BAB 2 - APA YANG DIA INGINKAN

22 4 0
                                    

Semenjak kejadian menyebalkan itu, kini aku dan dia seperti menjadi musuh, ketika tak sengaja bertemu kita selalu melemparkan tatapan seakan ingin membunuh satu sama lain. Mulai sekarang dia sudah kutandai, aku tidak ingin mengenalnya lebih jauh atau sekedar berbicara dengannya. Mulai sekarang aku tidak akan pernah bicara padamu Park Ji Hoon.

Dave dia adalah pria yang waktu itu aku katakana, pria yang aku tidak tahu namanya, dia adalah Dave, seorang ketua kelas juga seorang ketua osis, sejak hari itu aku semakin dekat dengannya, dia orang yang baik, pintar, dan juga banyak disukai orang. Semenjak itu juga aku mendapat beberapa musuh lagi setelah Park Ji Hoon, mereka adalah para penggemar Dave, sudah beberapa kali mereka memperingatkanku untuk menjauhi Dave, tapi nyatanya bukan aku yang mendekati Dave, justru Dave lah yang mendekatiku terlebih dahulu, aku sudah mengatakan pada pemggemar Dave itu berkali-kali, tapi sepertinya mereka bodoh tidak pernah mengerti apa yang aku katakan.

Pagi ini aku berangkat sekolah menggunakan kendaraan umum, biasanya aku diantar oleh assistant eomma, berhubung hari ini eomma sedang berada dirumah sakit karena semalam keadaannya menurun akhirnya aku berangkat menggunakan kendaraan umum, sebenarnya tadi pagi aku sempat berdebat dengan eomma, karena aku tidak ingin berangkat ke sekolah, aku ingin menemani eomma dirumah sakit, tapi eomma terus saja menolak dan terus menyuruh assistant eomma untuk mengantarku ke sekolah, aku menolaknya karena eomma harus ada yang menjaga ketika aku berada di sekolah nanti. Perdebatan panjang itu alhasil membuatku terlambat masuk ke sekolah, keadaan jalanan di Indonesia benar-benar berbeda dengan di Korea, dimana-mana ada kemacetan.

Sesampainya aku didepan gerbang sekolah, aku hanya bisa menunggu gerbang itu terbuka, satpam yang menjaga pintu gerbang sedang berdiri tegap memperhatikan aku dan anak-anak yang lain terlambat masuk, tapi untunglah bukan aku saja yang terlambat masuk. Kemudian tak lama ada seorang guru dari dalam sekolah keluar untuk menemui anak-anak yang terlambat masuk, diperhatikannya kita dengan seksama, kemudian tatapannya itu berhenti padaku, tak lama guru itu berkata Hei kamu anak baru, kenapa terlambat datang ke sekolah Tanyanya menggunakan Bahasa Indonesia, aku benar-benar tidak mengerti apa yang guru itu katakan, kemudian aku hendak menjawab bahwa aku tidak mengerti apa yang guru itu bicarakan, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang berkata dari belakangku She cant speak Indonesian Ucapnya, saat aku menoleh ke arah belakang betapa terkejutnya aku ketika menemukan sosok yang paling aku benci, yaitu Park Ji Hoon, dia hanya melihatku sekilas kemudian kembali menatap guru itu, setelah mendengar penyataan pria menyebalkan itu pak guru pun mengerti apa yang dimaksud Park Ji Hoon, setelah itu kita semua yang terlambat disuruh masuk kedalam sekolah dan berdiri baris sejajar ditengah lapangan, entah hukuman apa yang akan kita dapatkan kali ini, sebelum itu kita semua disuruh untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali, hal ini sungguh menyebalkan, salah satu hal yang paling tidak aku suka adalah berlari, tapi apa boleh buat mau tidak mau aku harus melakukannya. Setelah kita semua selesai berlari mengelilingi lapangan yang super lebar ini sebanyak tiga kali, kita mendapat hukuman lagi, ada yang mendapat hukuman membersihkan toilet, menata buku-buku di perustakaan, dan membersihkan halaman sekolah, betapa sialnya aku ketika mendapat hukuman membersihkan halaman sekolah bersama Park Ji Hoon makhluk paling menyebalkan di dunia ini.

Selama aku menjalani hukuman bersamanya, dia terlalu banyak santai, aku terus mengomel padanya karena dia terlalu banyak duduk, sedangkan aku sedari tadi menyapu halaman sekolah yang besar ini tanpa istirahat, keringat sudah mulai mebasahi seragamku, untung saja di loker milikku aku menyimpan seragam cadangan jadi aku bisa mengganti bajuku setelah selesai nanti. Park Ji Hoon benar-benar keterlaluan dia tega membiarkan aku membersihkan halaman sekolah ini sendiri, jika tidak ada hukum di dunia ini aku sudah membunuhnya sejak awal, nappeun namjaya (Laki-laki jahat). Setelah selesai membersihkan halaman aku bergegas menuju lokerku untuk mengganti pakaianku, selama berjalan menuju loker yang berada di ujung koridor kakiku rasanya sudah tidak bisa untuk diajak bekerjasama, rasanya kakiku terus gemetar, sesampainya di depan lokerku tiba-tiba saja kakiku melemas dan akhirnya aku terduduk dilantai menghadap lokerku, kakiku benar-benar sudah lelah, aku merubah posisi dudukku yang tadinya menghadap loker sekarang membelakangi loker untuk menyandarkan tubuhku diloker, aku duduk dilantai meluruskan kakiku, bersandar pada loker, dan memejamkan mataku, keadaan di koridor ini sangat sepi, hanya aku seorang yang ada di koridor ini, karena sekarang sudah masuk jam pelajaran, aku merasakan kepalaku pusing sedari tadi. Tak lama aku mendengar suara langkah kaki, aku ingin membuka mataku tapi kenapa aku tidak bisa membuka mataku, aku bisa mendengar suara langkah kaki itu, dia semakin mendekat, setelah itu aku sudah tidak mendengarnya dan aku tidak ingat apapun setelah itu.

WHY?Where stories live. Discover now