Langkah Ryujin mantap, tidak perduli sedetikpun bahwa didepan sana banyak murid-murid STM yang terkenal cukup bar-bar dan suka cat calling. Perduli setan, dia sudah terlalu kebal.
Cewek berambut hitam sebahu itu masuk ke warkop samping SMA Perwira yang sudah terkenal sebagai sarang berkumpulnya para murid rebel sekolah disekitaran sini.
Rautnya super datar dan galak, bahkan salah satu adik kelas yang Ryujin tau dari dasinya yang masih bergaris 1 itu sampai sedikit ciut merasakan aura dominan Ryujin.
"Ssstt! mada! temen lo tuh." Guanlin menoleh cepat ketika di kode oleh teman setongkrongannya, cowok itu berdiri cepat sampai kursinya bergeser kasar, mendekati Ryujin yang agak celingukan mencarinya.
"Tan lo ngapain kesini?!" bisik Guanlin namun penuh penekanan.
"Gue kan udah bilang —"
"Buat gak kesini? iya tau. Tapi gue cuma bisa menemukan lo disini, jadi gue kesini." ucap Ryujin santai, berbanding terbalik dengan Guanlin yang setengah panik.
Karena ini bukan daerah aman, orang-orang yang nongkrong disini udah bukan level anak nakal yang cuma ngebolos. Kebanyakan dari mereka ini pentolan tiap tawuran sekolah, jadi bisa bayangin sendiri situasi kondisinya kayak apa kan?
Gak kondusif.
Guanlin menghela nafas kesal, menatap cewek dihadapan seolah siap membelah isi kepala tidak terduganya, nggak ada gunanya juga marah —mau Guanlin marah sampai pita suaranya putus Ryujin mana dengar.
Toh memang hobi Ryujin membuat Guanlin panik-panik ajaib.
Jadi Guanlin memilih buat mengubur hidup-hidup angkaranya karena melukai cewek itu nggak gentleman dan menangkap tangan Ryujin untuk dia tarik menjauh, menuju indomart didekat sana.
Sementara Ryujin menyembunyikan senyum manisnya dibalik punggung tegap Guanlin.
🌹
"Mau apa?"
"Anterin pulang."
"Lo pikir gue gojek, ya?" Guanlin melipat tangan didepan dada, menatap sensi pada sosok Ryujin yang santai-santai aja minum yakult.
Apa ini cewek gak sadar kalo Guanlin udah nahan gemas buat nggak nyiram Ryujin pake yakult segentong?
"Juna lagi inten. Nyokap di luar kota. Gue gasuka naik Gojek." ucap Ryujin menjelaskan, lebih kepada memberi alasan yang tidak relevan.
"It doesn't mean gue harus jadi ojekzone lo."
"Lo temen bukan?"
"Gue Mada."
Ryujin tertawa palsu, "Haha. lucu lo sasuke." Ia kemudian mengambil jaketnya yang tersampir dimeja Indomart. "Pokoknya lo harus anterin gue karena kalo lo nggak nganterin gue, ya gue nggak bisa pulang."
Ada satu alasan semu yang sangat nggak bisa dipercaya tapi Ryujin memegangnya teguh sekali. Kalau Mandala Guanlin Nareshwara nggak bakal menolaknya. Entah itu intuisi darimana, bisa dibilang Ryujin itu lebih mementingnya nalarnya dibanding logika. Sebuah standar kualitas yang bisa membuatnya terhempas dalam lautan luka kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Adicita Rasa
Fanfiction✎ lokal au ⌇ k+idol's 99-00 liners! ❝ manusia senang menerka-nerka, hidup dalam ekspentasi, enggan keluar dari zona nyaman sampai semesta mendorong mereka dengan kurang ajar. ❞ ➳ republish! ㅤㅤ© jermanber...