang.

Hingga aku mendengar suara gemercik air dari kamar mandi.

Kulihat ibu sedang mencuci pakaian, 
Di keluarga ku memang seperti itu tidak ada mesin cuci, lemari es, atau yang semacamnya,  semuanya di lakukan secara manual.

"ibu,  kemana semua orang? " tabya ku setelah sampai di depan kamar mandi tempat ibu ku mencuci.

"kakak mu sedang kuliah, abah belum pulang dari kebun dan adik mu kerumah temannya." jelas ibu ku.
Yang hanya aku angguki.

Terlihat ia begitu bekerja dengan sangat keras nampak keringat mengucur di dahinya.
Dan tanpa basa basi aku langsung mengambil pakaian yang sudah ia bilas untuk aku jemur di bawah sinar matahari.

Saat akan kembali untuk mengambil pakaian ibu langsung mengatakan "sudah, ibu yang akan mengerjakannya,  sebaiknya kamu masuk dan siapkan makanan di meja untuk kita,  ibu sudah memasak tadi" jelasnya.

"tapi bu,  abahkan belum pulang" kata ku
"abah mu bawa bekal dan akan pulang sore nanti dan kakak mu tidak akan pulang untuk makan kan? "

"baiklah syifa akan menyiapkan makanan". Ujar ku langsung kembali ke dapur.

Setelah menyiaokan makanan untuk ku dan ibu ku, kami pun mulai makan tak ada pembicaraan apa pun saat makan.

"bu, abah udah bilang belum kalau syifa mau kos?" tanya ku memecah keheningan.

"udah,  syifa kenapa mau kos? "tanya ibu.

"syifa mau kerja bu,  dan kalau kerja syifa gak mungkin pulang kerumah, jaraknya kan jauh" jelas ku.

"baiklah, tidak apa-apa yang penting kamu bisa jaga diri baik-baik" kata ibu.

"iya bu,  InsyaAllah syifa pasti bisa jaga diri" jawab ku.
Kami pun kembali melanjutkan makan kami.

Malam hari.

Semuanya kini berada di ruang tengah setelah makan malam bersama.

Aku pamit ke kamar untuk menyiapkan semua yang akan aku bawa ke kosan ku.


******

Bersambung....

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang