Empat Belas

528 80 4
                                    

"Tunggu." Jisoo menahan pergelangan tangan Bobby yang sudah berbalik bersiap keluar. Jisoo menatap Lisa sekilas membuat Lisa mengerti. Dia mengangguk pelan.

"Bob, aku tunggu di luar."

Begitu Lisa menutup pintu, Jisoo melepaskan genggamannya pada Bobby. "Maaf, dokter. Aku tidak bermaksud memegang tanganmu seperti itu."

Bobby mendudukkan dirinya di kursi yang biasa ditempatinya. "Jadi, ada apa?"

Jisoo menatapnya. "Katanya kau ada kabar untukku."

Bobby mengerjap matanya, berpikir sejenak kemudian menjentikkan jarinya. "Iya, untuk itu aku kemari untuk memberitahumu. Gara-gara Lisa ini," rutuknya.

"Jadi?" tanya Jisoo penasaran.

"Dua hari lagi, kau sudah bisa keluar dari rumah sakit. Dokter Park dan aku sudah mendiskusikannya. Mungkin ingatanmu bisa lebih cepat pulih begitu kau merasa familier dengan rumah dan lingkunganmu lagi," jelas Bobby.

"Sungguh?" mata Jisoo berbinar-binar mendengar berita ini membuat Bobby menahan diri agar tidak mencubit pipinya.

"Iya, aku serius. Kau bisa tanyakan pada Dokter Park lagi nanti."

Bobby menepuk puncak kepala Jisoo. "Kalau begitu, istirahatlah. Maafkan tingkahku dan Lisa tadi."

"Dokter!" panggil Jisoo membuat langkah Bobby tertahan sekali lagi. Dia menoleh dan melihat ekspresi wajah yang dirindukannya kembali. "Terima kasih," kata Jisoo bersungguh-sungguh.

"Anytime."

***

"Kau itu gimana sih? Kalau mau datang, bilang-bilang supaya aku ada persiapan juga," protes Bobby pada Lisa yang sedang minum teh di ruangannya.

"Kalau aku bilang, yang ada nanti rencanaku tidak berjalan lancar. Kau itu kan paling payah kalau mau berbohong. Lebih bagus kayak tadi, real," balas Lisa tenang.

Bobby menahan dirinya agar tidak menjitak kepala Lisa. Selain dia bakalan dituduh melakukan KDRT padahal dia dan Lisa bukanlah pasutri, Bobby juga malas menghadapi Lisa apabila wanita itu berencana melaksanakan balas dendam terhadapnya.

"Jadi, apa yang kau bicarakan dengan Jisoo tadi sebelum aku datang?" tanya Bobby penasaran.

Lisa menatap Bobby, memberi isyarat bahwa dia tidak akan mau memberitahu Bobby yang dibalas Bobby dengan tatapan memohon. Lisa spontan melempar tasnya yang mengenai wajah Bobby telak.

"Jijik Bob! Wajahmu seperti minta ditimpuk saja!" Lisa bergidik jijik mengingat kembali wajah Bobby tadi. Sedangkan yang bersangkutan sedang mengelus wajahnya yang terkena lemparan Lisa.

"Ngomong-ngomong, kapan Jisoo bisa keluar dari rumah sakit? Kurasa semakin cepat dia keluar semakin cepat kita akan menjalankan rencana kita."

"Karena itu tadi aku ke ruangannya. Aku sudah berpikir ulang soal rencana itu dan setelah mendiskusikan beberapa hal dengan nenek, Jisoo bisa pulang dua hari lagi."

Lisa mengangguk-angguk. "Berarti kau akan tinggal di rumah itu kan?"

Bobby menatapnya tidak mengerti membuat Lisa geregetan sendiri melihatnya. "Maksudku, kau akan tinggal kembali di rumahmu dan Jisoo kan? Rumah itu jaraknya dekat dengan rumah orang tua Jisoo," jelas Lisa. Dia tidak habis pikir dengan pikiran Bobby yang sepertinya lebih lemot dibanding saat masih sekolah dulu.

"Entahlah, aku masih belum tahu akan pindah kembali ke situ atau tidak," jawab Bobby ragu.

"Kenapa begitu?"

Love You No Matter What (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang