dua

7 3 0
                                    

"anjir song joongki duda?!" lia baru membuka ponselnya dan mencari artikel tentang jodohnya tak sampainya.

"aduh pengen jawab alhamdulillah tapi takut dosa" lia masih sibuk membaca artikel artikel tentang oppa oppa kesayanganya yang tinggal di korea.

Drtt...

Drtt

Saat lagi seriusnya membaca berita tentang song joongki menduda ada sebuah telphone masuk dan mengganggu lia yang sedang serius membaca berita terbaru itu.

"anjir nih telphone ganggu aja" gerutunya lalu mengangkat sambungan telphone itu.

"halo siapa sih ini?! ganggu aja" terlalu banyak menggerutu lia tak melihat siapa yang menelphonenya.

"ekhem maaf apa saya mengganggu lia?".

Suara itu membuat lia melotot ia kenal dengan suara ini karena tidak percara lia melihat nama si penelphone dan langsung saja lia melotot dan jantungnya ingin copot si penelphone adalah boss 'deyan' dedemit ayan.

"mampus gue!" gerutunya dalam hati.

"eh bapak enggak kok pak" jawabnya bohong padahal dalam hati semua nama nama binatang di ragunan ia sebutkan dalam hati.

"saya cuma mau bilang tolong kerjakan revisi dokumen untuk meeting minggu depan" ujarnya santai.

"dan revisi-nya harus sudah ada di meja saya besok pagi. Night lia".

Sambungan telephone sudah terputus tapi lia masih menaru ponselnya ditelingga, rasanya saat ini ia ingin mati saja baru saja pulang ngantor niatnya mau santai sambil baca artikel tentang kasih tidak sampainya tapi pak deyan alias dedemit ayan itu langsung memberikan tugas revisi.

"DASAR BOS SETAN DEDEMIT AYAN! GAK TAU APA ORANG MAU SANTAI! ARGHHH!" lia berteriak bagai orang kesetanan.

"Gue sumpahin jomblo seumur hidup tuh bangkotan tua" gerutunya.

Ting...

Boss deyan

Apa saya setua itu untuk di bilang bangkotan tua lia?

Mata lia nyaris melotot kenapa bos nya itu mengetahui ia sedang menyumpahinya dengan kata kata kasar. Dan ia baru ingat bahwa bos titisan lucifer dan rajanya para setan itu adalah tetangga samping rumahnya.

"njir bego bego bego" lia memukul kepalanya lalu memendamkan wajahnya ke bantalnya lantaran malu karena bagas tahu ia menyumpahi dia dengan kata kata kasar.

💭

"hoam" lia mengucek matanya lalu melihat jarum jam di dinding kamarnya 'jam tiga' pagi dan dia baru menyelesaikan dokumen itu.

"anjir gue ngentuk huaaa mama anakmu ini ngantuk" rancaunya tapi matanya belum teralihkan dari laptopnya.

"kalo gini caranya lebih baik gue ngundurin diri aja deh" lia sudah tak kuat lagi berkerja dengan bos setan dedemit ayan macam si bagas itu.

"akhirnya selesai" gumamnya lalu beranjak ke arah tempat tidur dan mulai berbaring tak sampai lima menit lia tertidur pulas diranjang dengan gaya telentang khasnya.

💭

Kringg...

BRUKK

"anjir badan gue" lia mencoba bangun dari tempat ia jatuh dan posisi dengan tidak elitnya seperti tengkurep ke bawah  tapi kaki yang kanannya masih di atas kasur.

Lia melihat jam di ponselnya ' 07.30' lantas matanya melotot hendak keluar "hah!jam setengah delapan?! Gue telat!".

Lia berlari ke kamar mandi lalu menyambar anduk di gantungan belakang pintu, belum ada lima menit ia keluar kamar mandi lalu memakai pakaian kantor yang biasa ia pakai untuk pergi ke kantor.

"anjir sepatu gue mana lagi!" setelah memakai sepatu lia keluar lalu membuka ponselnya dan membuka aplikasi ojek online.

Tak sampai lima menit tukang ojek yang ia pesan sudah sampai di depannya "mbak lia ya?".

"iya pak" driver ojol yang bernama pak suripto itu mengantai lia sampai gedung kantor.

"nih pak duitnya, ambil aja kembaliannya" lia memberikan uang sepuluh ribu tanpa melihat berapa tarif yang ada di aplikasinya itu.

"lah mbak kurang ini, gimana mau ambil kembalianya?!" driver ojol itu mengikuti lia sampai ke lobby.

"mbak woy!" pak suripto itu berhasil memegang pergelangan tangan lia.

"apa sih pak saya udah terlambat ini!".

"ini kurang duitnya dari rumah mbaknya sampe sini tuh dua puluh rebu".

Lia mengaduk aduk isi tasnya tapi tak kunjung melihat uang cash, ia lupa mengambil duit ke ATM terdekat karena waktunya tersita karena mengerjakan revisi dokumen yang di suruh oleh bos setannya itu.

"ada apa ini?" suara berat yang menurut lia adalah suara setan yang berkoar tiba tiba datang.

"lah pak bagas ngapain disini?" tanya lia polos.

"lah ini kan kantor saya?".

"oh iya lupa, apa kabar pak?" lia masih menampilkan raut polosnya tapi dalam hati berdoa agar si dedemit ayan itu tidak mengomelinya panjang lebar karena terlambat berkerja.

"hm, ini ada apa ya pak?" tanya bagas.

"ini mbaknya bayar ojeknya kurang sepuluh rebu" ingin sekali lia menggetok kepala pak suripto lalu meneriakinya dengan kata 'pengecut kau suripto' seperti di adegan film favorit di kalangan remaja itu.

"nih uangnya kembaliannya ambil aja" bagas menyerahkan uang seratus ribu ke driver ojek online itu, setelah driver itu pergi membawa uang dan cengiran lebarnya karena mendapat rezeki nomplok di pagi hari.

"lah pak itu kebanyakan, kembalian nya buat saya aja lumayan buat  makan nasi padang di depan" bagas tak meladeni ucapan lia ia malah pergi begitu saja tapi saat di lif ia berteriak ke arah lia.

"oh iya lia tugas revisi yang kemarin malam saya kasih itu tidak jadi karena meetingnya dibatalkan dan satu lagi kamu telat lima menit jadi gaji kamu saya potong dua persen" ujarnya santai lalu menutup pintu lif.

"anjir dasar bos setan!" lia berteriak histeris hingga membuat resepsionis melihatnya dengan raut heran.

"anjir malu" lia menutup mukanya dengan map hasil revisi semalam yang dari tadi ia bawa.

Tbc.

dear mr crazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang