Mind's Eye

18 1 2
                                    


Kim Myungsoo x Jung Soojung
Oneshot
Angst (semoga bisa bikin yang baca nangis)
Silahkan tinggalkan jejak jika suka.
Ditunggu kritik dan saran untuk saya yang baru belajar ini.
Semua cover dibuatkan oleh RatihEph9 makasih untuk covernya yang cantik.
Juga untuk temanku sejak lama berinisial D yg udah ngasih saran judul yang keren. Makasih.

Kenapa mencintaimu begitu menyakitkan? Haruskah kuteruskan rasa sakit ini? Ataukah kuhentikan saja? Kumohon, bantu aku.




Soojung mendengar pintu apartemennya terbuka. Senyum secara otomatis terukir di bibir tipisnya. Dia segera berjalan menuju pintu dan menemukan suaminya yang nampak kelelahan.

"Aku pulang." sapa sang suami.

"Selamat datang." Soojung meraih tas kerja Myungsoo, suaminya. Dia juga memberikan pelukan hangat untuk pria yang menikahinya 14 bulan lalu.

Dengan cekatan, Soojung mengambilkan segelas air setelah meletakkan tas kerja di atas kursi. "Aku akan menyiapkan air hangat agar kau bisa mandi. Aku memasakkan sup kepiting pedas kesukaanmu. Aku akan menghangatkannya nanti." ucapnya. Dia terus bergerak. Dia menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Lalu menyiapkan pakaian ganti Myungsoo.

Myungsoo mencuri kecupan di pipi Soojung membuat wanita itu tersenyum kecil ke arahnya. "Aku merindukanmu." kata Myungsoo.

"Aku juga. Sekarang mandilah. Aku harus memanaskan makanan untuk kita."

Myungsoo membelai pucuk kepala Soojung penuh kasih sayang. Lalu dia meninggalkan Soojung menuju kamar mandi.

Soojung sendiri menuju dapur untuk menyiapkan makan malam mereka. Setelah beberapa waktu, Soojung merasakan pelukan dari belakang tubuhnya. Myungsoo.

"Oppa, aku jadi tidak bisa bergerak." kata Soojung.

Myungsoo tidak mengatakan apapun. Namun Soojung bisa merasakan Myungsoo tersenyum. Pelukannya semakin menguat. Seakan tidak ingin terpisahkan meski sedetik saja.

Soojung meresapi kedekatan mereka. Karena untuk mendapatkan semua itu dia harus menunggu tanpa kepastian.

"Ada apa denganmu Oppa?" tanya Soojung lembut.

"Hanya saja... aku begitu ingin selalu bersamamu." kata Myungsoo. Soojung tersenyum. Namun hatinya terasa nyeri. "Maaf karena aku menempatkanmu dalam posisi seperti ini. Aku sungguh ingin melakukan yang seharusnya. Tapi aku...."

Soojung berbalik hingga kini dia berhadapan dengan Myungsoo. Menghentikan ucapan Myungsoo dengan meletakkan jemari lentiknya di bibir Myungsoo.

"Aku akan selalu menemanimu Oppa. Apapun yang terjadi."

Myungsoo kembali memeluk tubuh erat Soojung. Dia ingin waktu berhenti di saat ini saja. Sehingga dia bisa selalu bersama orang   yang paling ia  cintai di dunia ini.






"Darimana saja kau, Myungsoo? Kenapa kau pulang semalam ini?"

Myungsoo mengabaikan ucapan keras dari sang ayah. Dia menaiki anak tangga. Dan menemukan seorang perempuan cantik menatapnya dengan pandangan sedih. Tapi sekali lagi Myungsoo mengabaikannya.

"Myungsoo, darimana saja hingga kau pulang selarut ini?" Perempuan bernama Doyeon itu bertanya setelah mengikuti Myungsoo ke dalam kamarnya.

"Kau pasti tahu darimana aku hingga pulang selarut malam ini." kata Myungsoo. Dia membuka dasi yang melilit lehernya dengan kasar. "Aku mengunjungi istriku tentu saja."

"Apa maksudmu? Aku istrimu Kim Myungsoo." bentak Doyeon.

Myungsoo berbalik dengan raut wajah geram. "Dan kau juga sangat tahu aku tidak pernah menginginkanmu menjadi istriku. Pernikahan antara kita hanya keinginan egoismu dan orang tua kita." Myungsoo juga ikut membentak .

"Meski begitu tidak seharusnya kau menikah lagi? Siapa perempuan jalang itu?"

"Jangan sebut Soojungku perempuan jalang. Kau yang jalang. Aku sudah tidak tahan. Bukankah aku sudah berkali - kali memintamu untuk menceraikan aku hah?" amarah Myungsoo  semakin tak terbendung.

Namun, Doyeon justru terkesiap saat mendengar nama yang disebut Myungsoo.

"Apa yang kau katakan? Soojung. Kau bilang Soojung? Jung Soojung?"

"Ya. Kau ingin mengusiknya lagi? Jangan harap kau bisa melakukannya. Kau tidak bisa melakukan apa - apa. Aku dan Soojung sudah menikah."

"Apa yang kau katakan?" Doyeon terlihat pucat pasi. "Sadarlah Kim Myungsoo. Soojung sudah meninggal. Bagaimaana bisa kau..."

"Diam kau. Jangan mengatakan hal yang tidak - tidak tentang Soojung."

"Myungsoo, Soojung sudah mati. Kau sendiri yang menguburkannya."

Myungsoo melempar semua barang   di atas meja rias. Lalu memandang Doyeon tajam.

"Soojung tidak mati. Jangan pernah mengarang kebohongan hanya agar aku bisa tetap bersamamu."

Myungsoo meninggalkan kamarnya penuh amarah. Dia turun dan tetap mengabaikan ayah dan ibu yang memanggil namanya. Dia juga mengabaikan Doyeon yang terus memanggil namanya sambil menangis.

Myungsoo melajukan mobilnya menuju apartemen yang baru saja ia kunjungi. Berlari dengan tergesa. Membuka kunci pintu dengan tak sabar. Dan menemukan apartemen yang gelap.

"Soojung, kau sudah tidur?" panggil Myungsoo. Pria tampan itu menyalakan lampu. Dia bergegas ke kamarnya. Kosong. Kamar mandi juga kosong. Dia mengitari apartemennya dan tidak menemukan Soojung dimanapun.

Myungsoo menjadi panik.   Dia berkali - kali memanggil Soojung. Namun, tidak ada jawaban sama sekali. Myungsoo mengeluarkan ponselnya. Dan mencoba menghubungi nomor Soojung.

"Nomor yang anda tuju tidak terdaftar. Silahkan..."

Myungsoo berteriak keras.

"Ini tidak mungkin. Soojungku tidak mati. Tidak. Tidak. Itu hanya khayalan saja. Soojungku masih hidup. Dia sedang pergi keluar sebentar. Aku akan menunggunya."

Myungsoo merangkak ke atas ranjang yang terasa dingin. Mengabaikan keadaan kamar yang berantakan. Pakaian kerjanya sore tadi yang tergeletak di atas kursi. Pintu almari yang terbuka memperlihatkan pakaian - pakaiannya. Hanya pakaiannya.

Memejamkan mata, Myungsoo berharap saat dia membuka matanya, Soojung akan menyapanya. Seperti yang selama ini dia rasakan.






Myungsoo berlari dengan panik di rumah sakit itu. Dia tidak peduli dengan pakaian yang ia kenakan. Dia berlari ke ruang UGD. Dan menemukan dokter dan beberapa suster terlihat sibuk menyelamatkan seorang pasien. Dia melihat seseorang yang ia kenal berada di luar ruang UGD.

"Seulgi. Apa yang terjadi?" tanya Myungsoo.

"Soojung, Oppa. Dia kecelakaan dan kritis. Aku juga baru tahu setelah dihubungi pihak rumah sakit." kata Seulgi.

Myungsoo merasa kakinya lemas. Dia terduduk di lantai dengan meremas kepalanya.

Myungsoo bahkan tidak tahu jika orang tua dan seorang wanita yang hari ini resmi menjadi istrinya datang mengunjunginya.

Dokter keluar. Membuat Myungsoo berdiri. Dan dia nyaris berteriak saat sempat melihat monitor yang menampilkaan garis lurus.

"Maafkan kami. Lukanya terlalu parah. Pasien meninggal jam 18.17."

"Tidak mungkin. Kau pasti salah. Itu bukan Soojung." Myungsoo mencengkeram baju dokter. Beberapa orang mencoba menahan Myungsoo. Karena dia membuat keributan.

"Maaf Tuan. Kami tidak bisa menyelamatkannya. Dan ini, kami menemukan ini." Myungsoo menerima sebuah cincin yang diberikan dokter.

Myungsoo tidak mampu menahan tangisannya begitu melihat cincin yang sangat ia kenali. Karena cincin itu khusus Myungsoo buat untuk Soojung.

END

Mind's Eye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang